Virus Corona
Per Jam Dibayar Rp 50 Ribu, Kisah Gadis Pemandu Karaoke Sampai Trauma dengan Pria Korea dan China
Sejak tiga warga Depok dinyatakan pasien Covid-19 awal Maret, anak kedua dari tiga bersaudara ini masih belum paham virus Corona
Sejak tiga warga Depok dinyatakan pasien Covid-19 awal Maret, anak kedua dari tiga bersaudara ini masih belum paham virus asal Provinsi Wuhan China itu.
"Aku enggak tahu apa corona itu," ucap dia.
• Cerita Lengkap! Baca Komik One Piece Chapter 976 Sub Indonesia, Terungkapnya Tujuan Utama Kanjuro
• Ini Dia Deretan Negara yang Belum Ada Satu Pun Kasus Positif Virus Corona Covid-19, Ini Penyebabnya
Ia masih terbayang-bayang wajah tamunya malam itu, benaknya terus bertanya apakah tamu itu sakit corona atau bukan.
Kepala Bunga langsung terasa pusing, paranoid, dan tersugesti melihat berita berseliweran pasien Covid-19 dari negeri asalnya mati tiba-tiba.
Ketakutan Bunga menjadi-jadi, mendapat telepon masuk dari tamunya semalam yang memintanya datang ke apartemen.
Kali ini ia tak peduli lagi dengan tip besar, panggilan itu langsung ditolaknya mentah-mentah.
"Aku enggak mau dong, takut ketularan dia. Tapi dianya marah, orang kayak gitu kan kekeuh," ucap dia.
Hari itu juga Bunga langsung memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat dan meminta tes corona.
Hasilnya, tak ada gejala corona yang dirasa Bunga seperti batuk kering, flu, sakit tengorokan dan demam tinggi.
Langganannya yang suka pergi pulang Korea-Indonesia itu tak pernah menghubunginya lagi sejak ada corona.
Terhitung 17 Maret 2020, Pemerintah Kota Tangerang Selatan menutup tempat hiburan malam, tak terkecuali tempat Bunga bekerja.
Hidupnya kembali normal, tak ada lagi lagu sumbang dari suara para tamunya yang mayoritas pria.

Ia memilih menjadi gadis rumahan, kumpul bersama orangtuanya, kerjaannya hanya makan tidur makan tidur.
Rasa sungkan seringkali datang, karena sebagai wanita dewasa tak enak jika terus-menerus meminta uang buat makan meski orangtuanya akan memberi.
Sampai sekarang Bunga tak punya pemasukan.