Inilah Inggit Garnasih, Istri Presiden Soekarno yang Lebih Memilih Cerai Daripada Dimadu
Menjadi orang nomor satu sejak berdirinya Indonesia bukanlah jadi hal mudah bagi Soekarno.
TRIBUNJAMBI.COM - Menjadi orang nomor satu sejak berdirinya Indonesia bukanlah jadi hal mudah bagi Soekarno. Selain karena kegigihannya tersebut, Soekarno juga disegani oleh publik luas saat itu.
Hal ini karena semangat nasionalismenya, ditambah parasnya yang rupawan serta kharismatik. Tak heran bila kisah-kisah cinta proklamator yang lahir 6 Juni 1901 dengan nama Kusno itu juga menjadi cerita yang menarik.
Bung Karno diketahui menikah dengan 9 istri di antaranya Siti Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, Kartini Manoppo dan Herdy Djafar.
• Dicopot Dari Posisi Komisaris Utama PT Adhi Karya, Jubir Presiden Fadjroel Dapat Posisi Baru di BUMN
• Kesal Tak Diberi Uang, Seorang Pria di Cianjur Nekat Bakar Kakak Kandungnya
• Anak Bungsunya Positif Covid-19, Gubernur Bangka Belitung Batalkan Penerbangannya
Namun sosok yang mendampingi Soekarno pada masa-masa susah sebelum kemerdekaan adalah Inggit Garnasih. Inggit, menikah dengan pemuda Soekarno setelah bercerai dengan Haji Sanusi.
Sedangkan Soekarno saat itu mahasiswa TH di Bandung juga menceraikan Oetari, putri dari HOS Cokroaminoto.
Keduanya menikah pada tahun 1923, saat itu usia Inggit lebih tua 12-13 tahun. Namun dalam surat nikah disebutkan, Soekarno berusia 24 tahun dan Ny Garnasih, janda empat bulan, berusia 23 tahun.
Dalam kartu penduduknya dan batu nisannya tercatat tanggal lahirnya 17 Februari 1888. Tetapi seperti kebanyakan penduduk Indonesia saat itu, tidak banyak yang mencatat tanggal kelahirannya.
Meskipun demikian, yang bisa dipasti-kan adalah, Inggit lahir pada hari Sabtu.
Dikutip dari Harian Kompas, 10 Nevemer 1997, pasangan Inggit Garnasih yang dipanggil Soekarno dengan julukan "Enggit" dan Soekarno dengan panggilan "Kusno", melewati saat-saat paling sulit pada awal perjuangan merebut kemerdekaan.
Sejarah mencatat, Soekarno beberapa kali dijebloskan ke penjara lalu dibuang ke Flores dan Bengkulu. Namun sejarah tidak pernah mencatat, bagaimana "Enggit" tetap setia mendampingi suaminya dan memberinya semangat.
• 2 WNI Nekat Terjun ke Laut Kabur Dari Kapal Ikan China, 7 Jam Mengapung di Laut Karimun
• Debat Publik di Pilkada 2020 Dilarangan Dihadiri Pendukung Calon Kepala Daerah
• Saat Helikopter MI-17 TNI AD Jatuh, 3 Orang Sempat Berhasil Lompat ke Tambak
Peranan Inggit Garnasih sebagai istri, tenggelam oleh kehebatan suaminya. Padahal pada saat-saat lelah, pada saat-saat Soekarno bimbang, Inggit Garnasih tampil bukan hanya sebagai istri yang bisa membahagiakan suaminya.
Tetapi ia juga mampu memberikan inspirasi, dan semangat, dengan keyakinan ySoekarno bahwa bangsa Indonesia merebut kemerdekaan, akan tercapai.
"Dalam periode kehidupanku selanjutnya, Inggit sangat penting bagiku. Dia adalah ilhamku. Dia adalah pendorongku. Dan dalam waktu dekat aku memerlukan semua ini," ujar Soekarno dalam Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Inggit memang tidak setengah-setengah mendukung semangat suaminya. Ia bersedia jalan kaki pergi-pulang Bandung-Sukamiskin ketika suami-nya ditahan di penjara Sukamiskin.
Masih sambil berjualan kecil-kecilan untuk menopang hidupnya. Sebagai seorang istri yang tahu siapa suaminya, Inggit masih tetap mendampingi suaminya ketika dibuang ke Flores lalu dipindah ke Bengkulu.