Produksi Alat Tes PCR, Tekan Biaya Tes Virus Corona Dalam Negeri? Berapa Biaya Tes Covid-19?

Bahkan, melalui Bio Farma, PCR diproduksi sebanyak 50 ribu per minggu, artinya 200 ribu produksi PCR per bulan.

Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @jokowi
Alat tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis Covid-19 saat ini telah diproduksi di dalam negeri oleh BUMN Bio Farma 

Sementara itu akurasinya diklaim mencapai 95 persen hanya dalam waktu 15 menit.

Alat tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis Covid-19 saat ini telah diproduksi di dalam negeri oleh BUMN Bio Farma
Alat tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis Covid-19 saat ini telah diproduksi di dalam negeri oleh BUMN Bio Farma (Instagram @jokowi)

Tapi ada juga yang menjual dengan harga Rp 900.000 per buahnya.

Rata-rata harga alat rapid test di bawah Rp 1 juta.

Sementara itu untuk tes PCR dan swab harganya lebih mahal, mencapai jutaan rupiah.

Dilansir Kompas.com (1/6/2020), di RS Universitas Indonesia salah satunya, biaya pemeriksaan tes swab termasuk PCR adalah Rp 1.675.000 sudah termasuk biaya administrasi.

Di Riau, harga tes swab per orang Rp 1,7 juta. Harga tersebut merupakan tes swab mandiri di RSUD Arifin Achmad.

Dilansir Kompas.com, (2/6/2020), harga tersebut menurut Juru Bicara Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi adalah yang termurah dibanding harga di daerah lain.

Sementara itu di Makassar ada yang menjual tes swab seharga Rp 2,4 juta, yaitu di RS Stellamaris seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (17/6/2020).

Belum ada HET rapid test

Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menjelaskan tingginya harga tes Covid-19 dikarenakan pemerintah belum menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Pihaknya menerima banyak laporan dari masyarakat tentang mahalnya harga tes seperti rapid test, PCR, dan swab.

"Seharusnya pemerintah dalam hal ini Kemenkes, segera menetapkan HET rapid test. Sehingga konsumen tidak menjadi obyek pemerasan dari oknum dan lembaga kesehatan tertentu dengan mahalnya rapid test," ujar dia.

Dia mengatakan, masyarakat sebagai konsumen perlu kepastian harga.

Selain mengatur HET pemerintah juga perlu mengatur tata niaganya.

Dihubungi terpisah Kepala Bidang Media dan Opini Publik Kemenkes Busroni mengatakan pemerintah belum menetapkan HET hingga saat ini.

"Belum ada sampai saat ini," ujarnya pada Kompas.com, Sabtu (20/6/2020).

Lanjutnya, jadi masing-masing instansi bisa menentukan harganya sendiri.

(Sumber: Kompas.com/Mela Arnani, Hendra Cipto, Idon Tanjung | Aprillia Ika, Virdita Rizki Ratriani, Dony Aprian, Kompas TV, Sumber Lain)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved