Harga Obat Berbasis Dexamethason Dijual Tak Sampai Rp 100 Ribu, Dipercaya Ampuh Obati Virus Corona
Deksametason ( Dexamethasone), obat perawatan steroid dosis rendah, adalah terobosan besar dalam perang melawan virus mematikan itu.
TRIBUNJAMBI.COM, LONDON - Para pakar kesehatan di Inggris telah menemukan obat murah yang telah tersedia di pasaran untuk membantu menyelamatkan nyawa pasien akibat virus corona.
Deksametason ( Dexamethasone), obat perawatan steroid dosis rendah, adalah terobosan besar dalam perang melawan virus mematikan itu.
Obat ini adalah bagian dari percobaan terbesar yang pernah terjadi di dunia yang menguji apakah ini juga bekerja untuk virus corona.

Dexamethasone telah digunakan sejak awal 1960-an untuk mengobati berbagai kondisi, seperti rheumatoid arthritis dan asma.
Percobaan yang telah dilakukan para pakar membuktikan, obat ini bisa mengurangi risiko kematian hingga sepertiga dari pasien yang telah menggunakan ventilator.
Bagi mereka yang menggunakan oksigen, bisa mengurangi kematian hingga seperlima.
• Dexamethasone Terbukti Mampu Selamatkan Nyawa Pasien Virus Corona, Daftar Obat Dijual di Indonesia
• 10 Tahun Menderita Stroke, Syarkawi Butuh Uluran Tangan Dermawan
Seandainya obat itu digunakan untuk mengobati pasien di Inggris sejak awal pandemi, hingga 5.000 nyawa bisa diselamatkan, kata para peneliti.
Dan ini bisa sangat bermanfaat di negara-negara miskin yang memiliki jumlah pasien Covid-19 yang tinggi, karena harganya yang murah dan mudah didapat.
Harga Obat Berbasis Dexamethasone
Dalam uji coba yang dipimpin oleh tim dari Universitas Oxford, sekitar 2.000 pasien rumah sakit diberikan deksametason dan lebih dari 4.000 pasien lainnya tidak diberikan obat itu.
Untuk pasien yang menggunakan ventilator, deksametason mengurangi risiko kematian dari 40% menjadi 28%.
Untuk pasien yang membutuhkan oksigen, itu mengurangi risiko kematian dari 25% menjadi 20%.
Kepala penyelidik Prof Peter Horby mengatakan: "Ini adalah satu-satunya obat sejauh ini yang telah terbukti mengurangi angka kematian. Dan itu berhasil mengurangi secara signifikan.
"Ini adalah terobosan besar," kata Horby seperti dikutip BBC, Selasa (16/6).
Peneliti utama, Prof Martin Landray mengatakan, temuan ini bisa menggambarkan satu nyawa bisa diselamatkan dari:
- setiap delapan pasien dengan ventilator
- setiap 20-25 pasien yang dirawat dengan oksigen