Virus Corona

Bertahan di Tengah Pandemi Virus Corona, Airbus Pertimbangkan Pemangkasan Karyawan

135.000 karyawan Produsen pesawat asal Eropa, Airbus terancam jadi pemangkasan karyawan di tengah pandemi virus corona.

Editor: Heri Prihartono
toulouse-visit.com  
Pesawat A380 pesanan Singapore Airlines sedang dirakit di pabrik Airbus di Toulouse, Perancis.  

TRIBUNJAMBI.COM -  135.000 karyawan Produsen pesawat asal Eropa, Airbus terancam jadi korban pemangkasan karyawan di tengah pandemi virus corona.

Pasalnya kondisi perusahaan Airbus tersebut saat ini sangat dipertaruhkan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

 
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (28/4/2020), CEO Airbus Guillaume Faury menyampaikan dalam surat resminya kepada para stafnya, bahwa perusahaan mengeluarkan uang tunai dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ia juga menyebut, baru-baru ini terjadi penurunan produksi lebih dalam dan ini akan terus ditinjau.

Menurut Faury, Airbus telah mulai menerapkan skema cuti yang dimulai dengan meliburkan sementara 3.000 pekerja di Prancis.

Kendati demikian, ia berpikir bahwa perusahaan mungkin memerlukan perencanaan langkah-langkah yang lebih jauh untuk menghadapi situasi sulit ini.

Dari Rp 101 Miliar Baru Segini Dana Penanganan Covid-19 yang Dicairkan Pemkab Tanjabbar

"Kelangsungan hidup Airbus dipertanyakan jika kita tidak bertindak sekarang," tulis Faury, dalam surat pernyataannya.

Airbus memang tengah melakukan diskusi aktif dengan pemerintah Eropa tentang skema untuk membantu industri yang kesulitan, termasuk mengajukan pinjaman yang dijamin oleh negara.

Perusahaan ini pun telah memperluas jalur kredit komersialnya dengan bank.

Raksasa kedirgantaraan Eropa itu mengatakan bahwa bulan ini perusahaan akan mengurangi produksi jet dengan bodi sempit hingga sepertiga menjadi 40 jet per bulan.

Selain itu, Airbus juga akan memangkas produksi untuk jet berbadan lebar, dengan pemangkasan hingga 42 persen.

"Dengan kata lain, hanya dalam beberapa pekan, kami telah kehilangan sekitar sepertiga dari bisnis kami. Dan terus terang, itu bahkan bukan skenario terburuk yang kita hadapi selama pandemi ini," kata Faury.

Sebagian besar Analis dan maskapai penerbangan, sejauh ini memprediksi kelesuan industri penerbangan akan berlangsung sekitar 3 hingga 4 tahun.

Namun menurut Faury, masih terlalu dini untuk menilai seberapa cepat pemulihan akan terjadi.

Dampak Virus Corona Paling Parah di Singapura dan Jepang

 Dampak virus corona yang paling parah di antaranya adalah dampak buruk terhadap kondisi ekonomi suatu negara.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved