Ribut Soal Kiriman Santet, Dua Kerabat di Sampang Jalani Sumpah Pocong

Gara-gara saling tuduh soal ilmu santet, dua kerabat di Sampang sepakat jalani ritual sumpah pocong.

Editor: Heri Prihartono
Capture IG/angkringanmobal
ilustrasi Sumpah Pocong 

TRIBUNJAMBI.COM, SAMPANG - Gara-gara saling tuduh soal kiriman santet, dua kerabat di Sampang sepakat jalani ritual sumpah pocong.

Keduanya sepakat untuk jalani sumpah pocong terkait polemik kiriman santet.

Ketua Takmir Masjid Madegan Hasyid Abdul Hamid mengatakan, diduga kedua belah pihak terobsesi dengan adanya sumpah pocong ini.

Jadwal Bola Malam Ini, Liga Inggris Chelsea Vs Manchester City dan Southampton Vs Arsenal

Sebab, satu tahun yang lalu salah satu warga asal Kecamatan Banyuates meninggal setelah melakukan sumpah pocong.

“Dulu itu yang meninggal si penuduh, dia meninggalnya setelah 30 hari pasca menjalankan sumpah pocong,” kata pria yang menggiring prosesi sumpah pocong tersebut.

 

Dedi Terus Diburu Polisi Gara-gara Tikam Kakak Kandung, Sejumlah Tempat Persembunyian Digeledah

Sumpah pocong kembali terjadi di Madura atas dugaan santet berujung sumpah pocong terjadi di Sampang.

Kali ini sumpah pocong dilakukan karena cekcok tuduhan mengenai dugaan ilmu santet.

Bahkan, kedua pihak masih memiliki ikatan keluarga.

Sumpah pocong kembali terjadi di Masjid Madegan Kelurahan Polagan Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura, Rabu (24/6/2020).

Zumi Zola Digugat Cerai Istrinya, Netizen Sebut Karma dari Ayu Dewi Ditinggal Pas Sayang-sayangnya

Kali ini sumpah pocong dilakukan oleh Hikmah (20) dan Suranten (60), keduanya masih memiliki ikatan keluarga asal Desa Tebanah Kecamatan Banyuates, Sampang.

Sumpah pocong dilakukan secara kesepakatan bersama lantaran keluarga kedua pihak cekcok terkait adanya tuduhan kepada salah satu pihak memiliki ilmu santet.

Hal itu bermula saat Hikmah menghadiri acara hajatan yang digelar oleh Suranten di rumahnya pada momentum bulan Syaban 2020.

Saat Virus Corona Hebohkan Dunia, Ribuan Warga Somalia Justru Mengaku tak Tahu

Setelah menghadiri hajatan, Hikmah mendapatkan sebuah bingkisan makanan yang ia makan setibanya di rumah.

“Selesai memakan berkat (bingkisan makanan) yang diperoleh dari hajatan kami, Hikmah merasa kesakitan sehingga mengadu ke orang tuanya dan langsung dilarikan ke dukun,” kata Juhari (40) selaku anak dari Suranten.

Juhari menambahkan, setelah datang dari dukun, keluarga hikmah menuduh ibu saya memiliki ilmu santet yang dikirim melalui makanan saat hajatan.

“Bahkan tuduhan ini tidak hanya satu kali melainkan, sejak puluhan tahun yang lalu orang tua saya dituduh memiliki ilmu santet,” ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved