Hooq Indonesia Nyatakan Pamit, Akun Instagram Resminya Bilang Begini: Setiap Kisah Memiliki Akhir
Layanan video on demand Hooq akhirnya menyatakan pamit, Rabu (29/4/2020). Hal itu diposting dalam akun instagram resmi hooq.id.
TRIBUNJAMBI.COM - Layanan video on demand Hooq akhirnya menyatakan pamit, Rabu (29/4/2020).
Hal itu diposting dalam akun instagram resmi hooq.id.
Inilah pesan Hooq dalam pernyataan pamitnya :
Keseimbangan. Yin dan Yang. Alpha dan Omega. Milly dan Mamet.
• Jadwal & Link Streaming TVRI Belajar dari Rumah PAUD-SMA Hari Ini Rabu 29 April 2020
• Deretan Artis yang Lagi Trending di Youtube Hari Ini 29 April 2020, dari Nissa Sabyan hingga Prilly
Di hari ini, tibalah pula akhir dari perjalanan HOOQ dalam menceritakan berbagai kisah-kisah yang luar biasa pun menghibur.
Di hari ini, mungkin akan penuh dengan kesedihan, bahkan isak tangis yang memburu.
Namun, memori kebersamaan kita selama ini telah terekam dalam ingatan dan membekas dalam kalbu. Memori yang akan menghapus tetesan air mata yang mengalir membasahi pipi.
Terima kasih untuk kebersamaan kita. Terima kasih untuk dukungan kalian selama ini. Terima kasih untuk semuanya.
Tanpa kalian HOOQ tidak akan bisa mencapai titik raihan terjauhnya, yakni hari ini.
Penyebab Hooq Tutup
Sementara itu, kabar Hooq tutup sebenarnya sudah cukup santer sejak beberapa waktu lalu.
Bahkan kabar tersebut telah dikonfirmasi oleh Guntur Siboro, Head of Hooq Indonesia.
"Rencananya begitu (ditutup 30 April)", kata Guntur ketika dihubungi KompasTekno melalui pesan instan, Selasa (28/4/2020).
Menurut Guntur, penutupan layanan Hooq dikarenakan para pemegang saham Hooq sudah melakukan pengajuan likuidasi di Singapura pada 27 Maret lalu.
Dilaporkan Channel News Asia, pemegang saham mayoritas Hooq yakni Singapore Telecommunication (Singtel) mengajukan likuidasi, karena pertumbuhan bisnis yang kurang maksimal untuk menutup biaya operasional.
Singtel sendiri memegang 76,5 persen saham di Hooq.
• Nama Pendiri Hogwarts Digunakan untuk Spesies Ular Hijau yang Ditemukan di India
Perwakilan Hooq Asia mengatakan bahwa perubahan pasar membuat model bisnis yang mereka terapkan terseok.
"Penyedia konten global maupun lokal semakin tinggi, biaya konten tetap tinggi, dan kemampuan membayar pelanggan di negara berkembang secara perlahan-lahan mulai tumbuh dengan semakin banyaknya pilihan," kata perwakilan Hooq.
Guntur mengatakan, kemungkinan para pemegang saham ingin lebih fokus pada bisnis inti mereka masing-masing, di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil saat ini. Untuk nasib pengguna sendiri, Hooq sudah tidak membebankan biaya apa pun ke pengguna yang sudah ada (existing) sejak akhir Maret lalu.
"Sudah tidak ada aktivasi pelanggan baru juga," terang Guntur.
Setelah masuk proses likuidasi, Guntur mengatakan tidak akan lagi ada kerja sama bundling dengan mitra di berbagai negara.
Selama ini, Hooq bekerja sama dengan sejumlah pihak seperti Telkom yang menawarkan bundling untuk pelanggan IndiHome.
Hooq juga bekerja sama dengan Grab untuk memberikan layanan video streaming di platform Grab.
Untuk diketahui, Hooq merupakan layanan video on demand yang berbasis di Singapura dan merupakan perusahaan patungan Sony Pictures, Warner Bros, dan Singtel.
Layanan ini hadir pertama kali pada Januari 2015 di beberapa negara Asia, seperti Filipina, Thailand, India, Indonesia, dan Singapura.(cc)
SUMBER: Wartakota
• Pungli Selama 23 Tahun di Kota Solo, Baru Terungkap, Berdalih Uang Keamanan, Sebulan Bisa Rp3 Juta
• Dikabarkan Hamil 20 Minggu, Begini Perjalanan Cinta Zayn Malik dan Gigi Hadid, Sempat Putus Nyambung