Virus Corona
TERBARU China Sukses Uji Coba Vaksin Virus Corona ke Manusia, 90 % Partisipan Respon Positif
- Ilmuwan China mengklaim mereka telah berhasil mengembangkan Vaksin Virus Corona yang diberi nama Coronavac.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA-- Ilmuwan China mengklaim mereka telah berhasil mengembangkan Vaksin Virus Corona yang diberi nama Coronavac.
Penelitian terbaru virus corona membawa kabar menggembirakan gembira terkait wabah Coronavirus atau Covid-19.
Coronavac diproduksi oleh perusahaan obat-obatan di Beijing, China, Sinovac Biotech Ltd.
• Soeharto Marah di Meja Biliar setelah Dikasih Tahu Jenderal Kopassus, Ingatkan Bisnis Anak-anak
• Spoiler Drama Korea VIP Episode 11 Tayang Nanti Malam di Trans TV Selasa, 16 Juni 2020
• Sambut New Normal Luminor Hotel Jambi Sediakan Healthy Package
Vaksin Covid-19 ini telah diujicobakan kepada manusia dan hasilnya sangat menggembirakan karena antibodi 90 % partisipan merespon positif setelah diberi vaksin ini.
Indonesia melalui Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, Jawa Timur, juga menjalin kerja sama dengan China untuk mengembangkan vaksin corona di Indonesia.
Dailymail memberitakan, Sinovac Biotech Ltd, yang berbasis di Beijing, mengatakan bahwa imunisasinya aman dan mampu memicu respons imun.
Vaksin, yang disebut CoronaVac, menginduksi antibodi penetralan pada lebih dari 90 persen peserta uji coba dua minggu setelah mereka menerima suntikan.
• Sambut New Normal Luminor Hotel Jambi Sediakan Healthy Package
Terlebih lagi, tidak ada pasien yang melaporkan efek samping yang parah, menurut siaran pers perusahaan tersebut, kemarin.
Uji coba, yang dilakukan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Jiangsu di China timur itu, dilakukan secara acak dan dilakukan pengontrolan yang ketat.
Ilmuwan China mengklaim telah berhasil mengembangkan Vaksin Virus Corona setelah dalam uji coba ke manusia, 90 persen partisipan memberikan respon antibodi yang baik.
Vaksin diproduksi Sinovac Biotech yang berbasis di Beijing, China, dan produknya diberi nama CoronaVac.
Vaksin ini menunjukkan imunogenisitas dan keamanan yang baik. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 130 upaya global untuk mengembangkan vaksin melawan COVID-19. (dailymail)
• Kondisi Sebenarnya Asmirandah yang Disebut Pailit, Ternyata Kerajaan Bisnisnya Gede
• Usai Dipecat Dari Partai Demokrat, Subur Sembiring Dilaporkan ke Polisi Terkait UU ITE
Sejauh ini, 743 peserta sehat berusia antara 18 hingga 59 tahun telah menerima suntikan pada dua jadwal atau plasebo.
Dari total itu, 143 relawan berpartisipasi dalam Fase I, menguji keamanan imunisasi, yang merupakan jenis virus yang mati.
Orang dewasa yang tersisa berada di Fase II, melihat apakah antibodi akan dipicu setelah diberikan dua suntikan dalam 14 hari.
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan kelompok lain dalam penelitian ini akan diberi suntikan pada interval 28 hari untuk melihat apakah itu lebih efektif.
"Studi Fase I / II kami menunjukkan CoronaVac aman dan dapat memicu respons kekebalan," kata CEO Sinovac, Weidong Yin, dalam sebuah pernyataan.
• Mayoritas Senator DPD RI Tolak RUU HIP, LaNyalla: Kami Bentuk Tim Kerja
Weidong Yin menambahkan, "Kami menyimpulkan studi klinis Fase I / II kami dengan hasil yang menggembirakan ini adalah tonggak penting lain yang telah kami raih dalam perjuangan melawan COVID-19."
Weidong mengatakan, Sinovac telah mulai membangun fasilitas manufaktur untuk bersiap mulai membuat dosis jika percobaan lebih lanjut menunjukkan keberhasilan dan jika vaksin disetujui.
"Seperti halnya vaksin kami yang lain, kami berkomitmen untuk mengembangkan CoronaVac untuk penggunaan global sebagai bagian dari misi kami menyediakan vaksin untuk menghilangkan penyakit manusia," katanya.
Sinovac sedang bersiap untuk segera menyerahkan hasil Tahap II dan rencana untuk uji coba Tahap III ke Administrasi Produk Medis Nasional China serta aplikasi untuk uji coba Tahap III di negara-negara internasional.
Pekan lalu, perusahaan mengumumkan bahwa mereka bermitra dengan Instituto Butantan yang berbasis di São Paulo untuk memulai uji coba CoronaVac Fase III di Brasil.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 130 percobaan di seluruh dunia dalam berbagai tahap pengembangan untuk vaksin melawan COVID-19.
Sinovac adalah satu dari lima perusahaan China yang telah mencapai pengujian manusia, langkah terakhir sebelum disetujui untuk distribusi publik.
Moderna juga mengumumkan bulan ini bahwa mereka telah menyelesaikan protokol untuk uji klinis fase III dari vaksin COVID-19, yang diharapkan akan dimulai pada bulan Juli.
• Kenapa Tiba-tiba Novel Baswedan Ingin 2 Terdakwa Kasusnya Dibebaskan?
Vaksin Corona di Indonesia
Bagaimana perkembangan vaksin corona di Indonesia?
The Jakartapost melaporkan, peneliti dan pihak berwenang Indonesia telah meyakinkan bahwa pengujian vaksin COVID-19 pada hewan dan manusia akan memenuhi standar etika dan menjalani prosedur yang ketat.
Hal ini karena organisasi-organisasi hak hewan keberatan dengan pengujian hewan dalam merumuskan vaksin.
Indonesia sedang berusaha mempercepat pengembangan vaksin Covid-19 lokal.
Ada konsorsium yang melibatkan antara lain, perusahaan farmasi milik negara PT Bio Farma dan Institut Eijkman untuk Molekul Biologi.
• Usai Cabuli Ibu Rumah Tangga, Seorang Pemuda Sebar Foto Bugil Korban Karena Tak Diberi Uang
Konsorsium ini telah menyelesaikan urutan genom lengkap dari sampel coronavirus dari Indonesia pada awal Mei 2020, sebagai bagian dari tahap awal pengembangan vaksin.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan para peneliti harus menjelaskan penelitian mereka dengan jelas dan objektif kepada subyek manusia mereka, yang harus memberikan persetujuan sebelum melanjutkan uji coba.
Prototipe vaksin juga harus melalui uji coba hewan untuk mencegah efek buruk pada manusia dan memastikan keamanan dan efektivitas vaksin.
Universitas Airlangga Kerja Sama dengan China
Sukses China meneliti vaksin membuat Indonesia kini menjalin kerja sama dengan negeri tirai bambu tersebut dalam pengembangan vaksin Covid-19.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah melalui Lembaga Biomolekuler Eijkman dan Universitas Airlangga juga terus berupaya menggelar serangkaian penelitian untuk menemukan vaksin tersebut.
Penelitian yang dilakukan Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga menyesuaikan dengan karakter Virus Corona yang menyebar di Indonesia.
"Upaya untuk mengembangkan vaksin juga melalui kerja sama bilateral dengan pemerintah China melalui perusahaan Sinovac," kata Wiku saat menyampaikan keterangan pers di hadapan media luar negeri di kanal youtube Sekretariat Presiden, Kamis (11/6/2020).
• Putera Papua Pertama Peraih Bintang Tiga, Letjen Joppye Pernah Dibawa Lari Agar Tak Terkena Peluru
"Sejumlah penelitian yang dilakukan Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga menyesuaikan dengan karakteristik Virus Corona di Indonesia," lanjut dia.
Sebelumnya, Wakil Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof Herawati Aru Sudoyo menyampaikan bahwa LBM Eijkman ikut serta dalam menemukan dan membuat vaksin Covid-19.
Hera menyebutkan, sambil menunggu ketersediaan vaksin, semua elemen masyarakat harus tetap menerapkan protokol hidup sehat, serta menjaga jarak dan interaksi sosial.
Sampai saat ini sudah ada 115 kandidat vaksin dari seluruh dunia untuk Covid-19. Delapan di antaranya siap untuk uji klinik, dan dua sudah siap untuk diuji di Indonesia.
• Diskon Mobil Baru Mulai Rp 12 Juta Buat Daihatsu Ayla, Rp 50 Juta untuk Fortuner
Apa jenisnya?
Pakar penyakit menular China Dr Zhong Nanshan menyebut vaksin virus corona dari negaranya kemungkinan bisa digunakan untuk penggunaan darurat dalam beberapa bulan mendatang atau sekitar awal September.
Sebuah laporan pemerintah 'Fighting COVID-19: China in Action' mengungkap setidaknya lima vaksin yang dikembangkan oleh ilmuwan China sedang menjalani tahap uji coba pada manusia.
Mengutip CGTN, dalam laporan tersebut dituliskan peneliti China tengah berlomba dengan waktu untuk mengembangkan vaksin dengan lima rute teknis seperti vaksin tidak aktif, vaksin asam nukleat, vaksin protein rekombinan, vaksin vektor adenovirus, dan vaksin menggunakan virus influenza yang dilemahkan sebagai vektor.
• China Sukses Uji Coba Vaksin Virus Corona ke Manusia, 90% Partisipan Respon Positif
Adapun vaksin buatan China yang sudah memasuki tahap uji coba ke manusia antara lain:
-Non-replicating viral vector vaccine yang dikembangkan CanSino Biological.
-Inactivated vaccine yang dikembangkan Wuhan Institute of Biological Products.
-Inactivated vaccine yang dikembangkan Beijing Institute of Biological Products
-Inactivated vaccine yang dikembangkan Sinovac
Sebelumnya, Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China Gao Fu mengatakan vaksin corona yang saat ini berada di fase 2 atau fase 3 uji klinis kemungkinan dapat tersedia ketika terjadi gelombang kedua wabah COVID-19.
"Kami berada di garis depan untuk pengembangan vaksin, dan kami mungkin memiliki vaksin yang siap untuk penggunaan darurat pada bulan September," kata Gao dikutip dari CNBC.
"Vaksin yang baru dikembangkan ini, yang masih dalam uji klinis fase dua atau fase tiga, dapat digunakan untuk beberapa kelompok khusus, misalnya petugas kesehatan," lanjutnya.
Jokowi Targetkan Peneliti Indonesia Produksi Vaksin Covid-19 pada Akhir Tahun 2020
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para peneliti di Indonesia segera menemukan vaksin Covid-19.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy seusai rapat terbatas, Kamis (4/6/2020).
"Terkait vaksin, Indonesia harus mandiri. Target Indonesia bisa memproduksi akhir tahun ini."
"Sehingga tadi Presiden menginstruksikan peneliti kita untuk mencari, menemukan vaksin untuk digunakan Indonesia sendiri," kata Muhadjir Effendy.
Meski terdapat 147 lembaga di dunia yang saat ini sedang menyusun vaksin, menurut Muhadjir Effendy, lembaga tersebut akan memprioritaskannya untuk negaranya sendiri.
• Kritik Tentang Penyiram Air Keras ke Novel Baswedan, Bintang Emon Dituding Pakai Narkoba, Ternyata?
"Sementara kita punya 270 juta warga, sehingga mau tidak mau tidak mungkin mengandalkan impor."
"Jadi harus siap-siap melakukan riset vaksin untuk Indonesia sendiri," tuturnya.
Selain itu, menurut Muhadjir Effendy, Presiden juga meminta alat untuk mengambil sampel di tenggorokan sebagai bagian dari tes Polymerase Chain Reaction (PCR) bisa diproduksi di dalam negeri.
Saat ini pengadaan alat tersebut masih mengandalkan dari negara lain.
"Ada satu hal yang harus diselesaikan Pak Menristek, yaitu coloknya untuk hidung dan tenggorokan belum produksi, padahal PCR sudah bisa."
"Karena itu tadi Bapak Presiden meminta itu untuk dipenuhi, sehingga tidak lama kita bisa menggunakan PCR dalam negeri sendiri yang kualitasnya sudah teruji secara medis," bebernya.
• Kritik Tentang Penyiram Air Keras ke Novel Baswedan, Bintang Emon Dituding Pakai Narkoba, Ternyata?
Sebelumnya, Ketua Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengajak masyarakat tak menunggu vaksin jika ingin tak tertular Covid-19.
Menurut Wiku, pembuatan vaksin butuh waktu lama.
"Sebenarnya kita enggak usah tunggu-tunggu itu."
"Yang paling penting pendekatan preventif, itu sebenarnya ada di diri kita masing-masing adalah mencegah saja," kata Wiku di BNPB, Selasa (2/6/2020).
Menurut Wiku, tindakan preventif yang bisa dilakukan sekarang adalah tetap mengacu pada protokol kesehatan yang sudah berulang kali disampaikan oleh pemerintah.
"Praktikkan saja itu secara disiplin, baik individu maupun disiplin secara kolektif."
• Sekolah di Zona Hijau Bisa Dibuka Kembali, Gugus Tugas Ingatkan Tetap Patuhi Protokol Kesehatan
"Kita selalu mengingatkan orang, orang mengingatkan kita," lanjutnya.
Jika itu sudah dilakukan secara disiplin, kata Wiku, maka setiap orang bisa produktif dan aman dari Covid-19.
"Hal yang paling penting soal imunitas, jangan panik."
"Kalau kita tahu, saya kembali ulangi lagi, kenali musuhmu, kenali dirimu, seribu kali kau perang, seribu kali kau menang."
"Jadi kalau kita sudah tahu caranya virus itu bekerja, dia akan bingung sendiri virusnya."
"Jadi kalau kita sudah begitu, enggak panik, imunitas kita naik, dan bisa saja kita mampu dan semisal kita terinfeksi, kita bisa melawannya dan kita tetap sehat," papar Wiku.
Sebelumnya, pemerintah terus berupaya keras dan berharap puncak pandemi Covid-19 akan segera menurun.
Namun demikian, beberapa ahli mengatakan ketika kasusnya sudah turun, tidak berarti langsung landai atau langsung nol, melainkan masih bisa fluktuatif.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Kamis (7/5/2020).
"Ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi dan seterusnya."
"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," kata Jokowi.
• Putera Papua Pertama Peraih Bintang Tiga, Letjen Joppye Pernah Dibawa Lari Agar Tak Terkena Peluru
Menurut Presiden, Indonesia beruntung karena sejak awal pemerintah memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, bukan karantina wilayah atau lockdown.
PSBB adalah pembatasan kegiatan di tempat umum atau di fasilitas umum dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak antar-orang.
"Artinya, dengan PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas, tetapi memang dibatasi."
"Masyarakat juga harus sadar membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar."
"Saya melihat di beberapa daerah dari informasi yang saya terima, jalannya sepi tetapi di kampungnya masih berkerumun ramai."
"Di kampungnya masih banyak yang bergerombol ramai."
"Padahal interaksi fisik itu harus dikurangi, harus jaga jarak, harus bermasker, harus sering cuci tangan sehabis kegiatan," tuturnya.
Upaya tersebut harus terus dilakukan untuk menghambat penyebaran Covid-19.
Tetapi, kepala negara juga ingin agar roda perekonomian tetap berjalan.
Untuk itu, masyarakat masih bisa beraktivitas secara terbatas, tetapi harus disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan.
• Kerap Unggah Foto Terbuka, Dinar Candy Ngaku Sempat Gagal Nikah Karena Itu
"Sekali lagi ingin saya tegaskan, yang utama adalah ikuti dengan disiplin protokol kesehatan."
"Silakan beraktivitas secara terbatas, tetapi sekali lagi ikuti protokol kesehatan."
"Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga, serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur," paparnya.
400 Juta Dosis Vaksin
Sementara itu, AstraZeneca telah mencapai kesepakatan dengan Aliansi Vaksin Inklusif Eropa (IVA), yang dipelopori Jerman, Prancis, Italia dan Belanda, untuk memasok 400 juta dosis vaksin Covid -19.
Vaksin produksi AstraZeneca-University of Oxford Inggris ini akan dikirim pada akhir tahun 2020 .
Dengan perjanjian hari ini, IVA bertujuan untuk mempercepat pasokan vaksin dan membuatnya tersedia untuk negara-negara Eropa lainnya yang ingin berpartisipasi dalam inisiatif ini.
IVA berkomitmen untuk menyediakan akses yang adil ke semua negara yang berpartisipasi di seluruh Eropa.
Adrian Kemp, Sekretaris Perusahaan AstraZeneca, dalam website resminya menyebutkan, AstraZeneca terus membangun sejumlah rantai pasokan secara paralel di seluruh dunia, termasuk untuk Eropa.
Perusahaan berusaha untuk memperluas kapasitas produksi lebih lanjut dan terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan lain dalam rangka memenuhi komitmennya untuk mendukung akses ke vaksin tanpa keuntungan selama pandemi.
Pascal Soriot, Kepala Eksekutif, mengatakan: "Perjanjian ini akan memastikan bahwa ratusan juta orang Eropa memiliki akses ke vaksin Universitas Oxford setelah mendapat persetujuan."
Perusahaan ini akan mulai berproduksi dan berharap dapat membuat vaksin tersedia secara luas dan cepat.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Jerman, Prancis, Italia dan Belanda atas komitmen dan tanggapan cepat mereka," katanya.
Perusahaan baru-baru ini menyelesaikan perjanjian serupa dengan Inggris, AS, Koalisi untuk Kesiapsiagaan Epidemi Inovasi dan Gavi Aliansi Vaksin untuk 700 juta dosis.
Selain itu, perusahaan juga menyetujui lisensi dengan Serum Institute of India untuk penyediaan tambahan satu miliar dosis, terutama untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Total kapasitas produksi saat ini berdiri di dua miliar dosis.
Universitas Oxford bulan lalu mengumumkan dimulainya uji coba AZD1222 Fase II / III di Inggris pada sekitar 10.000 sukarelawan dewasa.
Uji coba tahap akhir lainnya akan dimulai di sejumlah negara.
AstraZeneca mengakui bahwa vaksinnya mungkin tidak berfungsi tetapi berkomitmen untuk mengembangkan program klinis dengan cepat dan meningkatkan produksi yang berisiko. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul KABAR Gembira, China Sukses Uji Coba Vaksin Virus Corona ke Manusia, 90 % Partisipan Respon Positif