4 Jam Mengerikan Bidan dan Perawat Disekap di Angkot, Dapat Ancaman Perkosaan dan Pembunuhan

Seorang bidan di Depok mendapat perlakukan tak menyenangkan saat naik angkutan umum.

Editor: Heri Prihartono
Kompas.com
Ilustrasi Pelecehan Seksual 

"Itu Flazz, Pak!" bantah SR.

"Kamu jangan banyak ngomong. Berapa PIN-nya?"

"Itu kartu Flazz untuk naik kereta atau busway, Pak," ujar SR.

Dilecehkan, diancam diperkosa dan dibunuh

Para perampok masih tak terima, kata SR. Mereka terus-menerus meminta nomor kartu beserta nomor PIN ATM milik SR, kendati ia betul-betul tak membawanya.

"Kamu jangan bohong!" gertak perampok.

"Demi Allah, Pak," jawab SR.

"Jangan bawa-bawa nama Allah! Ngomong enggak?" balas perampok itu.

Kehabisan akal, para perampok tak hanya mengancam secara verbal. Perampok itu langsung coba melecehkan kedua perempuan secara seksual. SR dan RP refleks menangkis tangan mereka.

"Kepada saya dia bilang, 'Diam enggak!'. Kemudian perut saya digunting," kata SR.

"Kalau teman saya dia langsung teriak. Habis teriak, terus perampok itu langsung memukul terus bilang, 'Diam, makanya nurut!'"

"Akhirnya kita takut sampai diancam dengan bahasa tidak sopan, seperti akan diperkosa sampai dibunuh," ungkapnya.

SR tak ingat persis bagaimana kedua perampok itu mengendurkan ancaman. Yang ia ingat, ia sempat bilang kepada perampok itu bahwa PIN ATM-nya sama dengan RP, walaupun kartu yang ia bawa adalah kartu Flazz.

Tentu saja, upaya perampok mengakses saldo rekening SR di ATM menggunakan kartu Flazz gagal total.

Mereka akhirnya dilepaskan sekitar pukul 02.00 WIB di Jalan Mayor Oking, di jalan kecil yang dikelilingi kebun.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved