Virus Corona
Kecurigaan AS ke Tiongkok, CIA Juga Meyakini China Halangi WHO Umumkan Virus Corona sebagai Wabah
Kecurigaan AS ke Tiongkok, CIA Juga Meyakini China Halangi WHO Umumkan Virus Corona sebagai Wabah
TRIBUNJAMBI.COM, WASHINGTON DC - Kecurigaan Amerika Serikat terhadap China soal wabah virus corona bukan cuma dari hasil penelusurannya di laboratorium yang dianggap sebagai tempat awal penyebaran.
Bahkan Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meyakini, China berusaha menghalangi Badan Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkan virus corona sebagai wabah.
Sebab, berdasarkan laporan yang diungkap dua sumber intelijen, Negeri "Panda" saat itu tengah menimbun peralatan medis dari seluruh dunia.
• AS Kirim Kapal Perang ke Laut Sengketa Tiongkok, Ancam China Agar Berhenti Gertak Negara-negara Asia
• Jika Perang Terjadi, China Bisa Hancurkan AS Tanpa Pasukan, Rudal Nuklir Bawah Laut ini yang Keluar
• Amerika & China Kembali Memanas, Setelah Hacker Curi Data, Trump Ancam Putus Hubungan Diplomatik
Dalam pemberitaan yang dipublikasikan Newsweek, disebutkan China mengancam tidak akan bekerja sama dalam investigasi virus corona jika WHO mengumumkannya sebagai wabah.
Ini adalah laporan kedua dari telik sandi negara Barat, dan berpotensi memanaskan hubungan dengan China di tengah pandemi yang membunuh hampir 295.000 orang di Bumi ini.
laporan pertama tudingan terhadap Beijing itu dibuat oleh intelijen Jerman, dan dimuat oleh harian ternama setempat, Der Spiegel pekan lalu.
Dilansir Selasa (12/5/2020), laporan itu menyebutkan Presiden Xi Jinping sendiri yang menekan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada 21 Januari.
Badan kesehatan di bawah PBB itu membantah sudah diintervensi, berdasarkan keterangan dari juru bicara Christian Lindmeier.
Namun, dia menolak menjawab terkait pertanyaan apakah Beijing berupaya menunda atau mungkin mengubah pengumuman Kepedulian Internasional mengenai Darurat Kesehatan Masyarakat (PHEIC).
Lindmeier menerangkan, selama wabah, organisasinya bergerak berdasarkan mandat mereka yang merujuk kepada bukti ilmiah untuk melindungi warga dunia.
• Kabar Baik di Tengah Wabah! Awal Agustus Obat Corona Buatan Indonesia Beredar, Bisa Dibeli di Warung
• Umat Muslim Wajib Tahu! Ini Poin Lengkap Fatwa MUI tentang Shalat Idul Fitri saat Pandemi Covid-19
• Ingat Mantan Menteri Jokowi Satu Ini? Kini Jadi Petani di Tengah Kota Jakarta, Lihat Hasil Panennya
"WHO mendasarkan rekomendasinya berdasarkan sains, data, nasihat pakar independen, maupun penerapan dari kesehatan publik," tegas Lindmeier.
Dia menegaskan, Dr Tedros tidak bertemu Xi Jinping pada 21 Januari, melainkan 28 Januari di Beijing. Dalam agenda itu, mereka tidak membahas mengenai PHEIC.
Berdasarkan pernyataan dari sumber intelijen AS, dirinya tidak bisa menekankan apakah Presiden Xi memainkan peranan dalam menekan organisasi kesehatan itu.
Ketika WHO mengumumkan darurat kesehatan publik pada 30 Januari, keputusan tersebut menuai kemarahan dari sebagian negara Barat.
Termasuk Presiden AS Donald Trump yang menyebut badan itu "China-sentris", dan kemudian memutuskan membekukan penadanannya pada Maret.