BPBD Akan Koordinasi untuk Antisipasi Karhutla, Walhi: Jangan Sampai Kelabakan
Selain tengah dilanda wabah corona virus disease, Provinsi Jambi juga mewaspadai adanya kemungkinan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Selain tengah dilanda wabah corona virus disease, Provinsi Jambi juga mewaspadai adanya kemungkinan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah titik. Hal itu mengingat karhutla menjadi langganan di Provinsi Jambi pada musim kemarau.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi, musim kemarau di Provinsi Jambi tahun 2020 mulai terjadi pada akhir Mei atau Juni 2020 mendatang.
Terkait hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi tidak mau lengah. Kepala BPBD Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah menjelaskan, saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan aparat TNI dan Polri untuk mengantisipasi karhutla di Provinsi Jambi.
• Fokus Tangani Covid-19, BPBD Tanjab Barat Tetap Pantau Potensi Karhutla
• Hanya Tiga Hari, Pemkot Sungai Penuh Gelar Pasar Murah, Catat Tanggalnya
• Benarkah Virus Corona atau COVID-19 Bisa Menular Lewat Kentut, Alasannya? Simak Penjelasan Dokter
"Tentu (berkoordinasi). Kami sudah koordinasi juga dengan Kapolda untuk memerintahkan pengusaha terkait dengan perkebunan dan kehutanan untuk memasang CCTV di kebun-kebun mereka," ujarnya, Senin (20/4/2020).
Menurutnya, pemasangan CCTV saat ini bisa menjadi upaya mengantisipasi pembakaran hutan dan lahan.
Saat ini pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan BMKG terkait kapan masuknya musim kemarau di Provinsi Jambi. Informasi yang diperoleh sejauh ini, perkiraan musim kemarau baru bisa ditetapkan awal Mei mendatang.
"Musimnya belum memasuki musim pancaroba. Awal bulan depan (Mei) baru ditetapkan, apakah musim kemarau jatuh pada akhir Mei atau awal Juni," katanya.
Jika musim kemarau mulai terjadi pada akhir Mei, pihaknya langsung melakukan kesiapsiagaan, berkoordinasi dengan seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Jambi. Selain itu, pihaknya juga langsung menyiapkan posko di sejumlah titik untuk mengantisipasi terjadinya karhutla.
Sejauh ini, daerah yang menjadi perhatian karhutla di Provinsi Jambi masih didominasi kawasan gambut, yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Muarojambi, dan sebagian Batanghari.
Dia mengimbau, mulai dari sebelum masuk musim kemarau, masyarakat biasa mau pun yang punya hak perlindungan hutan, agar tidak melakukan pembakaran hutan.
Sebelum ini, Kasi Data dan Informasi BMKG Jambi, Kurnia Ningsih memperkirakan, musim kemarau mulai dirasakan masyarakat di Provinsi Jambi sejak dasarian ketiga bulan Mei.
"Awal musim kemarau untuk Provinsi Jambi diprediksi terjadi pada dasarian ketiga Mei (akhir Mei) hingga awal Juni," katanya, Minggu (12/4/2020) lalu.
• Bantu Warga Terdampak Corona, Bupati Masnah Minta Penyaluran Sembako Harus Tepat Sasaran
• Cegah Penyebaran Covid-19, Kapolres Tanjab Barat Pastikan Perbatasan Riau-Jambi Dijaga Ketat
Lebih lanjut dia menjelaskan, musim kemarau secara umum terjadi pada bulan Juni hingga September mendatang.
Merujuk pada data yang dilansir dari bmkg.go.id, dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 17,0 persem diprediksi akan mengawali musim kemarau pada bulan April 2020, yaitu di sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara, Bali, dan Jawa. Sebanyak 38,3 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada bulan Mei 2020, meliputi sebagian Bali, Jawa, Sumatera, dan sebagian Sulawesi. Sementara itu 27,5 persen di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua akan masuk awal musim kemarau di bulan Juni 2020.
Dari prakiraan BMKG, kemarau tahun ini tidak sepanjang dan sekering 2019 lalu.
"Pada tahun 2020 ini, indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) dan Dipole mode pada kondisi netral. Insya Allah, kemarau tahun 2020 ini tidak sekering tahun 2019 lalu," terangnya.