Berita Internasional

Fakta Baru dari Kasus George Floyd, Ternyata Juga Positif Terinfeksi Covid-19 dari Hasil Autopsi

Fakta Baru dari Kasus George Floyd, Ternyata Juga Positif Terinfeksi Covid-19 dari Hasil Autopsi

Editor: Andreas Eko Prasetyo
kstp.com
kstp.comGeorge Floyd dan polisi yang membunuhnya, Derek Chauvin. 

TRIBUNJAMBI.COM, MINNEAPOLIS - Tewasnya George Floyd, pria kulit hitam yang kematiannya memicu kerusuhan besar di Amerika Serikat ternyata terinfeksi Covid-19.

Diketahui George Floyd tewas setelah lehernya ditindih lutut seorang polisi

Positifnya George Floyd itu didapat setelah hasil autopsina keluar.

Kamboja Tegas Tak Pernah Beri Izin ke China Gunakan Pangkalan Angkatan Lautnya, Kini Malah Undang AS

Diler Yamaha Sabang Raya Motor, Bagi-bagi Masker dan Penyemprotan Desinfektan Gratis

Daftar Harga Apple iPhone Terbaru - iPhone Seri 7 Plus Rp 6 Jutaan, Seri 11 Termurah Rp 14 Jutaan

Syahrini Turut Seret Nama Pedangdut Lia Ladysta ke Polisi, Gegara Ocehannya Soal Pak Haji Kalimantan

George Floyd sendiri memang sempat berkata "saya tak bisa bernapas" saat ditindih hingga akhirnya meninggal dunia.

Hasil autopsi lembaga independen pun mengatakan tidak hanya tindihan pada leher George Floyd saja, tetapi tindihan pada punggung George juga disebut sebagai pemicu kematian.

Namun baru-baru ini, beredar informasi baru terkait kematian George Floyd.

Geoge Floyd dites positif virus corona berminggu-minggu sebelum kematiannya.

Sejumlah demonstran melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat.
Sejumlah demonstran melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. (AFP/Seth Herald)

Melansir NBCNews, dokumen setebal 20 halaman yang dirilis oleh Kantor Pemeriksa Medis Kabupaten Hennepin mengatakan pengetesan yang dilakukan pada 3 April terhadap George Floyd positif untuk kode genetik virus, atau RNA.

Karena RNA itu dapat tetap berada dalam tubuh seseorang selama berminggu-minggu setelah penyakitnya hilang, otopsi mengatakan, tes positif kedua setelah kematiannya kemungkinan berarti bahwa George Floyd, 46 tahun, tidak menunjukkan gejala dari infeksi sebelumnya ketika dia meninggal pada 25 Mei.

Terungkap Penyebab Hendri 5000 Meninggal Dunia, Begini Kondisinya saat Tiba di RSUD

Di Tengah Pandemi, Disdik Muarojambi Siapkan Rencana Ujian Naik Kelas dari Rumah, Begini Caranya

Gubernur Fachrori Umar Sampaikan Bela Sungkawa Hendri 5000 Meninggal Dunia

Gaji PNS hingga Karyawan Bakal Dipotong, Jokowi Resmi Teken PP Tapera, Simak Besarnya Iurannya

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan tes RNA positif tidak selalu berarti virus itu menular.

Belum jelas apakah Floyd mengalami gejala pada awal tahun atau merupakan pembawa (carrier) yang tidak menunjukkan gejala.

Sebelumnya, Reuters memberitakan, dua orang dokter yang melakukan otopsi independen terkait kematian George Floyd mengatakan pada hari Senin ia meninggal karena sesak napas dan kematiannya adalah aksi pembunuhan.

Melansir Reuters, para dokter juga mengatakan George Floyd tidak memiliki kondisi medis dasar yang berkontribusi pada kematiannya.

Viral #UNJALagiBuntu Mahasiswa Unja Tuntut Keringanan Pembayaran UKT

Pilih Berdmai dengan Elza Syarief, Melaney Ricardo Diledekin Nikita Mirzani, Kenapa Ya?

Setelah Dimakamkan, Warga Baru Tahu Almarhum Ternyata Positif Virus Corona, Warga Isolasi Mandiri

Siapa Sebenarnya Hendri 5000, Orang Terpopuler di Pemprov Jambi Kena Serangan Jantung

Pembunuhan George Floyd Diduga oleh Polisi
Pembunuhan George Floyd Diduga oleh Polisi (CBS Evening News)

Dijelaskan pula, ia kemungkinan meninggal sebelum dimasukkan ke dalam ambulans.

Hasil otopsi independen itu bertentangan dengan temuan awal otopsi resmi oleh Pemeriksa Medis Kabupaten Hennepin, yang dikutip dalam dokumen tuntutan pengadilan terhadap petugas polisi yang mendorong lututnya ke leher George Floyd selama beberapa menit.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved