Virus Corona
Begini Cara Jepang Mencegah Perceraian di Tengah Pandemi Virus Corona Melalui Konsultasi Keluarga
Dampak virus corona yang paling serius terhadap ekonomi keluarga berdampak pada tingkat perceraian yang meningkat.
Amano menjelaskan bahwa gagasan Kasoku dihasilkan dari pengalaman langsung presiden perusahaan saat putus dengan pasangannya yang tinggal bersamanya.
Selain itu kebijakan ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengisi unit-unit hunian kosong ketika jumlah wisatawan turun.
Sementara itu menurut Rika Kayama, seorang psikiater dan profesor di Universitas Rikkyo, konflik rumah tangga terjaadi karena perbedaan pandangan.
• Lowongan Kerja Perusahaan Produk Cat - Lulusan D3 & S1, Maksimal Daftar 30 April 2020
“Apa yang sering saya dengar adalah perbedaan yang dimiliki pasangan dalam cara mereka melihat dan mengatasi virus. Beberapa istri menganggap masalah ini sebagai ancaman nyata, sedangkan suami mereka tidak merasa seperti itu,” kata Kayama
Selain menyewakan unit hunian sementara, Kasoku juga menyediakan layanan konsultasi. Biaya untuk sekali konsultasi sekitar 4980 yen atau setara dengan Rp 717.473.
Konsultasi umumnya dalam bahasa Jepang tetapi perusahaan juga dapat melayani permintaan konsultasi dalam bahasa Inggris dan China melalui telepon atau email.
Amano mengatakan, keluhan rata-rata berasal dari pria dan wanita di usia 30-an hingga 50-an. Mereka biasanya mengeluhkan rasa frustrasi karena harus menghabiskan berjam-jam di rumah yang sama.
Virus hanyalah pemicunya
Pengacara Eri Mizutani, yang perusahaannya menangani banyak kasus perceraian, mengatakan masalah perceraian terkait corona harus dilihat dari perspektif yang tepat.
Mizutani mengatakan penyebab perceraian yang berhubungan dengan virus corona sebenarnya lebih berkaitan dengan masalah-masalah serius seperti kekerasan dalam rumah tangga.
“Ini bukan hanya kasus sederhana dari virus yang menyebabkan perceraian. Sebenarnya, sudah ada faktor-faktor yang mendasarinya dan virus ini hanya menjadi pemicu,” katanya.
Mizutani berpendapat bahwa virus memainkan dua peran kunci dalam menciptakan konflik di antara pasangan, yaitu kurangnya rasa kepedulian yang dibagi antara pasangan dan kesulitan ekonomi seperti kehilangan pekerjaan.
Sementara itu Kayama menyebut bahwa di Jepang konflik juga dapat muncul jika suami yang gila kerja keras (workaholic) bersikeras untuk pergi bekerja ketika istri mereka meminta mereka untuk bekerja dari rumah.
Kayama juga berharap agar pasangan-pasangan ini tidak terlalu tergesa-gesa untuk mengajukan perceraian dan mendesak mereka untuk bersatu dan mengatasi tantangan yang mereka hadapi.
"Membuat keputusan besar dalam hidup seperti perceraian bisa jadi sulit pada saat seperti ini. Mengapa tidak menunda dulu sampai virus terkendali?" katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com 'https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/29/130000165/melihat-layanan-sewa-kamar-dan-konsultasi-perceraian-saat-pandemi-corona-di?page=all#page4'