Apakah Sebenarnya Pedang Malaikat Agung St Mikhael? Vatikan Menghunus Lagi setelah 364 Tahun
Sebilah pedang Malaikat Agung St Mikhael dikeluarkan dari tempatnya di Monte Sant'Angelo, Italia. Pedang Mikhael ini dihunus terakhir kalinya pada ta
Serangan Dahsyat Abad ke-20
Pada akhir 1800-an, Paus Leo XIII (wafat 1903) mendapat penglihatan yang menubuatkan datangnya abad penderitaan dan perang.
Setelah mempersembahkan Misa Kudus, Bapa Suci Paus Leo XIII bercakap-cakap dengan para kardinal, lalu tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri.
Segera para kardinal memanggil dokter.
Denyut nadi Bapa Suci tak dapat dideteksi. Sekonyong-konyong, Bapa Suci bangun dan mengatakan,
“Betapa aku diperkenankan melihat suatu penglihatan yang amat mengerikan!”
Dalam penglihatan tersebut, Tuhan mengijinkan setan memilih suatu abad di mana ia boleh melancarkan serangan-serangannya yang paling dahsyat melawan Gereja. Iblis memilih abad ke-20.
Doa kepada Malaikat Agung St Mikhael
Bapa Suci Paus Leo XIII kemudian membuat suatu doa kepada Malaikat Agung St Mikhael.
Malaikat Agung St. Mikhael, belalah kami dalam peperangan.
Jadilah pelindung kami dalam melawan segala kejahatan dan jebakan setan.
Kami mohon dengan rendah hati agar Allah menaklukkannya, dan engkau, O panglima balatentara surgawi, dengan kuasa Ilahi, usirlah ke neraka setan dan semua roh jahat yang berkeliaran di seluruh dunia yang hendak menghancurkan jiwa-jiwa. (Amin)
Pada 1886, Paus Leo XIII menginstruksikan agar doa ini didaraskan pada akhir Misa.
Namun ketika Paus Paulus VI menerbitkan “Novus Ordo” Misa pada tahun 1968, doa kepada St Mikhael dan pembacaan “injil terakhir” pada akhir misa dihapuskan.

Pada musim semi 1994, Bapa Suci Yohanes Paulus II mendorong umat beriman untuk mendaraskan doa kepada Malaikat Agung St Mikael.
Siapa sebenarnya St Mikhael?