Dari Manajer Bergaji Rp 100 Juta per Bulan, Pria Ini Pilih Berjualan Es Cincau Hingga Merasakan Ini!

Seorang penjual es cincau yang kini berusia 65 tahun. ternyata mantan manajer yang pernah bergaJi 100 juta per bulannya.

Editor: Heri Prihartono
(Tangkap layar YouTube/Gavy Story)
Pak Hasanudin saat berjualan es cincau 

Tak menyerah dengan nasib, Hasanudin kemudian bertemu dengan seorang muslimah yang ingin dinikahinya.

Kemudian calon istrinya itu mengajukan syarat agar dirinya menjadi harus memeluk Islam terlebih dahulu.

Keluar Malam Hari Buat Ketemu Seseorang, Janda di Lahat Tewas Mengenaskan Dengan 22 Tusukan

Akhirnya Hasanudin resmi menjadi seorang mualaf di usia 43 tahun.

Ia kemudian merantau ke Sukabumi, Jawa Barat, dan memulai hidup baru dengan sang istri.

Di sana, ia bertekad meninggalkan masa lalunya yang pelik. Untuk menopang kebutuhan hidupnya sehari-hari, ia memilih berjualan es cincau dengan gerobak dorong.

Setiap hari, ia menyusuri jalanan menjajakan dagangannya tersebut.

Meski hasilnya tak sebanyak dulu saat dirinya menjadi seorang manajer, Hasanudin tetap bersyukur.

Pernah pada suatu ketika, ia dihadapkan kesulitan saat sang anak membeli sepatu dan diharuskan membayar uang sekolah sebanyak Rp 300 ribu.

Terungkap Gejala yang Dirasakan Pasien Covid-19 di Indonesia, Benarkah Berbeda Dengan Negara Lain?

Saat itu ia hanya pasrah sembari tetap berikhtiar mencari jalan keluar dengan tetap berjualan keliling. Karena tak kunjung mendapat pembeli, cincau yang ia jual mulai rusak. 

Beruntung, ada seseorang yang ingin membeli es cincaunya tersebut. Hasanudin pun menolak seraya menjelaskan bahwa barang dagangannya itu telah rusak dan tidak layak konsumsi.

Sang pembeli pun tetap membeli minuman lainnya yang juga dijual oleh Hasanudin yakni es nanas sebanyak dua bungkus seharga Rp 10 ribu.

Tak disangka, sang pembeli kembali memanggil Hasanudin dan memberinya Rp 300 ribu. Jumlah yang selama ini dicarinya untuk sang anak.

Saat itulah, ia merasa sangat terharu. Hasanudin merasa Allah telah menolongnya saat dirinya membutuhkan.

Ia kemudian teringat akan gaji Rp 100 juta yang dulu didapatnya. Hasanudin merasa bahwa uang sebesar Rp 300 ribu yang diperolehnya saat itu nilainya lebih besar dari Rp 100 juta saat ia masih menjadi seorang manajer

Ada sebuah kepuasan batin yang membuatnya untuk bersyukur.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved