Ini Alasan Rektor Universitas Jambi Integrasikan 6 Fakultas
Rektor Universitas Jambi (Unja) Prof Sutrisno alasan kuat dintegrasikannya enam fakultas di Universitas Jambi.
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI-Rektor Universitas Jambi (Unja) Prof Sutrisno alasan kuat dintegrasikannya enam fakultas di Universitas Jambi.
Sutrisno menyebutkan, aspek keuangan menjadi dasar 6 fakultas, yakni Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Teknik, Fakultas Teknik Hasil Pertanian, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan fakuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) diintegrasi ke fakultas lain.
"Kenapa ini direposisi, salah satunya ya aspek keuangan. Universitas Jambi, tidak bisa menggunakan dana dari universitas untuk membiayai mulai dari Dosen, Dekan sampai sarana dan prasarana lainnya," kata Sutrisno, Senin (29/6) siang.
Hal tersebut dikarenakan, fakultas yang belum masuk dalam OTK dari Kemendikbud tidak mendapat dana dari pihak kementrian.
• SAH, Safrial Dampingi Fachrori Umar di Pilgub Jambi 2020, Dukungan PDIP Dipertanyakan
• Peringati Harganas, Wakil Wali Kota Jambi Tekankan Fungsi Keluarga
• VIDEO Jokowi Marah Saat Sidang Kabinet, Ancam Reshuffle Menteri
Lebih lanjut, Sutrisno menjelaskan, hal tersebut mengakibatkan sistem di masing-masing fakultas tersebut tidak bisa berjalan dengan maksimal, sehingga sarana dan prasarana, tenaga pengajar atau dosen tetap tidak terpenuhi secara maksimal.
"Jadi, untuk biaya bahan bakar minyak saja, itu sama sekali tidak boleh digunakan," jelas Sutrisno.
Dalam kesempatan tersebut, Sutrisno juga sempat menyinggung terkait temuan BPK di Universitas Jambi.
"Saya tidak perlu memaparkan kepada anda terkait dengan temuan BPK," kata Sutrisno, namun, dirinya tidak menyebut pasti temuan yang dimaksud.
Namun, Rektor ke delapan Unja ini mengaku bertanggung jawab penuh atas penggabungan fakultas tersebut. Dia mengatakan, sistem kurikulum dan perkuliahan dari setiap bidang ilmu fakultas tidak akan berubah.
Terkait dengan pendirian fakultas tersebut, dirinya mengakui ikut berperan dan bertanggung jawab.
"Saya akui, saya salah satu sejarah pendiri fakultas-fakultas tersebut yang sudah dirancang sejak tahun 2012. Saya ikut bertanggung jawab," terangnya.
Namun, sejak dibentuk 2013, kata Sutrisno, pihak Kementrian mengeluarkan kebijakan terkair OTK di lingkup Universitas.
"Kalau ditanya, kenapa didirikan, ya karena sebelumnya belum ada aturannya," imbuhnya.
Saat ditanya terkait status 6 fakultas tersebut, Sutrisno mengaku tidak bisa memastikan, apakah akan kembali berdiri atau tetap digabung.
• Pemkab Muarojambi Raih 4 Kali WTP Berturut-turut, Bupati Masnah Busro Janji Akan Mempertahankan
• Bagaimana Penerapan New Normal di Kota Jambi? Transmart Jambi Adakan Talkshow Seru
Pasalnya, kata Sutriano, keputusan sepenuhnya berada ditangan kementrian, sementara pihak kampus hanya sebagai pelaksana.
Dirnya mengaku, hanya bisa berupaya dan berharap pengajuan tersebut dapat diterima oleh kementrian.
"Itu bukan wewenang saya untuk memutuskan, tidak bisa dalam satu atau dua tahun kedepan saya katakan keluar, bukan, hanya Tuhan yang tahu, bagaimana nanti hasilnya," tutup Sutrisno.