Barack Obama Menangis Saksikan Detik-detik Tewasnya George Floyd

Tindakan polisi yang menginjak leher warga keturunan Afrika-Amerika, George Floyd jadi sorotan dunia

Editor: Heri Prihartono
Scott Olson / Getty Images / AFP SCOTT OLSON
Seorang petugas polisi berjalan ke arah awan gas air mata selama protes pada 28 Mei 2020 di St. Paul, Minnesota. Hari ini menandai hari ketiga protes yang sedang berlangsung setelah polisi membunuh George Floyd. 

"Dia akan hidup hari ini jika dia berkulit putih," imbuhnya.

Ia pun menyebut bahwa fakta lapangan yang tampak menuntun pada kasus rasisme di Amerika.

"Fakta-fakta yang saya lihat, yang minimal, tentu menuntun saya ke jalan yang melibatkan ras," kata Jacob Frey.

"Saya tidak tahu apakah ada rasisme eksplisit atau implisit yang terlibat, tetapi rasisme terlibat-mari kita perjelas," sambungnya.

Sementara itu, tunangan George Floyd, Courteney Ross berharap agar tidak ada yang terluka, terutama setelah ada orang yang ditembak mati saat bentrok dengan polisi.

Diketahui, insiden meninggalnya George Floyd membuat warga Amerika Serikat berdemo besar-besaran.

Bahkan mereka tampak merusak sejumlah fasilitas dan kendaraan milik polisi.

"Floyd tidak ingin orang terluka," ucapnya kepada Star Tribune.

"Dia menjalani hidupnya melindungi orang. Itulah kebenarannya," sambung dia.

Diberitakan sebelumnya, seorang polisi Derek Chauvin (44), menekan lututnya di leher George Floyd yang sedang diborgol.

Sementara beberapa petugas polisi lainnya juga ikut menindih tubuh George Floyd di aspal.

Aksi itu diperkirakan terjadi sekitar delapan menit.

Sebuah rekaman yang beredar memperlihatkan George Floyd berbaring telungkup.

Saksi mata menyebut korban terengah-engah dan mengeluh berulang kali.

"Tolong, saya tidak bisa bernapas," ucap George Floyd saat itu.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved