Berita Internasional

Seorang Ibu di AS Pilih Melahirkan di Rumah, Karena di Rumah Sakit Penuh dengan Pasien Covid-19

Bahkan permintaan untuk melahirkan di rumah justru meningkat popularitasnya dalam 16 tahun terakhir di Amerika Serikat.

Editor: Deni Satria Budi
pixabay.com
Ilustrasi. Seorang ibu melahirkan di rumah, karena rumah sakit sudah penuh pasien Covid-19 

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang ibu di Amerika Serikat yang berniat ingin melahirkan di rumah sakit, akhirnya terpaksa diurungkan, karena melahirkan di rumah sakit justru penuh dengan pasien corona.

Bahkan permintaan untuk melahirkan di rumah justru meningkat popularitasnya dalam 16 tahun terakhir di Amerika Serikat.

Para ibu yang ingin melahirkan di rumah dengen penyedia medis berlisensi biasanya dilakukan karena berbagai alasan.

Alami Kekerasan di Keluarga, Remaja 16 Tahun di Semarang Melahirkan di Kebun Seorang Diri

BREAKING NEWS Ibu Hamil Positif Covid-19 Melahirkan di RSUD Raden Mattaher Jambi

Mereka menginginkan intervensi medis yang lebih sedikit, seperti obat penghilang rasa sakit dan induksi persalinan, mereka menginginkan kebebasan untuk mengendalikan lingkungan persalinan mereka, mereka merasa bidan akan lebih menghargai nilai-nilai agama mereka, atau mereka merasa tidak puas dengan sistem rumah sakit. 

Sementara itu, Gubernur New York Andrew Cuomo mengeluarkan perintah yang hanya memungkinkan satu orang untuk hadir di ruang bersalin selama masa pandemi.

Kimberly Bonsignore (33) pun mengetahui  bahwa anggota keluarganya tidak akan dapat bergabung dengannya di Rumah Sakit NYU selama persalinan dan melahirkan, ia mulai membuat rencana untuk melahirkan di rumah.

Dua Desa di Tebo Bentrok, Syahlan Tegur Camat Tebo Ulu Gara-gara Sepak Bola

Dipicu Masalah Sepele, Dua Desa di Tebo Bentrok, Satu Orang Terluka Kena Senjata Tajam

Dia tidak ingin meninggalkan suami dan putrinya. Kisah ini dibuat oleh Jaenique Hurlock dan di foto Jackie Molloy untuk National Geographic.

 “Saya ingin putri saya juga ada di sana, karena saya ingin dia benar-benar mengalaminya,” kata Bonsignore.

"Aku tidak ingin pulang dan berkata, 'ini kakakmu,' seperti dia anak anjing atau semacamnya," ucapnya di laman National Geographic.

Setelah ada larangan jumlah pengunjung di ruang bersalin, bidan dan doula di seluruh kota menerima lonjakan panggilan telepon.

Tidak ingin melahirkan sendirian, banyak ibu hamil mencari sebuah alternatif.

Saat kehamilanya sudah masuk 37 minggu, Bonsignore menghubungi Angelique Clarke, Seorang doula dari kehamilan pertamanya.

Tidak seperti bidan, doula tidak memiliki pelatihan medis formal tetapi menawarkan dukungan fisik, mental, dan emosional untuk ibu.

Clarke menghubungkannya dengan Cara Muhlhahn, Bidan Perawat Bersertifikat yang berbasis di Kota New York (CNM). 

Sensus Penduduk Online 2020 Ditutup Besok 29 Mei 2020, Begini Cara Daftar di sensus.bps.go.id

Duel Maut di Deli Serdang, 2 Pria Tewas Saling Bacok, 1 Pelaku Alami Gangguan Jiwa, Ini Kronologinya

Lebih dari dua konsultasi virtual dan kunjungan rumah mereka mulai membuat persiapan yang diperlukan untuk kelahiran di rumah, mengisi formulir medis dan memesan paket kelahiran.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved