Berita Internasional
Terekam Citra Satelit, Ratusan Kapal China Diduga Lakukan Pengerukan Ilegal di Laut China Selatan
China terus saja melakukan eksploitasi di wilayah Laut China Selatan, meski wilayah tersebut masih berstatus laut internasional
TRIBUNJAMBI.COM - China terus saja melakukan eksploitasi di wilayah Laut China Selatan, meski wilayah tersebut masih berstatus laut internasional dan masih menjadi wilayah sengketa.
Selain bukan pemilik sah, tindakan China tersebut juga merugikan dalam berbagai hal, karena tak henti-hentinya mengeruk isi di dalam Laut China Selatan untuk kepentingannya sendiri.
Mulai dari masalah lingkungan hingga faktor sejarah di mana China berani memorak-porandakan ratusan 'makam' yang berada di Laut China Selatan.
Armada kapal keruk yang berbasis di Tiongkok terus-menerus berputar di Laut China Selatan.
• Semakin Memanasdi Laut China Selatan, Kapal Perang Amerika Serikat Merapat ke Selat Taiwan
• Tertangkap Kamera, Wanita Ini Lakukan Perbuatan Tak Senonoh Hingga Buka Baju di Toko IKEA China
Melansir Kontan dari Forbes, kapal tersebut diduga bertindak ilegal dan menyebabkan kerusakan ekologis.
Citra satelit menunjukkan skala aktivitas yang luar biasa di Laut China Selatan di mana puluhan hingga ratusan kapal yang terlibat.
Pada 17 April, Penjaga Pantai Taiwan dilaporkan mengejar 40 kapal keruk ilegal dari suatu daerah di ujung utara Laut China Selatan.
Gambar satelit yang diambil pada 13 April dan berhasil didapat Forbes, menunjukkan aktivitas ini.
Gambar lain, diambil pada 3 Mei mengkonfirmasi bahwa kapal tersebut kembali dan terus melakukan pengerukan.
• Rihanna Dinobatkan Jadi Musisi Wanita Terkaya di Inggris, Segini Kekayaan Pelantun Lagu Umbrella Ini
• Cerita Peserta Program Prakerja di Jambi, dari Masuk Web hingga Menunggu Insentif
Kapal tersebut menggunakan alat keruk isap untuk menyedot pasir.
Setiap kapal pengerukan self-propelled, diprediksi dapat membawa ratusan ton pasir dan sering melakukan perjalanan.
Menurut presiden Masyarakat Margasatwa dan Alam Taiwan, Jeng Ming-shiou, yang dikutip oleh media setempat, kapal-kapal China mengeruk pasir lebih dari 100.000 ton per hari.
Kegiatan ini telah berlangsung selama beberapa tahun.
Bukan hanya Taiwan, kapal keruk China juga menghadapi perlawanan di negara lain.
Pada Agustus 2019, sebuah kapal keruk besar kandas di dekat Aparri, Cagayan, di pantai utara Filipina.