Virus Corona

Kurva Penyebaran Virus Corona Melambat, Apa Ada yang Salah dari Datanya? Begini Penjelasan Ahli

Laju kurva kasus virus Corona atau covid-19 di Indonesia cenderung melambat beberapa hari terakhir. Perlambatan kurva itu tampak di wilayah Jakarta.

Editor: rida
Freepik
Ilustrasi Covid-19 atau virus corona 

TRIBUNJAMBI.COM - Laju kurva kasus virus Corona atau covid-19 di Indonesia cenderung melambat dalam beberapa hari terakhir.

Perlambatan kurva itu terutama sekali tampak di wilayah Jakarta.

Banyak kemudian yang bertanya-tanya apakah pandemi virus Corona di Indonesia segera berakhir setelah perlambatan kurva tersebut. 

Namun ahli ungkap kurva perlambatan tak sesuai standar.

Ahli biostatistik Eijkman Oxford Clinical Research Unit, Iqbal Elyazar, menyatakan kurva yang disampaikan pemerintah setiap harinya kepada publik bukanlah kurva epidemi yang sesuai standar ilmu, sehingga sulit untuk melihat perkembangan kasus yang sesungguhnya di dalam negeri.

Ia menjelaskan, kurva epidemi yang sesuai standar terdiri sumbu Y (vertikal) yang menunjukkan jumlah kasus baru, dan sumbu X (horisontal) yang mengindikasikan patokan waktu analisis yang terkait dengan jumlah kasus baru.

Seperti patokan tanggal orang terinfeksi, tanggal mulai bergejala, dan tanggal diperiksa.

Sementara pada kurva yang dimiliki pemerintah, sumbu X menunjukkan angka pertambahan kasus Covid-19 yang terlapor setiap harinya.

"Seharusnya bukan angka yang terlapor, karena bisa saja angkanya lebih besar namun test kit tidak mencukupi, atau angka yang dilaporkan hari itu berdasarkan kapasitas laboratorium," tutur Iqbal dalam diskusi online "Mengenal Kurva Epidemi Covid-19", Sabtu (10/5/2020).

Contoh kurva epidemi yang dikeluarkan Pemerintah China.
Contoh kurva epidemi yang dikeluarkan Pemerintah China. (IQBAL ELYAZAR)

Geger, Warga Tanjung Pauh Temukan Mayat Mengapung di Sungai Batang Merao Kerinci

Ngeri, Sosok Asing dari Masa Depan Terfoto Di Masa Lalu, 50 Tahun Tak Terungkap, Alien atau Astronot

Berkaca pada kurva epidemi Covid-19 pemerintah China, di sana terdiri dari sumbu Y mengenai jumlah kasus dan sumbu X mengenai tanggal mulai bergejala.

Kurva itu juga menunjukkan 4 kelompok kasus yakni konfirmasi, suspek, diagnosis secara klinis, dan asimptomatis (orang tanpa gejala).

Di samping itu, pemerintah China juga menunjukkan kurva epidemi khusus pada kasus yang positif Covid-19.

Terdiri dari sumbu Y jumlah kasus dan sumbu X dengan patokan tanggal mulai bergejala dan tanggal diagnosis.

"Jadi dari kurva ini bisa bercerita banyak, terlihat pola kenaikan dan turunnya (jumlah kasus baru), puncak wabah, juga bisa lihat yang positif, bergejala, hingga suspek," ujar Iqbal.

Sementara di Indonesia hanya menampilkan kurva harian kasus Covid-19.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved