Berita Nasional

Sri Mulyani Ngaku Australia Tawari Utang, Blak-blakan Keuangan Indonesia Defisit Rp500 Triliun

Sri Mulyani Ngaku Australia Tawari Utang, Blak-blakan Keuangan Indonesia Defisit Rp500 Triliun

Editor: Andreas Eko Prasetyo
kontan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati 

TRIBUNJAMBI.COM - Kondisi keuangan Indonesia saat ini diungkap secara gamblang oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Sri Mulyani menyebut Indonesia mengalami defisit hingga Rp 500 Triliun. 

Menteri keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kondisi keuangan negara terkait pembiayaan di masa pandemi Virus Corona, Kamis (14/5/2020).

Harga Gula dan Telur Turun, Warga Borong Bahan Pokok dan Bahan Kue Jelang Lebaran

Masalah Ini Dibongkar Refly Harun Dibalik Kebijakan Jokowi Naikkan Iuran BPJS, Sindir Gaji Direksi

Kisah Henky Solaiman yang Selalu Pakai Meriam Bellina saat Syuting Film, Wajah Indo Jadi Magnet

Selain melalui efisiensi anggaran yang dimiliki, Pemerintah juga telah melakukan pinjaman pada beberapa negara lain dan sejumlah lembaga multilateral.

Bahkan negara seperti Australia, sempat menghubungi Menteri Keuangan tersebut untuk ditawari bantuan berupa pinjaman atau utang.

Dilansir KOMPASTV, Kamis (14/5/2020), Sri Mulyani menuturkan bahwa untuk membiayai belanja di masa pandemi, negara telah melaksanakan beberapa strategi keuangan.

Strategi ini untuk menanggulangi defisit belanja negara yang kini mencapai 5 persen, setelah sebelumnya hanya sebesar 1,76 persen.

Menurut Sri Mulyani, kekurangan defisit hingga 5 persen ini, bila dirupiahkan bisa mencapai jumlah lebih dari Rp 500 triliun.

Besaran ini digunakan untuk menanggulangi dampak dari pandemi seperti peningkatan kesehatan dan pemberian bantuan sosial.

Sri Mulyani menjelaskan mengenai pinjaman yang dilakukan pemerintah sebagai sarana pembiayaan negara di masa pandemi Virus Corona, Kamis (14/5/2020).
Sri Mulyani menjelaskan mengenai pinjaman yang dilakukan pemerintah sebagai sarana pembiayaan negara di masa pandemi Virus Corona, Kamis (14/5/2020). (YouTube KompasTV)

"Begitu kita antisipasi bahwa defisitnya meningkat karena tadi kebutuhan belanja naik dan penerimaan kita turun, kita pembiayaannya kemudian mencari," ujar Sri Mulyani.

Ia kemudian menjelaskan bahwa Pemerintah utamanya mengambil biaya dari semua dana yang masih dimiliki Pemerintah sendiri.

LAGI 3 Orang Positif Corona, Kasus Positif Covid-19 di Merangin Terbanyak di Jambi

Tak Kalah Cantik dari Ibu Tirinya, Ini Ibu Gading Marten Sebenarnya yang Tak Diketahui Orang Banyak

Asal pembiayaan tersebut antara lain dari sisa anggaran lebih negara yang ada di Bank Indonesia, dan juga menggunakan dana-dana abadi.

"Dana abadi itu kalau dipakai bukan berarti ilang, kita pakai pinjem, untuk dia membiayai deviden, dia membeli surat berharga negara," terang Sri Mulyani.

Selain menggunakan dana dari kantong sendiri, Pemerintah juga mengambil dana dari sumber lain, seperti misalnya pinjaman.

"Kemudian kita juga menggunakan dana-dana yang ada dalam resource yang ada," tutur Sri Mulyani.

"Kita kemudian ada pinjeman yang berasal dari bilateral, Australia kemarin telepon 'Kamu perlu nggak saya pinjemin tambahan', Jepang, Perancis."

"Mereka semuanya dalam posisi untuk kemudian kita menggunakan dari lembaga multilateral," imbuhnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved