Masjid Agung Al Falah
Begini Sejarah dibangunnya Masjid Agung Al Falah Jambi, Serta Kondisinya saat Pandemi Virus Corona
Sejarah berdirinya masjid Agung Al-Falah Jambi dan juga pelaksanaan ibadah bulan suci Ramadan saat pandemi virus corona.
Penulis: Rohmayana | Editor: rida
Sejarah Masjid Agung Al-Falah Jambi
Dikatakan Muhammad Zubir pengurus masjid Agung Al Falah bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1971 dan selesai tahun 1980.
Dulunya sebelum menjadi Masjid Seribu Tiang, lokasi ini merupakan pusat Kerajaan Melayu Jambi yang dipimpin Sultan Thaha Syaifudin. Namun pada tahun 1885 dikuasai penjajah Belanda, lalu dijadikan pusat pemerintahan dan benteng Belanda.
• Sirajuddin Menikahi Zaskia Gotik, Mantan Istri Ungkap Ketakutan Soal Anak yang Diancam
• Terbongkar Kekayaan Nikita Mirzani Capai Rp 1,3 Triliun, Ada 9 Bisnis Dijalani Termasuk Batu Bara
Pasca Merdeka, tokoh adat dan masyarakat Jambi menginginkan adanya masjid besar sebagai ikon dari Provinsi Jambi. Sehingga, pada tahun 1960 mulailah direncanakan untuk membangun masjid ini.
Sampai sekarang Masjid Seribu Tiang inipun menjadi ikon dari Jambi yang menarik untuk kita kunjungi.
Kondisi Masjid Agung AL Falah Saat Ini
Dilansir dari website pesona.travel Ketika masuk dan melihat masjid Agung Al-falah Jambi masjid, terlihat tidak memiliki jendela dan pintu. Sejalan dengan nama Masjid Agung Al-falah.
Agar tidak ada sekat yang membatasi ruangan dalam masjid tersebut. Seolah menyambut dengan ramah siapa saja yang ingin beribadah di dalam masjid. Selain itu masjid juga terlihat lebih luas.
Bahkan masjid ini dikenal dengan masjid seribu tiang. Lalu apakah benar masjid ini memiliki jumlah hingga seribu tiang?
Masjid ini memang tidak memiliki jumlah tiang hingga seribu tiang, tiang di masjid ini 288 buah. Dijuluki Masjid Seribu Tiang karena banyaknya tiang, jadi orang beranggapan ada seribu tiang.

sekilas, Masjid Agung Al-Falah memiliki bangunan layaknya sebuah pendopo yang terbuka dengan banyak tiang di dalamnya.
Tak hanya memiliki tiang beton, Masjid Agung Al-Falah juga memiliki kubah besar di atasnya. Bangunan dengan konsep keterbukaan tanpa sekat seperti ini menggambarkan konsep ramah.
Tiang-tiang berukuran kecil dengan tiga sulur menjulang ke atas tampak kokoh menghiasi sisi luar masjid dengan dominasi warna putih.
• Mudah! Ini 5 Akun Instagram Fotografer Travel yang Bisa Kamu Ikuti Anglenya
• Ingin Jadi Travel yang Tak Merusak Lingkungan, Ini Daftar Barang yang Wajib Kamu Bawa
Sementara tiang lebih besar berlapis tembaga berdiri tegak di sisi dalam masjid. Dibangun lengkap dengan kubah besar dan menara yang menjulang, keseluruhan bangunan masjid ini menggunakan beton bertulang.
Bila dilihat sekilas, jejeran tiang masjid berwarna putih yang ramping itu memiliki kemiripan dengan tiang-tiang Masjid Agung di kota Roma, Italia yang dibangun jauh lebih dulu dibanding dengan Masjid Seribu Tiang ini. (Rohmayana/Tribun Jambi)