Sejarah Indonesia

Dokumen BBC Ungkap Bukan Soeharto Penggagas Serangan Umum 1 Maret, Tapi Sultan Hamengku Buwono IX

Dokumen BBC Ungkap Bukan Soeharto Penggagas Serangan Umum 1 Maret, Tapi Sultan Hamengku Buwono IX

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase
Sultan Hamengku Buwono IX dan Seoharto 

Ide itu, jelas Muhklis, lalu didiskusikan dengan Panglima Besar Jenderal Soedirman dan akhirnya dibahas.

Atas saran Jenderal Soedirman, Sri Sultan lalu menghubungi Letkol Soeharto soal ide itu dan membahas pengoperasiannya.

Meluruskan Sejarah

Sekretaris Pengendalian Pemerintahan / Pjs. Menteri Sekretaris Negara Bondan Gunawan ketika berada di Yogyakarta mengungkapkan hal serupa.

Dalam kaitan ini Ia menegaskan, karena dokumen otentik tentang peristiwa sejarah SU 1 Maret 1949 telah dimiliki, pemerintah melalui kepala Arsip Nasional RI akan "meluruskan" masalah ini.

Wawancara itu sendiri dilakukan BBC London ketika Sri Sultan selaku wakil presiden sedang berkunjung ke Inggris.

Presiden Soeharto dan Wapres Sultan HB IX
Presiden Soeharto dan Wapres Sultan HB IX (Ade Sulaeman)

Adapaun menyangkut dokumen Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pihaknya belum bisa memberikan penjelasan, karena hingga kini dokumen itu belum jelas keberadaannya.

"Arsip Nasional sedang setengah mati mencarinya. Itu dalam proses," kata Bondan Gunawan.

Namun, di sisi lain Ia mengingatkan, catatan sejarah yang menyangkut Supersemar maupun SU 1 Maret harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya, baru kemudian benar atau salah.

Jadikan Graha Lansia Sebagai Karantina Covid-19, Ini Penjelasan Pemkot Jambi

KISAH Soeharto Mendadak Arahkan Revolver ke Muka Jenderal Ini, Herman: Kalau Pistol Meledak Mati gue

Tribunnews dan Cardinal Salurkan Bantuan 3 Ribu Masker untuk Polresta Solo

Adapun sikap pemerintah sikap pemerintah terhadap SU 1 Maret dan dan Supersemar tergantung rakyat.

"Setneg itu, kan, aparat pemerintah, dan pemerintah merupakan alat rakyat. Kalau rakyatnya mau begitu, ya jangan Anda menjauhkan Setneg dari rakyat, kata Bondan Gunawan.

Sultan HB IX Minta Laskar Rutin Latihan Perang

Melansir dari National Geographic, ketika pada bulan Januari 1946 Ibukota RI berpindah ke Yogyakarta, maka sebagai Raja Yogyakarta, Sultan HB IX harus bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan Presiden Soekarno dan semua stafnya.

Tidak hanya menjamin keamanan semua “rombongan Soekarno” Sultan HB IX bahkan mengeluarkan dana Keraton yang cukup besar untuk menjamin roda pemerintahan RI selama sekitar 4 bulan.

Sebagai penguasa Yogyakarta yang sedang dijadikan Ibukota Negara, Sultan HB IX juga merupakan panglima perang laskar-laskar perjuangan rakyat yang kemudian dibentuk.

Sebagai panglima perang, Sultan HB IX memiliki kepala staf yang sekaligus berperan sebagai orang intelijen, yakni Selo Soemardjan (kelak guru besar Sosiologi Fisip UI).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved