Danau Toba
Ikan Jenis Baru Muncul dI Danau Toba, Bikin Nelayan Resah Karena Sering Jadi Predator Ikan Mujahir.
Munculnya jenis ikan baru di Danau Toba dan membuat nelayan resah. Menurut seorang nelayan, Posan ikan ini bermotif hitam kekuning-kuningan dan hitam.
TRIBUNJAMBI. COM, SAMOSIR - Munculnya jenis ikan baru di Danau Toba dan membuat nelayan resah.
Menurut seorang nelayan, Posan Situmorang ditemui Tribun di Desa Lontung, Samosir, Senin (115/2020), ikan tersebut belum lama muncul.
"Satu tahun terkhir sudah tiga jenis ikan muncul, kami resah karena ikan mujahir semakin berkurang jumlahnya, "kata Posan.
• Identitas Pelaku PETI di Bungo Sudah Dikantongi Polisi, Kapolres Minta Pelaku Menyerahkan Diri
• Update Terbaru Pasien Positif Virus Corona Covid-19 di Seluruh Dunia, Capai 4,1 Juta Orang
• Skandal Syahrini Dibongkar Papa Angkat, Denny Darko Peringatkan Istri Reino Barack untuk Merelakan
Padahal, kata Posan sebelumnya telah muncul ikan jenis lohan dan bawal yang dianggap merugikan karena dinilai menjadi predator bagi ikan mujahir.
Telur-telur ikan mujahir, menurut Posan, juga menjadi mangsa bagi ikan yanh muncul jenis sebelumnya.
Karenanya, dikhawatirkan ikan yang baru saja muncul ini juga mempercepat kepunahan mujahir.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti siapa oknum yang bersengaja menabur ikan jenis barus tersebut ke Danau Toba.
Sejauh ini, warga belum ada yang berani mengkonsumsi ikan yang baru saja muncul ini, apalahi ukuranya cukup kecil.
• Bayi Tiga Tahun Positif Terpapar Virus Corona , Diduga Terpapar Saat Berobat Ke Rumah Sakit
• Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Rp 8.000 Jadi Rp 903.000 per Gram
• Sinopsis Money Monster Tayang 12 Mei 2020 Pukul 20.30 WIB di Bioskop Trans TV
Kata Posan, warga, khususnya nelayan keberatan dengan pihak atau oknum yang sengaja menabur jenis ikan jenis baru ini.
Dia berharap pemerintah khususnya Dinas Perikanan benar-benar memperketat pengawasan.
"Demi kelangsungan hidup nelayan dan menjaga ekosistem Danau Yoba sebaiknya dinas terkait memperketat pengawasan.
Kalau pengawasam dilakukan secara benar mungkin tidak terjadi, bagaiman pula kalau piranha yang ditabur orang tak bertanggung jawab di Danau Toba ini nanti," ucap Situmorang.
Menyikapi persoalan tersebut, Partogi selaku Kabid Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara mengaku baru saja mengetahui persoalan itu.
Dia berjanji, untuk memastikan keberadaan ikan tersebut pihakmya akan segera melakukan pengecekan.
"Kita akan turun secepatnya ke lapangan mengeceknya,” kata Partogi.
Lebih lanjut Partogi menyampaikan, seperti ciri-ciri ikan yang disebut warga, ikan jenis itu biasanya hidup di rawa-rawa dan banyak ditemukan di Provinsi Riau dan Jambi.
• VIRAL Foto Sepatu dan Tas di Mall Sampai Berjamur karena Pengunjung Sepi dan Tak Pernah Disentuh
Diberitakan sebelumnya, hasil tangkapan ikan nelayan tradisional yang selama ini menjadi andalan para nelayan di Danau Toba, terus mengalami penurunan.
Pemerintah Kabupaten Samosir telah mengetahui dan menerima keluhan nelayan tentang adanya jenis ikan yang menjadi predator bagi ikan asli Danau Toba.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Samosir Viktor Sitinjak mengatakan, persoalan tersebut kini sedang dibahas bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara.
"Betul, memang ada keluhan nelayan kita, ada jenis ikan yang tidak baik bagi ekosistem Danau Toba dan menjadi ancaman ke ikan lainnya.
Sejauh ini, kita sedang berkoordinasi mengatasi persoalan ini," ujar Viktor di Samosir, Minggu (12/1/2020).

Viktor menyampaikan akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten lain di sekitar Danau Toba untuk menyelesaikan persoalan ini.
Alasannya, Danau Toba dikelilingi kabupaten lain selain Samosir sehingga untuk menyesaikan persoalan ini perlu bersama-sama.
Terkait adanya ikan jenis predator itu, hingga kini masih ditelusuri pelaku yang tidak bertanggung jawab menabur benih ikan tersebut.
Meski begitu, disebutnya Dinas Pertanian Samosir tetap melakukan penaburan benih ikan nila dan mujahir ke perairan Danau Toba.
"Memang sampai kita tidak tahu ulah siapa yang menabur ikan tersebut. Kita akan mencari tahu. Dan, sejauh ini kita hanya bisa melakukan rutinitas penaburan benih ikan seperti di Kecamatan Palipi dan Onan Runggu," sebutnya.

Sebelumnya, Palti Sidauruk nelayan asal Kecamatan Simanindo mengeluh ikan-ikan yang terperangkap di dalam jaring "doton" miliknya, jauh dari yang diharapkan.
"Ikan-ikan hasil tangkapan semakin sedikit dan nyaris punah," ujar Palti Sidauruk berbincang dengan Tribun.
Adapun ikan yang punah adalah jenis ikan pora-pora dan mujahir juga semakin punah. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir penurunan tangkapan terasa drastis.
Biasanya, setiap paginya Sidauruk mampu mengumpulkan rata-rata 5-6 kg ikan mujahir dari 4 jaring yang dipasangnya sore sebelumnya.
Namun, setahun belakangan jaring-jaring yang dia pasang sudah jarang memperoleh tangkapan dengan jumlah yang diharapkan.
"Kalau dulu, tangkapan ikan bisa mencapai 5-6 Kg dari 6 doton. Sekarang, mengumpulkan 1 Kg dari 5 doton sudah sulit," tuturnya.
Penurunan jumlah itu, kata Sidauruk, terasa setahun belakangan.
Kondisiny6a makin parah sekitar 3 bulan terakhir. Ikan-ikan mujahir sudah mulai sulit ditemukan dan ikan jenis pora-pora pun bahkan diyakini sudah punah.
Menurut Sidauruk, sejak adanya temuan jenis ikan menyerupai bawal dan ikan berduri ukuran kecil di Danau Toba, terjadi penurunan hasil tangkapan yang drastis.
Kehadiran ikan jenis ini memberatkan nelayan di Danau Toba karena tidak bisa dikonsumsi serta berukuran kecil. Bahkan, untuk ternak pun tidak layak karena berduri keras.
• Promo Indomaret Harga Heboh Kembali Berlaku untuk 11-14 Mei 2020, Cek Daftar Barang Ini
• Materi Pelajaran TVRI Selasa (12/5) untuk Kelas 1-3 SD, Kelas 4 5 6 SD, SMP dan SMA
Ia mengatakan, ikan-ikan jenis tersebut memangsa anak mujahir dan pora-pora.
Selain itu, kata Palti Sidauruk, ada juga ikan mirip lohan yang ukurannya hanya sepanjang 15 cm.
Sebagai nelayan, Sidauruk menilai Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara tidak maksimal dalam melakukan pengawasan.
"Untuk ini kami berharap Gubernur Sumut Edy Rahmayadi campur tangan dalam hal ini," jelasnya.
Hal serupa disampaikan nelayan lainnya di Perairan Danau Toba wilayah Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kelurahan Repa Sipolha, Kabupaten Simalungun.
Hannes Manik mengatakan, ikan mujahir sudah terancam keberadaannya sejak kehadiran ikan-ikan tersebut.
"Kami kesal, tangkapan ikan menurun sejak adanya ikan mirip bawal dan jenis lohan yang menjadi predator bagi ikan mujahir dan pora-pora," ujarnya.
Ketua DPD Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia Danau Toba (PNTI) Karmel Sitanggang mengungkapkan sekitar tiga tahun lalu pernah melihat orang dari kapal motor menabur ikan Bawal.
Menurut Karmel, ada penurunan drastis populasi ikan pora-pora. Ia menyebutkan nelayan sudah jarang menemukan ikan yang disebar oleh Menteri Kelautan dan Perikanan di era Presiden Megawati tahun 2003.
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan penurunan itu yakni faktor kualitas air dan keberadaan ikan predator.
"Kalau menurun populasi ikan pora-pora bisa disebabkan karena air Danau Toba kan memang sudah tidak bersih lagi. Pernah dulu diuji air Danau Toba memang sudah sangat kotor. Lalu, ditambah lagi dengan adanya ikan predator,"ujarnya.
Karmel menyebutkan sudah ada berbagai ikan predator air tawar berada di Danau Toba.
Ia berharap dinas terkait lebih intens memantau populasi ikan di Danau Toba.
Menyikapi persoalan ini, Ketua DPRD Samosir Saut Tamba menganjurkan Dinas Perikanan dan Kelautan Sumut segera melakukan tindakan preventif.
Ia pun meminta adanya penelitian terhadap ikan-ikan yang diduga predator supaya bisa cepat dicegah perkembangannya.
"Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumut harus segera mengambil tindakan serta melakukan pengawasan dengan benar," ujarya. (Jun-tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul https://medan.tribunnews.com/2020/05/11/ada-lagi-ikan-jenis-baru-di-danau-toba-nelayan-makin-resah