Berita Nasional

Luhut Binsar Pandjaitan, Anak dari Sopir Bus AKAP yang Menjelma Jadi Menteri Jokowi yang Serba Bisa

Luhut Binsar Pandjaitan, Anak dari Sopir Bus AKAP yang Menjelma Jadi Menteri Jokowi yang Serba Bisa

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
TribunJogja.com
Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Maritim 

TRIBUNJAMBI.COM - Nama Luhut Binsar Pandjaitan siapa yang tidak kenal. Sosok pria yang kini diketahui banyak orang sebagai menterinya Presiden Joko Widodo.

Luhut saat ini menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia ke-5.

Selain memegang jabatan itu, Luhut juga dipercaya mengemban tugas sebagai Menteri Perhubungan sementara, pasca Budi Karya Sumadi dikonfirmasi menjadi pasien Covid-19 (Kini dinyatakan sembuh).

Tidak hanya itu saja, Luhut menjadi seorang menteri bukan sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saja, dia sudah menjadi menteri saat pemerintahan Abdurahhman Wahid (Gus Dur).

Mudik Dilarang, Luhut Pandjaitan Ungkap Strategi Tak Biasa dari Pemerintah: Sanksi Efektif 7 Mei

Lama Tidak Tampak, Penampakan Menhan Prabowo saat Rapat dengan Luhut dan Terawan, Bahas COVID-19?

Teguran Luhut Binsar ke Anies Baswedan Soal KRL, Meski sedang PSBB, Masih Banyak Warga Masuk Jakarta

Kala itu Luhut menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia ke-22.

Di pemerintahan Jokowi dirinya pun dijuluki 'Menteri Serba Bisa' karena sering merangkap jabatan sebagai menteri lainnya bila jabatan itu ditinggal menteri sebelumnya.

Seperti halnya yang saat ini diisinya menjadi Menteri Perhubungan.

03062016_LUHUT PANJAITAN
03062016_LUHUT PANJAITAN (TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN)

Baru-baru ini, Luhut mencurahkan kisah masa lalunya di Facebook.

Siapa yang menyangka, Jenderal TNI ini bukan lahir dari keluarga kaya raya.

Sosok yang pernah dijuluki 'Golden Boy' dari Leonardus Benny Moerdani, mantan Panglima ABRI kini Panglima TNI itu mengaku merupakan anak dari seorang sopir AKAP.

Seperti apa ceritanya, berikut tulisan lengkap Luhut Binsar Pandjaitan di akun Facebooknya serta profil lengkap dirinya:

Di usia yang sudah cukup tua ini, saya masih seringkali teringat pada kenangan masa kecil dan kehidupan bersama orang tua saya di Simargala, Toba Samosir. Saya menjalani kehidupan masa kecil bersama orang tua dan adik-adik dalam keadaan yang sangat sulit, karena Ayah saya adalah satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga dengan menjadi sopir bus AKAP di Sibualbuali.

Gaji beliau hanya cukup untuk kami makan sehari-hari kami. Jadi kalau mau dibilang, saya adalah anak sopir bus AKAP dan dilahirkan dari seorang Ibu yang tangguh meskipun tidak tamat Sekolah Rakyat. Masa kecil saya juga dihabiskan dengan merantau, karena Ayah dan Ibu saya ingin mencari penghidupan yang lebih baik.

Kesulitan dan perjuangan hidup yang saya alami bersama orang tua inilah, yang kemudian selalu saya jadikan pegangan dalam merumuskan berbagai kebijakan yang terkait dengan hajat hidup masyarakat Indonesia seluruhnya.

Apalagi di tengah badai pandemi Covid-19 yang sedang melanda negara kita saat ini, yang memang membawa dampak yang cukup signifikan terutama dalam penghidupan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Seringkali, di sela-sela waktu senggang seperti hari Minggu ini, saya menyempatkan untuk melihat kanal media sosial saya, dan membaca kolom komentar di setiap postingan maupun pesan di kotak masuk.

Banyak aspirasi dari mulai kritik hingga dukungan disampaikan oleh masyarakat Indonesia, yang terkait dengan kebijakan pemerintah. Semuanya selalu saya jadikan pertimbangan untuk merumuskan kebijakan yang akan saya ambil.

Saya mendapatkan laporan dari banyak pihak bahwa penumpang KRL Commuter Line Jabodetabek mayoritasnya adalah pekerja, dan banyak pula pekerja di sektor usaha yang masih diizinkan beroperasi selama PSBB.

Seperti yang kita semua tahu bahwa masih ada 8 sektor usaha yang diizinkan beroperasi selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti yang bergerak di bidang kesehatan hingga pangan, sehingga masih membutuhkan moda transportasi massal seperti KRL untuk berangkat ke tempat kerja mereka.

Saya pun juga mendapatkan informasi dan aspirasi dari beberapa masyarakat di kanal media sosial saya lewat pesan masuk, beberapa dari mereka adalah tenaga medis yang setiap hari nya harus berangkat dari Jakarta menuju Rumah Sakit tempat dirinya bertugas di wilayah Bekasi.

Jika KRL Commuter Line Jabodetabek tidak beroperasi, maka dirinya akan semakin sulit menjangkau tempat kerjanya. Kemudian ada pula pekerja pabrik yang juga sehari-hari bahkan di saat PSBB seperti ini pun, masih harus berangkat ke tempat kerja dan menggunakan KRL Commuterline sebagai satu-satunya alat transportasi ke tempat kerja. Banyak dari mereka menyampaikan kepada saya agar KRL Commuter Line Jabodetabek tetap beroperasi saat PSBB ini diberlakukan.

Ada satu pesan yang masuk dan membuat saya begitu haru, ketika seorang Ibu pekerja yang tinggal di Bekasi dan setiap harinya harus naik KRL Commuterline Jabodetabek menuju Jakarta untuk sampai di tempat kerjanya. Saat menuliskan pesan kepada saya, Ibu tersebut berkata dirinya sedang berada di stasiun KRL dan sedang kebingungan bagaimana caranya sampai ke tempat kerja jika pemerintah kemudian menghentikan operasional KRL Commuter Line Jabodetabek di saat PSBB, sementara suaminya sudah dirumahkan tanpa digaji akibat imbas pandemi Covid-19 ini.

Ibu tersebut kemudian bertanya juga, bagaimana ia harus menghidupi keluarga dan anak-anaknya jika dirinya tidak punya akses untuk pergi ke tempat kerja? Membaca pesan dari ibu ini, batin saya disergap rasa haru dan seketika teringat perjuangan kedua orang tua saya dalam menghidupi ke-empat anak-anaknya agar tetap bisa makan setiap hari dan mendapat pendidikan yang layak meskipun hidup mereka serba sulit. Terlebih di saat ini, jumlah Ibu bekerja semakin banyak dan kaum Ibu juga menjadi tulang punggung membantu perekonomian keluarga dengan ikut andil dalam mencari nafkah.

Saya pun teringat pesan Presiden Joko Widodo kepada kami para menterinya, agar dalam pengambilan keputusan di saat-saat seperti ini selalu mempertimbangkan sisi kehidupan rakyat yang paling sulit dan paling terkena dampak dari pandemi Covid-19.

Memang pandemi ini membawa dampak yang signifikan bagi seluruh rakyat Indonesia, namun ada di antara kita yang paling rentan terkena dampaknya. Mereka-mereka inilah yang patut kita perhatikan dan kita bantu dengan berbagai bantuan langsung melalui Jaring Pengaman Sosial yang kita susun bersama untuk masyarakat yang rentan terdampak jika PSBB diberlakukan, karena mereka masih harus bekerja dan keluar rumah.

Jika tidak, mereka terancam tidak bisa menghidupi keluarganya. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan saya untuk tidak terburu-buru mengambil tindakan. Karena sebuah kebijakan harus dipikirkan secara matang dengan mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya, untuk dicari jalan tengah yang paling baik.

Atas dasar segala pertimbangan itulah kemudian operasional KRL Commuter Line Jabodetabek tetap berjalan seperti sedia kala dengan pembatasan waktu dan pengendalian penumpang, setidaknya sampai Bantuan Sosial (Bansos) dari pemerintah sudah diterima masyarakat.

Kami akan selalu mengevaluasi langkah-langkah dari setiap kebijakan yang diambil karena hari ini setiap kebijakan harus ditentukan dan dilakukan secara cepat tanpa perlu ada satu bagian masyarakat yang disulitkan oleh kebijakan yang kami buat bersama.

Saya pun berharap masyarakat dan petugas KRL Commuter Line Jabodetabek untuk selalu memperhatikan dan melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku seperti penggunaan masker dan menjaga jarak.

Di akhir, saya ingin menyampaikan harapan saya kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap saling menjaga di tengah situasi pandemi seperti saat ini dengan memperhatikan dan membantu keluarga, sanak saudara, bahkan tetangga yang mungkin saja di tengah situasi sulit ini, kehidupan mereka lebih sulit lagi.

Saya sebagai bagian dari pemerintah Indonesia akan terus berupaya mencari jalan tengah yang paling sedikit mudarat serta paling besar manfaatnya untuk masyarakat Indonesia. Jadi saya titip pesan, tidak ada yang perlu dibenturkan antara satu kebijakan dengan kebijakan lainnya. Kita semua bekerja semaksimal mungkin agar pandemi Covid-19 bisa kita atasi bersama-sama.

Lihat Perempuan Mainkan Hp di Atas Motor, Ferdinan Nekat Mepet hingga Berakhir Begini

Anggota DPRD Muaro Jambi Jadi Terdakwa Korupsi Dana Bansos, Sidang Digelar Online

Pulang Dari Zona Merah, Seorang Pria di Blora Mencoba Bunuh Diri Setelah Diusir Istri dan Warga

Profil Luhut Binsar Panjaitan:

Mengutip dari Wikipedia, Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. (lahir di Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, Sumatra Utara, 28 September 1947; umur 72 tahun).

Dia adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia pada juli 2016 dan dipilih kembali pada masa Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf Amin periode 2019–2024 sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia sejak 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.

Pada 12 Agustus 2015 ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno. Dalam reshuffle Kabinet Kerja Jilid II pada tanggal 27 Juli 2016, dia diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.

Pada tanggal 15 Agustus 2016, Presiden Joko Widodo mengambil langkah terkait polemik kepemilikan paspor Amerika Serikat (AS) Menteri ESDM Arcandra Tahar, sehingga Presiden Joko Widodo memberhentikan secara hormat Arcandra Tahar dari Menteri ESDM, dan menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan yang juga menjadi Menko Maritim, untuk menjadi pejabat sementara (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sebelum masuk dalam Kabinet Kerja, Luhut Pandjaitan pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2000–2001 saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI 1999–2001.

Sebelum menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, ia menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura. 

Kehidupan pribadi

Putra Batak ini merupakan anak ke-1 dari 5 bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu. Ia menikah dengan Devi Simatupang dan memiliki 4 anak, yaitu: Paulina, David, Paulus dan Kerri Pandjaitan.

Pendidikan
Untuk mengejar cita-cita, ia hijrah ke Bandung dan bersekolah di SMA Penabur. Di sinilah ia kemudian menjadi salah satu pendiri Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) yang menghimpun pelajar dan mahasiswa menentang Orde Lama dan PKI.

Luhut Binsar Panjaitan adalah lulusan terbaik dari Akademi Militer Nasional angkatan tahun 1970. Pada Tahun 1967, Luhut masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian Darat dan 3 tahun kemudian meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada tahun 1970, sehingga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.

Karier militernya banyak dihabiskan di Kopassus TNI AD. Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81. Berbagai medan tempur dan jabatan penting telah disandangnya; Komandan Grup 3 Kopassus, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat. Ketika menjadi perwira menengah, pengalamannya berlatih di unit-unit pasukan khusus terbaik dunia memberinya bekal untuk mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor) kesatuan baret merah Kopassus, menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia.

Detik-detik Petarung MMA Harvey Park Menang Dalam Kondisi Jari Tangan Putus, Simpson Terjengkang

Tata Cara dan Niat Mengerjakan Mandi Wajib Sebelum Puasa Ramadan 2020. Lengkap Dengan Doa

Kompas TV Salurkan Donasi “Konser Amal Dari Rumah Didi Kempot” Bantu Warga Terdampak Covid-19

Pendidikan yang diikutinya:

Masters in Public Administration, George Washington University, Washington DC, Amerika Serikat.
National Defense University, Amerika Serikat.
Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI), Penerima penghargaan Adhi Makayasa untuk lulusan terbaik AKABRI bagian Darat (1970).
Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (SUSSARCABIF), Lulus Terbaik (1971).
Kursus Komando, Lulusan Terbaik, Meraih Penghargaan Sangkur Perak Komando (1971).
Kursus Lintas Udara, Lulusan Terbaik, Meraih Penghargaan Trophy Payung Emas (1971).
Kursus Lanjutan Perwira/SUSLAPA I (1976).
Kursus Lanjutan Perwira/SUSLAPA II (1978).
Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SESKOAD).
Sekolah Staf Dan Komando ABRI (SESKO ABRI)
Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS)
Pada Tahun 2001 Luhut Panjaitan mendirikan Politeknik Informatika Del di Desa Sitoluama, Toba Samosir.

Pelatihan

Royal Army Special Air Service (SAS), Inggris (1981).
Shooting & Anti-Terror Instructor Training, Jerman Barat (1981).
Counter-Terrorism and Special Operations Course, Grenzschutzgrupppe 9 (GSG-9) German Federal Police, Jerman Barat (1981).
US Army Airborne, Pathfinder, And Ranger Course, Fort Bragg And Fort Benning, Amerika Serikat (1976).
Free Fall Instructor Course, US Army Special Forces, Fort Bragg, Amerika Serikat (1976).
Mobile Trainning Team (MTT) Instructor Course Golden Knight, US Army Special Forces, Fort Bragg, Amerika Serikat (1978).
HALO/HAHO Jumpmaster Instructor Course, US Army Jumpmaster School, Amerika Serikat (1980).
US Army John F. Kennedy Special Warfare Center and School (US. Army Special Forces Course), Fort Bragg, Amerika Serikat (1978).
Bomb Disposal Instructor Training, US Army Special Forces, Fort Bragg, Amerika Serikat (1977).
Jungle Warfare Instructor Training Course, US Army Special Forces, Fort Bragg, Amerika Serikat (1979).
Guerrilla & Counter-Guerrilla Warfare Instructor Training Course, US Army Special Forces, Amerika Serikat (1978).
Kepangkatan
Letnan Dua Inf (1970)
Letnan Satu Inf (1973)
Kapten Inf (1975)
Mayor Inf (1980)
Letnan Kolonel Inf (1983)
Kolonel Inf (1990)
Brigadir Jenderal TNI (1995)
Mayor Jenderal TNI (1996)
Letnan Jenderal TNI (1997)
Jenderal TNI (HOR) (01-11-2000)

Jabatan Militer

Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1971).
Komandan Peleton Batalyon Siliwangi Di Kalimantan Barat, Pada Operasi Pemberantasan Dan Penumpasan PGRS/Paraku (1972).
Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1973).
Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (KONGA VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir (Desember 1973 – Oktober 1974).
Ajudan Pribadi Brigjen TNI Yogi S Memed (Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez) Kontingen Garuda (KONGA VI), Mesir (Desember 1973 – Oktober 1974).
Komandan Tim C Group 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Pada Operasi Seroja, Kopassandha (1975).
Komandan Kompi Pasukan Pemburu Kopasshanda Pada Elemen Satgas Tempur Khusus, Pada Operasi Seroja (1976), Sekaligus Meraih Prestasi Dan Predikat Sebagai Komandan Kompi Terbaik Dalam Operasi Seroja.
Perwira Operasi Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat.
Perwira Operasi Pada Satuan Tugas/Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI.
Pendiri dan Komandan Pertama Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1981)
Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS ABRI (1983)
Komandan Satuan Pengamanan Presiden RI/VVIP Pada KTT ASEAN Manila, Filipina (1984).
Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Charlie/Proyek Intelijen Teknik (Proyek Yang Menjadi Creme De La Creme TNI) Pada Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1985).
Pendiri Dan Komandan Pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus) Detasemen-81/Anti-Terror Kopassus Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) (1986).
Komandan Satgas Tempur Khusus Pasukan Pemburu Kopassus (Detasemen-86) Di Sektor Tengah Khusus (Osu, Frekueike, Laisorobai) Timor-Timur (1986). Meraih Prestasi Dan Predikat Sebagai Komandan Satgas Tempur Terbaik Di Timor-Timur.
Komandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud/Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus/Pusdikpassus, Kopassus (1987).
Asisten Operasi (Asops) Kopassus (1989)
Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus, (1990)
Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus), (1993)
Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur, Meraih Prestasi Sebagai Komandan Korem Terbaik Di Indonesia (1995)
Wakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri
Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI-AD (1996–1997)
Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD) (1997–1998).

Jabatan Pemerintahan

Duta Besar RI Berkuasa Penuh Untuk Singapura (1999–2000)
Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada Kabinet Persatuan Nasional (2000–2001)
Pangkat Jenderal TNI (1999)
Kepala Staf Kepresidenan RI (2014–2015)
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan RI (2015–2016)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2016–2019)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kabinet Indonesia Maju (2019–2024)

(Eko Prasetyo/Tribunjambi.com)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved