Berita Internasional
Korea Utara Kirim Ancaman ke Negara Tetangga, Mulai Rencanakan agar Korea Selatan Menderita
Korea Utara (Korut) rupanya sedang berencana membuat tetangganya Korea Selatan (Korsel) menderita.
TRIBUNJAMBI.COM - Korea Utara (Korut) rupanya sedang berencana membuat tetangganya Korea Selatan (Korsel) menderita.
Padahal Korea utara mengancam akan menutup kantor penghubung antara Korea Utara- Korea Selatan di perbatasan, juga membatalkan perjanjian militer serta proyek lainnya.
Sebelumnya, Korea Utara mengirim ancaman kepada Korea Selatan melalui pernyataan Kim Yo Jong, adik dari pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.
• Dilarang Berpergian Saat Darurat Corona, Suami Istri di Korea Utara yang Kabur Ditembak Mati
• Kim Jong Un Muncul Bersama Petinggi Militernya, Bahas Soal Perang Nuklir dan Pasukan Bersenjatanya
Dia mengatakan bahwa mereka akan mengancam membatalkan perjanjian militer dan menutup kantor penghubung di perbatasan jika Korsel gagal membatasi aktivitas para pembelot Korut yang menyebar pesan propaganda anti-Pyongyang di perbatasan.
Pihak Korsel pasca-ancaman itu langsung merespons bahwa mereka akan membuat undang-undang yang akan membatasi pergerakan aktivis serta pembelot Korut di perbatasan.
Namun, UU itu tampaknya memicu perdebatan tentang potensi pelanggaran kebebasan berekspresi di Korsel.
• Menggembirakan, Kasus Sembuh Covid-19 di Indonesia Hampir Tembus 10 Ribu, Total Jumlahnya 9.907
• Terbaru, Hasil Tes Covid-19 di Liga Inggris Nol Kasus, Liga Premier Segera Bergulir Tanpa Penonton
Dilansir media Perancis, AFP, Juru bicara Departemen Unifikasi Korea Utara pada Jumat (5/6/2020) mengatakan,
"Pertama-tama, kami tentu akan menarik kantor penghubung Utara-Selatan."
Pernyataan itu dilansir oleh Kantor Berita Pusat Korea. Penutupan kantor penghubung itu menyusul beberapa tindakan untuk menghukum Seoul, imbuh juru bicara itu.
"Kami sedang memulai sesuatu yang akan melukai sisi Selatan, sesegera mungkin kami akan membuat mereka menderita."
Seorang pejabat dari kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan, kampanye selebaran yang dilakukan pembelot dan aktivis itu "lebih punya sisi berbahaya daripada baiknya".
Sejauh ini, operasi di kantor penghubung Utara-Selatan telah ditangguhkan akibat wabah virus corona.
Sumber : Kompas.com