Rob di Wilayah Pesisir Terus Terjadi, Ibu Muda Ini Menari di Depan Rumah Yang Terendam Air

Bukan lagi sebuah hal yang mengherankan bagi warga Demak Jawa Tengah saat pemukiman penduduk di wilayah pesisir kembali dilanda banjir pasang laut

Editor: Rahimin
dokumentasi Mentari Isnaini
Mentari Isnaini (27) saat mengelar pertunjukan tarian rob di rumahnya Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJAMBI.COM - Bukan lagi sebuah hal yang mengherankan bagi warga Demak, Jawa Tengah saat pemukiman penduduk di wilayah pesisir kembali dilanda banjir pasang laut atau rob yang besar.

Perubahan garis pantai secara signifikan sudah terpantau hingga mencapai 5 kilometer ke daratan. Dampaknya, sebuah desa sudah tenggelam dan puluhan lainnya terancam mengalami nasib serupa.

Tanda-tandanya adalah adanya gelombang pasang yang secara rutin menyambangi pemukiman penduduk di pesisir wilayah Kecamatan Sayung, hingga Wedung, Kabupaten Demak Jawa Tengah.

Sudah tak terhitung lagi upaya yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi fenomena alam yang merugikan hidup warga.

Densus 88 Tangkap Dua Otak Pelaku Penyerangan Mapolsek Daha Selatan Yang Tewaskan Satu Polisi

Ojol Ini Bikin Risa Saraswati Merinding, Cerita Pernah Antar Penumpang yang Ternyata Sudah Meninggal

Hasil Survei Indikator Politik, Elektabilitas Partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri Menurun Drastis

Mulai dari pengurasan dengan pompa, rencana pembangunan tanggul laut, relokasi warga maupun penimbunan tanah supaya permukaan lantai rumah menjadi kering semua sudah dilakukan. Tetapi tampaknya sia-sia, sebab makin hari rob yang datang saat saat tertentu makin besar dan arusnya makin deras.

Di tengah berbagai wacana penanggulangan rob Demak, masyarakat dibuat terpana ketika seorang seniman asal Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah menggelar pertunjukan tari kontemporer di tengah banjir rob yang melanda kampungnya.

Mentari Isnaini, (27) mahasiswi S2 seni tari di sebuah perguruan tinggi di Jawa Tengah ini menyatakan keprihatinan dan membuat rekam jejak atas bencana rob dengan caranya sendiri. Kostum dan make up minimalis terasa pas ketika perempuan kelahiran Demak, 6 Maret 1993 ini melenggak lenggok di dalam genangan air berlumpur setinggi lututnya.

Sesekali ia hentakkan sampur merah dengan tubuh kuyup terendam air laut yang betah menggenang di sekitar rumahnya. Tubuh dan jiwanya bergerak seirama. Berteriak dalam diam. Melengkingkan permohonan pada sang pencipta. Melolongkan pertanyaan 'kenapa' dan 'bagaimana' bisa terjadi bencana dalam hidup mereka.

Mentari memberi judul tari itu dengan ' Rob Sayung 13 Mei'. Tepat di hari itu, saat orang sedang khusyu menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, rob datang dengan ketinggian dan arus deras yang lebih dari sebelumnya. Air menggenang di dalam rumah mereka setinggi 1 meter.

Perabot terendam dan banyak yang rusak. Selama hampir 1 bulan, tidur mereka tak tenang karena semua permukaan rumah dipenuhi air keruh dan berbau amis dan busuk.

"Saya hanya ingin bertanya, kita diperintahkan untuk stay at home. Sedangkan rumah terendam rob. Bagaimana ini? " ucap Mentari saat diwawancarai Kompas.com, Minggu (7/6/2020).

2 Tahun Jadi Janda, Qory Sandioriva Dinikahi Pilot, Hubungan Suami Baru dengan Sang Mantan Disorot

Walau Angka Covid-19 Masih Tinggi, Gubernur Jatim Penuhi Permintaan Risma Untuk Akhiri PSBB

Anak Dibakar Ayah, karena Ngotot Mau Keluar Rumah Tapi Tidak Mau Dengar Nasehat Ibu

Mentari sadar jika sejak kecil pun ia sudah akrab dengan rob. Tapi tak pernah sebesar ini. Dan perempuan beranak satu ini juga sadar bahwa ada hal lain yang bisa dilakukannya untuk menyikapi bencana rob. Tanpa harus demonstrasi maupun audiensi terhadap pemerintah.

Dengan dukungan penuh dari suaminya yang seorang seniman lukis, ibu muda itu tahu harus menginspirasi masyarakat dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Selain menghujat dan meminta bantuan materi, ada hal positif yang bisa dilakukan masyarakat di tengah bencana rob dan pandemi Covid-19.

Mentari tak menyalahkan siapapun. di benaknya hanya ada sebuah doa dan harapan yang dipresentasikan dalam tari kontemporer di tengah banjir rob. "Kelak akan datang dimana kami dapat kembali menghirup udara di bawah pepohonan rindang dan mencium aroma hijau persawahan, " harapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prihatin Rob Terus Terjadi, Ibu Muda Menari di Genangan Air

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved