Berita Internasional

Mati Mendadak, Darah Segar Keluar dari Hidung, Virus Mematikan Menyerang Kelinci di Barat Daya AS

Kelinci-kelinci liar yang hidup di tujuh negara bagian di Barat Daya AS mati dan sekarat akibat virus tersebut.

Editor: Deni Satria Budi
zoom-inlihat foto Mati Mendadak, Darah Segar Keluar dari Hidung, Virus Mematikan Menyerang Kelinci di Barat Daya AS
Mongabay.com
Ilustrasi Kelinci

Wabah ini, yang muncul di Arizona dan New Mexico satu bulan setelahnya, tidak berkaitan dengan wabah-wabah sebelumnya.

“Kami tidak tahu dari mana wabahnya berasal,” tutur Ralph Zimmerman, dokter hewan dari New Mexico. Dari Maret hingga Juni lalu saja, hampir 500 hewan di New Mexico terinfeksi.

“Kami kenal seorang pria yang memiliki 200 kelinci. Virus itu kemudian sampai di sana dan membunuh semuanya,” tambah ia.

Virus yang sulit dimusnahkan Para peneliti menyebutkan Bunny Ebola adalah virus yang tangguh dan sulit dimusnahkan. Begitu seekor hewan terinfeksi, virus akan terinkubasi sekitar tiga hari lamanya.

Beberapa kelinci mulai kehilangan nafsu makan dan energi, meski tidak ada gejala lainnya sebelum mati. Kemudian, organ tubuh kelinci seperti hati mengalami kerusakan dan darah tidak mengalir dengan baik.

Tak heran angka kematian kelinci sangat tinggi, yaitu sekitar 90 persen. Jika sempat bertahan, kelinci yang terinfeksi menjadi penyebar virus selama dua bulan lamanya. RHDV2 menyebar lewat darah, urin, dan feses.

Meski tidak menginfeksi manusia, virus ini bisa menempel pada rambut, sepatu, dan baju seseorang yang berkontak dengan kelinci.

Jika kelinci lain menyentuhnya, otomatis ia akan terinfeksi juga. Virus itu juga disebut sulit dimusnahkan, karena bisa hidup lebih dari tiga bulan dalam temperatur ruang.

Virus tersebut dapat hidup dengan temperature mencapai 50 derajat Celcius dalam waktu 1 jam dan tidak bisa dibunuh dengan udara dingin atau pembekuan.

Oleh karena virus itu berasal dari negara lain, belum ada vaksin terlisensi di AS yang bisa mencegah infeksi virus tersebut.

Beberapa rumah sakit hewan harus mengimpor vaksin dari Spanyol dan Prancis, dan membutuhkan waktu beberapa bulan lamanya.

Sumber : Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved