Virus Corona di Jambi
Sempat Rp 7.000 per Kilogram, Kini Harga Ikan Sampah Terjun Bebas Sejak Corona Melanda
Dengan kondisi seperti saat ini para nelayan hanya bersabar dan mensyukuri apa yang didapat. Mengingat permasalahan yang dihadapi saat ini tidak...
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Miris, Ikan Sampah yang sempat dihargai Rp 6.000-Rp 7.000 ribu per kg di kalangan tauke ikan di Kabupaten Tanjabtim, sejak pandemi Covid-19 melanda harga ikan tersebut terjun bebas.
Ikan Sampah yang bersifat menggerombol dengan ukuran tidak terlalu besar tersebut kerap tertangkap jaring nelayan. Karena jumlahnya yang cukup banyak sehingga dijuluki nelayan dengan sebutan Ikan Sampah.
Sebelum masa pandemi Covid-19, ikan tersebut sempat bernilai meski bukan menjadi tangkapan unggulan. Dengan kondisi saat ini harga ikan tersebut tidak lagi bernilai bahkan para nelayan terpaksa membuang ikan tersebut jika terjebak di jaring mereka.
Dikatakan Eman, satu dari Nelayan di Kecamatan Kuala Jambi menuturkan, pada hari umumnya diluar kondisi Covid-19 saat ini harga Ikan Sampah tersebut masih laku dan dihargai Rp 6.000-Rp 7.000 per kg.
• Pria Ini Rela Jual Ginjal Demi Sesuap Nasi, Ganjar Pranowo: Cukup Minta Bantuan ke Pemerintah
• Materi Warisan Budaya Tak Benda Provinsi Jambi Diusulkan Jadi Pelajaran Muatan Lokal di Sekolah
• Anhar Eksekutor Perampokan Pempek Selamat Ternyata DPO Kejari Wilayah Sekayu
"Kalo sekarang behargo nian idak ikan tu," ujarnya, Kamis (7/5/2020).
"Meski ikan sampah namun ikan tersebut masih bisa diolah untuk menjadi beragam olahan, seperti tepung hingga pupuk ikan," tambahnya.
Kondisi tersebut sudah dimaklumi oleh para nelayan, mengingat ikan normal yang biasa menjadi incaran dan laris dipasaran saja harganya ikut terjun bebas.
"Kalo ikan yang biasa di belah Dua itu sekarang harganya lebih sedih Rp 3.000 saja, jauh nian turunyo," bebernya.
Dengan kondisi seperti saat ini para nelayan hanya bersabar dan mensyukuri apa yang didapat. Mengingat permasalahan yang dihadapi saat ini tidak hanya terjadi di kalangan nelayan saja hampir semua berdampak baik petani, nelayan dan pekerja lainnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Perikanan Tanjabtim, Ibnu Hayat, saat dikonfirmasi Tribunjambi.com mengatakan terkait kondisi harga pasar ikan saat ini, permasalahan ini sudah menjadi fokus kita sejak beberapa bulan terakhir berapa upaya telah kita lakukan pula.
Satu di antaranya dengan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi, dari hasil koordinasi terakhir dengan pihak Provinsi juga belum menemukan solusi yang cukup baik untuk menangani permasalahan tersebut.
"Sejauh ini untuk solusi taktisnya belum ada, karena pemerintah sendiri sifatnya hanya sebagai fasilitasi. Kita (Pemerintah) juga tidak bisa membeli hasil tangkap mereka kecuali ada BUMN yang mau," ujar Hayat.
"Karena Pemerintah sifatnya hanya Fasilitas saja, kalo sudah masuk ke ranah jual beli itu sudah antar pedagang," pungkasnya. (Abdullah Usman)
Sebelumnya Kepala Dinas Perikanan Tanjabtim, Ibnu Hayat, saat dikonfirmasi Tribunjambi.com mengatakan terkait kondisi harga pasar ikan saat ini, permasalahan ini sudah menjadi fokus kita sejak beberapa bulan terakhir berapa upaya telah kita lakukan pula.
Satu di antaranya dengan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi, dari hasil koordinasi terakhir dengan pihak Provinsi juga belum menemukan solusi yang cukup baik untuk menangani permasalahan tersebut.
"Sejauh ini untuk solusi taktisnya belum ada, karena pemerintah sendiri sifatnya hanya sebagai fasilitasi. Kita (Pemerintah) juga tidak bisa membeli hasil tangkap mereka kecuali ada BUMN yang mau," ujar Hayat.
"Karena Pemerintah sifatnya hanya Fasilitas saja, kalo sudah masuk ke ranah jual beli itu sudah antar pedagang," pungkasnya. (Abdullah Usman)