Virus Corona
Satu Keluarga di Simalungun Dikucilkan Tetangga, Dikira Covid-19 Padahal Maag dan Paru-paru
Ceritanya berawal dari seorang nenek yang menjemput cucunya di RSUP Adam Malik karena menantunya sedang merawat anak laki-lakinya yang sakit.
Adapun terhadap mereka ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) karena pulang dari daerah lain.
Henri mengatakan hal ini menjadi pembelajaran bagi semua orang agar jangan cepat menuding.
Ia dan camat setempat pun telah sepakat akan melaporkan siapa pun warga yang tega mengusir orang saat berkunjung ke kampung.
"Makanya kalau ada warga yang mau ngusir-ngusir tanpa ada pembicaraan kita laporkan aja ke polisi. Jangan cepat menuding. Kita marilah sama sama belajar," katanya.
Diakuinya, kesalahpahaman ini terjadi karena si R yang dirawat merupakan warga Tanjung Anom, Deliserdang yang langsung dirawat ke RSUP Adam Malik.
Sehingga warga tidak mengetahui kondisi awal.
Pasca-isu ini, baik warga dan Forkopimdes kemudian patungan memberikan sembako sekadarnya keluarga tersebut hingga status ODP 14 hari mereka selesai.
Keluarga tersebut diminta melakukan karantina diri demi keamanan semua orang.
Satu PDP Meninggal di Simalungun
Sementara itu Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 melaporkan satu orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Perdagangan.
Pasien tersebut merupakan warga Nagori Bangun Panei, Kecamatan Dolok Marsagal, Kabupaten Simalungun.
Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Akmal Siregar melalui sambungan seluler menyampaikan singkat kondisi PDP ini.
"Tadi pagi meninggal. Sekitar pukul 06.00 WIB," katanya, Kamis (2/4/2020) siang.
Akmal enggan membeberkan secara mendetail kondisi terakhir pasien itu.
Namun, lewat pemeriksaan Rapid Test pada 28 Maret 2020 lalu, pasien tersebut dinyatakan masih negatif Corona.