Berita Eksklusif Tribun Jambi
BERITA EKSKLUSIF Waspada Karhutla setelah Corona, Dana Tanggap Darurat Dialihkan
Namun, dia menekankan agar pemerintah berhati-hati dalam menentukan anggaran mana yang harus direlokasi.
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Konsentrasi penanganan pandemik corona yang dilakukan pemerintah dareah di Provinsi Jambi jangan sampai melupakan ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Utamanya bagi pemda yang lebih memilih mengalihkan dana penanganan karhutla ketimbang biaya perjalanan dinas untuk penanganan corona.
Direktur KKI Warsi, Rudi Syaf mengapresiasi keseriusan pemerintah dalam menangani wabah Covid-19 ini.
Namun, dia menekankan agar pemerintah berhati-hati dalam menentukan anggaran mana yang harus direlokasi.
• BERITA EKSKLUSIF Karet Seharga Tempe, Petani di Jambi Cemas Bakal Terus Anjlok
• Download Lagu MP3 Kompilasi Nella Kharisma, Via Vallen dan Didi Kempot Terbaru 2020, Ada Videonya
• Riset Ilmuwan Prancis Patahkan Ucapan Luhut Binsar Pandjaitan Soal Corona Tak Tahan Cuaca Panas
"Pemerintah harus berhati-hati dalam memutuskan pengalihan dana ini. Jangan sampai menimbulkan masalah baru," katanya, saat dihubungi melalui sambungan seluler, pekan lalu.
Yang ia maksud berhati-hati adalah agar pemerintah tidak salah dalam merelokasi anggaran, termasuk anggaran penanganan karhutla. Menurutnya, anggaran yang bisa direlokasi adalah yang sifatnya tidak menimbulkan kebencanaan.
"Misalnya, kegiatan kedinasan atau pembangunan yang kalau ditunda tidak menimbulkan bencana baru, seperti pembangunan gedung atau fisik lain yang kalau ditunda, tidak masalah," sebutnya.
Informasi yang Tribun himpun, setidaknya pengalihan dana untuk karhutla dilakukan oleh Pemprov Jambi dan Pemkab Batanghari. Item tersebut hanya sebagian dari sejumlah item yang mereka alihkan untuk menangani pandemi corona.
Pemkab Batanghari misalnya, telah menggelontorkan dana yang bersumber dari dana tanggap darurat dan perjalanan dinas dengan nomilal sebesar Rp4,8 miliar untuk penangan Covid- 19.
Dari jumlah tersebut, komposisinya didominasi oleh dana tanggap darurat sebesar Rp3 miliar. Lalu dari perjalanan dinas sebesar Rp1,8 miliar.
Terdampak Pandemi, Koja Trans Terkendala Finansial |
![]() |
---|
Imbas Kurangnya Pabrik Kelapa Sawit Tauke Kejar Harga Tertinggi |
![]() |
---|
Provinsi Jambi Masih Kekurangan Pabrik Kelapa Sawit |
![]() |
---|
Perusahaan Wajib Beri Kompensasi, Lahan Pertanian Terdampak Stockpile Batu Bara |
![]() |
---|
Jangan Korbankan Wilayah Kelola Masyarakat, Pengusaha Berani Bayar Mahal |
![]() |
---|