Ahli Epidemiolog Sebut Bisa Muncul Klaster Baru, Jika Rencana Tempat Wisata yang Dibuka Juni Ini

Di masa pandemi corona ini, beberapa tempat wisata di Indonesia akan kembali dibuka setelah beberapa bulan ditutup.

Editor: Deni Satria Budi
TRIBUN JAMBI/SUANG SITANGGANG
Keindahan Candi Prambanan membuat wisatawan sangat ramai mengunjungi, walau harus menghadapi terik matahari 

TRIBUNJAMBI.COM - Di masa pandemi corona ini, beberapa tempat wisata di Indonesia akan kembali dibuka setelah beberapa bulan ditutup.

Dilansir Antara, Senin (18/5/2020), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) akan membuka kembali operasional taman wisata candi beserta fasilitasnya.

Pembukaan tempat wisata di atas rencananya akan dilakukan pada Juni 2020, tepatnya 8 Juni, setelah ditutup selama kurang lebih 3 bulan.

Nantinya akan diterapkan protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah pusat, khususnya Kementerian BUMN dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Mereka mengklaim siap menuju the new normal pariwisata.

"Dengan telah diterapkannya the new normal pariwisata diharapkan dapat membangun kepercayaan wisatawan, sehingga dunia pariwisata dan perekonomian di kawasan ini dapat bangkit kembali," kata Direktur Utama PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono pada Antara, Selasa (19/5/2020).

Tempat Wisata dan Hiburan di Kota Jambi Akan Tetap Ditutup Hingga 29 Mei 2020

3 Bulan Ditutup Karena Pandemi Covid-19, Wisata Candi Borobudur Kembali Buka Awal Juni 2020

Bisa ada klaster baru

Saat dikonfirmasi terkait pembukaan sejumlah tempat wisata tersebut, epidemiolog Indonesia kandidat doktor pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman memaparkan, dalam masa pandemi lokasi wisata bukan prioritas untuk dibuka. Cenderung berbahaya.

"Saya melihat belum tepat untuk situasi saat ini. Berbahaya, karena berpotensi terjadinya penularan dan timbul kluster baru," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (20/5/2020).

Jika sudah bisa dibuka, hal pertama yang bisa dibuka setelah memasuki masa new normal adalah kantor, bukan tempat wisata.

Menurutnya, pengendalian pandemi harus diutamakan daripada lainnya. Meski alasannya untuk membuka kembali perekonomian, menurutnya itu tidak tepat.

"Ini (membuka kembali perekonomian) yang salah kaprah. Prinsipnya lebih baik bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian. Mencegah lebih baik dari mengobati," ujarnya.

Stupa di Candi Borobudur.
Stupa di Candi Borobudur. (pesona.travel)

Menanggulangi pandemi itu adalah untuk memprioritaskan kesehatan masyarakat.

Adapun pelonggaran terhadap kegiatan ekonomi dapat dilakukan sesuai fase-fase dan indikator epidemiologi yang dibuat dan disepakati.

Sebelum memutuskan pembukaan suatu tempat wisata, mal atau tempat lain yang akan memungkinkan banyak orang datang, maka harus dilakukan penilaian risiko atau kajian risiko.

Dia mengatakan perlu mempertimbangkan kondisi atau status pandemi Covid-19 di wilayah tersebut, apakah masuk zona berbahaya atau tidak.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved