Virus Corona

Nasib Buruk Ketua RT yang Tolak Pemakaman Perawat Korban COVID-19, Rumahnya Diserbu Karangan Bunga

Nasib Buruk Ketua RT yang Tolak Pemakaman Perawat Korban COVID-19, Rumahnya Diserbu Karangan Bunga

Editor: Andreas Eko Prasetyo

TRIBUNJAMBI.COM - Di tengah pandemi wabah virus corona di Indonesia, ternyata masih saja ada oknum yang tidak terbuka hatinya untuk saling menolong dan bertenggang rasa.

Seperti halnya beberapa oknum yang menolak pemakaman jenazah pasien virus corona.

Salah satunya kasus yang sempat viral.

Saat itu, jenazah rencananya akan dimakamkan di TPU Siwarak, Suwakul, Kelurahan Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Namun sejumlah warga menolak dengan alasan takut tertular.

Saat itu, pelaku yang mengenakan kaos oblong ungu hijau dan celana jauh mengatakan, jika pemakaman jenazah akan mengakibatkan efek yang jauh.

Diketahui laki-laki itu adalah Purbo.

Dia adalah Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Warganet pun marah melihat aksi tak pantas ini. 

Belakangan, rumah Purbo bahkan dikirimi karangan bunga berisi tulisan-tulisan nan menohok. 

Dilansir dari akun instagram @lambe_turah, banyak warga mengirimkan karangan bunga ke TPU Sirawak dan rumah Pak RT Purbo. 

Dalam captionnya, tertulis "Sedangkan karangan bunga yang menyatakan bela sungkawa atas matinya hati nurani masih terus membanjiri TPU dan juga rumah pak erte"

Jadi Rujukan Begini Pola Kerja Tim Medis Pasien Covid-19 RS Raden Mattaher Jambi hingga Diisolasi

Kabar Gembira! Pasien Covid-19 yang Sembuh di Indonesia Mencapai 359 Orang

80 Tante Kesepian Jadi Korban Don Juan Ini, TH (40) Ajak Bercinta Gratis dan Kuras Harta Korban

Ya, karangan bunga yang dikirim dari berbagai daerah di Indonesia ini diberi tulisan-tulisan nan menohok. 

Misalnya karangan bunga dari IPEGERI (Ikatan Perawat Gerontik Indonesia) ini. 

"Turut berduka cita atas matinya hati nurani dan rasa kemanusiaan masyarakat", tulisnya. 

Ada juga karangan bunga DPK RSMI Papua, yang bertuliskan "Turut berduka cita atas matinya hati nurani oknum sekitar TPU Sirawak Suwakul".

Karangan bunga juga datang dari seorang perawat di Jakarta. 

Tulisannya, "Turut berduka cita atas matinya hati nurani oknum tolak pemakaman perawat korban Covid 19".

Bahkan, ada juga karangan bunga yang isi pesannya mengingatkan akan masa depan. 

Karangan bunga ini dikirimkan oleh DPD PPNI Wonogiri, "Menolak jenazah pasien covid 19, bisa saja jenazah seperti itu adalah dirimu di kemudian hari nanti".

Karangan bunga penuhi TPU dan rumah pak RT yang tolak jenazah perawat.
Karangan bunga penuhi TPU dan rumah pak RT yang tolak jenazah perawat. (Facebook)

Klarifikasi hingga Ditetapkan Jadi Tersangka

Sebelumnya, di hadapan Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah, Edy Wuryanto, Purbo menyampaikan permintaan maafnya.

"Atas nama pribadi dan warga saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu."

"Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya pada Jumat (10/4/2020) di kantor DPW PPNI Jawa Tengah.

Purbo mengatakan, penolakan pemakaman di TPU Sewakul tersebut adalah aspirasi masyarakat yang berada di lokasi, termasuk beberapa Ketua RT lain.

"Mereka mengatakan, Pak jangan di sini, jangan dimakamkan di Sewakul," ujarnya menirukan warga.

Purbo mengakui, dalam hati dia menangis karena adanya penolakan pemakaman jenazah tersebut.

"Sungguh, saya juga menangis dengan kejadian tersebut."

"Apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," ungkapnya.

Purbo Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang yang menolak pemakaman perawat RSUP Dr. Kariadi yang meninggal karena positif corona atau Covid-19.
Purbo Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang yang menolak pemakaman perawat RSUP Dr. Kariadi yang meninggal karena positif corona atau Covid-19. (Istimewa)

Sementara Ketua RW 08 Dusun Sewakul, Daniel Sugito mengatakan, penolakan pemakaman tersebut sempat dimediasi.

Bahkan dokter juga memberi penjelasan hingga Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha datang ke lokasi.

"Tapi warga tetap menghendaki pemakaman dipindah," ujarnya.

Selanjutnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng, secara resmi menetapkan tiga tokoh masyarakat, di antaranya adalah Ketua RT--, di Desa Suwakul, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, sebagai tersangka.

Mereka dijemput personel Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng di kediaman masing-masing.

Ketiganya ditangkap polisi karena diduga kuat sebagai provokator atas penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP dr Kariadi Semarang, yang positif terinfeksi virus corona.

Sebab penolakan penguburan jenazah korban virus corona adalah perbuatan melawan hukum.(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari.Grid.id dengan judul : "Tolak Pemakaman Perawat yang Meninggal Karena Positif Covid-19, Rumah Ketua RT Ini Dibanjiri Karangan Bunga, 'Turut Berduka Cita atas Matinya Hati Nurani"

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul AZAB Tolak Kubur Perawat Positif Covid-19, Ketua RT Ini Jadi Tersangka & Rumah Penuh Karangan Bunga

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved