Virus Corona
Begini Cara Jepang Mencegah Perceraian di Tengah Pandemi Virus Corona Melalui Konsultasi Keluarga
Dampak virus corona yang paling serius terhadap ekonomi keluarga berdampak pada tingkat perceraian yang meningkat.
TRIBUNJAMBI.COM - Dampak virus corona yang paling serius terhadap ekonomi keluarga berdampak pada tingkat perceraian yang meningkat.
Di antaranya saat virus corona memengaruhi berbagai sektor kehidupan masyarakat di seluruh Jepang.
Termasuk pada kelangsungan pernikahan pasangan suami istri.
• Rincian Besaran THR yang Akan Diterima PNS dan TNI/Polri, Diprediksi Cair 10 Hari Jelang Lebaran
Beberapa pasangan suami-istri yang sebelumnya jarang berinteraksi karena kesibukan kerja, kini bisa lebih sering tinggal bersama di dalam rumah.
Melansir The Japan Times (26/4/2020) Menyiasati hal tersebut, sebuah layanan kini dihadirkan untuk mencegah pasangan-pasangan di Jepang jangan sampai bercerai. Penyedia layanan ini adalah Kasoku, sebuah firma yang berbasis di Tokyo.
Mereka menyediakan hunian yang bisa disewa dalam waktu singkat untuk memfasilitasi pasangan-pasangan yang butuh waktu sendiri dan jauh dari pasangannya.
• Download Lagu MP3 Sholawat Nissa Sabyan dan Haddad Alwi Terpopuler 2020 (Video)
"Tujuan kami adalah untuk menghindari terjadinya perceraian. Kami berharap pasangan-pasangan ini bisa menenangkan diri dan memikirkan pernikahan mereka," kata Kosuke Amano, juru bicara perusahaan
Amano menyebut bahwa perusahaan akan menyediakan kamar dan suasana serta fasilitas yang mendukung untuk work from home.
Menjadi trend di Twitter
Jepang mengumumkan keadaan darurat secara nasional pada 16 April 2020, memperluas cakupan kebijakan stay at home yang sebelumnya mencakup Tokyo dan enam prefektur lainnya.
Sebelum keadaan darurat dideklarasikan, laman sosial media di Jepang sudah dipenuhi postingan yang menyatakan frustrasi terhadap pasangan.
Dengan menggunakan tagar #coronarikon yang berarti “perceraian corona” dalam bahasa Jepang, para pengguna Twitter memposting keluhannya.
Rata-rata dari mereka mengeluhkan kekecewaan mereka terhadap pasangan yang tidak memiliki rasa kepedulian terhadap situasi saat ini.
Biaya tempat tinggal sementara ini sekitar 70.000 yen per bulan atau sekitar Rp 10 juta per bulannya.
Akibat pengalaman nyata