Virus Corona

Hasil Tes PDP Corona di Bali Membingungkan 10 Kali Tes Hasilnya Berubah-ubah, Kok Bisa?

Secara mengejutkan hasil PDP Covid-19 di Bali berubah hingga menimbulkan kebingunan di antaranya bagi tim medis.

Editor: Heri Prihartono
STR/AFP/China OUT
Seorang paramedis Laboratorium memegang sampel virus di laboratorium Hengyang, Provinsi Henan, China, Rabu (19/02/2020). Data terakhir tercatat korban tewas akibat epidemi virus coronavirus COVID-19 melonjak menjadi 2.112 dan pada Kamis (20/02/2020) ada 108 orang lagi meninggal di Provinsi Hubei, Kota pusat penyebaran yang paling parah dari wabah Corona tersebut. 

Ternyata virus corona 10 Kali Lebih Mematikan daripada Flu Babi (H1N1), Ini Penjelasan WHO.

Wabah Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona, dinyatakan 10 kali lebih mematikan daripada virus flu babi (H1N1), yang menyebabkan pandemi pada 2009.

“Kami tahu bahwa COVID-19 menyebar dengan cepat, dan kami tahu itu mematikan - 10 kali lebih mematikan daripada pandemi flu 2009.” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss, seperti dilansir AFP, Senin (13/4/20).

 

Jika dibandingkan, per 13 April 2020 wabah virus corona (Covid-19) telah menewaskan 119,595 orang di berbagai belahan dunia.

Padahal, pandemi Covid-19 baru terhitung empat bulan, di mana pandemi ini di mulai pada Desember 2019 dari Kota Wuhan, China.

Sementara flu babi (H1N1), menewaskan 18.500 orang.

Seperti diketahui, flu babi (H1N1) merebak pertama kali di Meksiko dan Amerika Serikat pada Maret 2009.

Virus itu kemudian menyebar ke Afrika dan Asia Tenggara.

WHO lantas menyatakan flu babi sebagai pandemi pada Juni 2009, dan pada Agustus 2010 pandemi itu dinyatakan berakhir.

Namun, menurut lembaga kesehatan Lancet, memperkirakan jumlah korban flu babi (H1N1) antara 151.700 sampai 575.400 orang.

Lebih lanjut, Tedros mengatakan, satu-satunya cara untuk benar-benar menghentikan penyebaran virus adalah vaksin.

"Bukti dari beberapa negara memberi kita gambaran yang lebih jelas tentang virus ini, bagaimana perilakunya, bagaimana menghentikannya dan bagaimana mengobatinya," kata Tedros. 

"Kita tahu bahwa virus dapat menyebar dengan lebih mudah di lingkungan yang penuh sesak seperti rumah jompo," lanjut Tedros.

Tedros menyatakan kasus virus corona (Covid-19) sangat cepat melonjak dan penurunannya lambat. Maka dari itu, dia berharap seluruh negara gencar melakukan deteksi dini, serta melakukan isolasi dan melacak orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien untuk mencegah penyebaran virus.

“Kami tahu bahwa penemuan kasus awal, pengujian, isolasi, perawatan untuk setiap kasus, dan melacak setiap kontak sangat penting untuk menghentikan transmisi.”

"Menunjukkan bahwa di beberapa negara kasus meningkat dua kali lipat setiap tiga hingga empat hari, penyakit ini berakselerasi cepat tetapi “melambat jauh lebih lambat,” kata Tedros.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved