Bepanau dan Nukik, Meretas Jalan Emansipasi Perempuan di Kelompok Orang Rimba Jambi
Dua orang gadis muda rimba, Bepanau (13) dan Nukik (14), yang terdaftar sebagai murid SDN 191 Air Panas
Seiring waktu anak-anak juga mulai diizinkan untuk sekolah sekitar tahun 2002, tetapi hanya yang laki-laki saja.
Anak-anak laki-laki kemudian sekitar tahun 2004 mulai masuk ke sekolah formal dengan format penyetaraan kelas, jadi tidak mengulang dari kelas 1. Sementara anak perempuan belum diizinkan.
Tahun 2006 anak perempuan mulai diizinkan sekolah, tetapi hanya di dalam rimba dan bersama fasilitator pendidikan Warsi yang perempuan saja. Butuh waktu yang panjang, sampai akhirnya perempuan bisa masuk ke sekolah formal.
“Bepanau dan Nukik boleh disebut anak rimba perempuan perdana yang masuk sekolah formal,” kata Yohana.
Kehadiran anak perempuan rimba Bukit Duabelas dibangku sekolah ini, bisa menjadi tonggak untuk pemerataan pendidikan bagi seluruh anak Indonesia.
“Untuk itulah kami berjuang supaya mereka bisa ikut ujian kenaikan kelas,” kata Yohana.
Sebelumnya anak terdapat sembilan anak rimba yang ikut ujian kenaikan yaitu Besimbur, Nyeser dan Nukik murid kelas 1, Pengarang Gading dan Bepanau kelas 2, Bepuncak kelas 3, Bekaram kelas 4, Besati dan Ceriap kelas 5.
Ujian dimulai sejak Senin (15/6). Kebijakan pihak sekolah SD 191 Air Panas, soal ujian diambil oleh pendamping ke sekolah dan peserta didik mengerjakannya dari rumah.
Anak-anak rimba ini orang tuanya tinggal di dalam rimba, maka pengerjaan soal ujian dilakukan di kantor lapangan KKI Warsi di Desa Bukit Suban.
Fasilitator pendidikan yang mendampingi anak-anak untuk menyelesaikan soal ujian. Setelah selesai mengerjakan soal ujian, fasilitator pendidikan juga yang kemudian mengantarkan kembali lembar jawaban ke sekolahnya.
Hasil ujian anak-anak ini akan diantarkan ke sekolah besok (20/6) sesuai dengan tenggat yang diberikan oleh pihak sekolah. (*)
• Menyuarakan Kelompok Orang Rimba yang Terpinggirkan di Jambi
• Melihat Anak Rimba Mengikuti Ujian Kenaikan Kelas di Tengah Pandemi Covid-19