Virus Corona
Apa Itu Plasma Darah, Terapi yang Digunakan untuk Penyembuhan Pasien Virus Corona
Dalam uji klinis saat ini, Brigjen Budi menyebut RSPAD telah mengantongi izin penelitian dari komisi etika pelayanan penelitian kesehatan.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Kabar terbaru tetang plasma darah untuk terapi pasien yang terinfeksi virus corona.
Setelah sembuh dari Covid-19, Ratri Anindyajati kini menjadi satu di antara pendonor plasma darah di Rumah Sakit Pusat Angkatan darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

Seperti diketahui, Ratri besama adik dan ibundanya merupakan pasien yang awal-awal terdeteksi tertular Virus Corona di Indonesia.
Virus Corona yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya membuat sejumlah uji coba metode penyembuhan terus dilakukan.
Terapi Plasma sebagai salah satu solusi penyembuhan Virus Corona yang masih terus diuji coba. (Capture YouTube Kompas TV)
• Masih Yakin Anggap Remeh Virus Corona? 6 Efek Buruk Ini Bakal Dirasakan
• Spoiler One Piece 978, Bakal Terkuak Siapa Sosok Anak dari Kaido, Penampakan Pertama The Flying Six
• Tata Cara dan Niat Sholat Tarawih Dirumah Sendiri Saat Bulan Suci Ramadhan 2020 atau 1441 H
Satu di antara metode yang baru dilakukan uji klinisnya di Indonesia adalah, plasma darah.
Dikutip TribunWow.com, Tim kesehatan RSPAD Gatot Subroto bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Eijkman dan Bio Farma Bandung melakukan uji konvalesen plasma atau plasma darah dari pasien yang dinyatakan sembuh dari Virus Corona.
Metode pengobatan ini disebut telah berhasil di beberapa negara dalam mengatasi perbagai kasus penularan virus.
Semenjak metode plasma darah digagaskan, Ratri bersama ibu dan adiknya lalu dihubungi oleh pihak RSPD untuk menjadi donor plasma darah.
"Kami sekeluarga di hubungi RSPAD, jadi setelah 2 minggu sembuh dan keluar dari isolasi di RSPI Sulianti Saroso, pihak RSPD menghubungi kami apakah kami bersedia," terang Ratri dikutip dari Kompas TV, Rabu (22/4/2020).
Ratri mengaku mulanya ia dan keluarganya agak takut untuk menjadi donor.
Pasalnya, selain ia dan keluarganya mempunyai riwayat darah rendah dan tidak pernah donor darah, metode plasma darah sendiri masih asing baginya.
Namun, atas penjelasan dari pihak RSPAD ia bersama adik dan ibunya kemudian berkenan untuk mencoba hal tersebut.
"Waktu itu kita sebenarnya agak merasa takut karena kita kan enggak biasa mendonorkan darah," ujar Ratri.
"Kok takut ya, enggak familiar dengan sistem penyaringan darah ini, cuma diambil plasmanya."