Virus Corona
Instruksi Mengerikan Presiden Filipina, Tembak Mati Orang-orang yang Melanggar Lockdown di Negaranya
Instruksi Mengerikan Presiden Filipina, Tembak Mati Orang-orang yang Melanggar Lockdown di Negaranya
TRIBUNJAMBI.COM - Pandemi wabah virus corona di dunia membuat pening seluruh kepala negara.
Pasalnya, mereka harus 'memutar kepala' untuk memutus penyebaran virus corona.
Mulai dari menerapkan social distancing hingga yang paling ekstrim dengan menerapkan lockdown.
Banyak petinggi yang akhirnya mengeluarkan aturan kejam demi memutus rantai penyebaran virus corona.
Salah satu yang kejam datang dari negara Filipina.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte perintahkan polisi tembak di tempat bagi siapa saja yang membangkang atau tidak mematuhi aturan yang telah disampaikan untuk menekan penyebaran Virus Corona atau Covid-19.
• Di Tengah Wabah Corona, Aktivitas Pabrik Kelapa Sawit di Provinsi Jambi Masih Normal
• Update Virus Corona 3 April 2020 pukul 16.00 WIB, Positif 1.986 Orang, Meninggal 134 Orang
• Virus Corona Renggut Nyawa Dokter Bedah Syaraf Wanita Pertama di Indonesia, TNI AL dan IDI Berduka
Peringatan tembak di tempat bagi pelanggar lockdown itu dikatakan Duterte setelah banyak warga di Filipina yang melawan kebijakannya melakukan lockdown.
Aljazeera.com memberitakan, peringatan dari presiden Filipina datang setelah penduduk daerah kumuh memprotes kurangnya pasokan makanan dari pemerintah untuk mereka.
Kasus Virus Corona di Filipina adalah yang tertinggi di negara-negara ASEAN, yakni 2.311 kasus, sebagaimana dilaporkan Johns Hopkins University & Medicine.
Penelusuran Wartakotalive.com, hingga siang ini, jumlah pasien Corona meninggal dunia di Filipina sebanyak 96 orang dan 50 orang dinyatakan sembuh.
• Di Tengah Wabah Corona, Aktivitas Pabrik Kelapa Sawit di Provinsi Jambi Masih Normal
• Virus Corona Renggut Nyawa Dokter Bedah Syaraf Wanita Pertama di Indonesia, TNI AL dan IDI Berduka
• Tim Gugus Tugas Covid-19 Sarolangun Pesan Ribuan Rapid Test
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memperingatkan dia akan memerintahkan polisi dan militer negara itu untuk menembak mati siapa pun "yang menciptakan masalah".
Mereka yang dianggap 'menciptakan masalah' itu terutama saat berlangsungnya penutupan selama sebulan di pulau Luzon, Filipina, yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran Virus Corona.
"Biarkan ini menjadi peringatan bagi semua. Ikuti pemerintah saat ini karena sangat penting bahwa kita memiliki perintah," katanya dalam pidato nasional televisi larut malam pada hari Rabu 91/4/2020).
"Dan jangan membahayakan pekerja kesehatan, para dokter ... karena itu adalah kejahatan serius. Perintah saya kepada polisi dan militer, jika ada yang membuat masalah, dan hidup mereka dalam bahaya: tembak mereka mati."
• Erick Thohir Tutup 51 Anak Usaha BUMN yang Berada di Bawah PT Pertamina, Telkom & Garuda Indonesia
• Kapolsek Ngeyel yang Tetap Gelar Resepsi Pernikahan saat Corona Ternyata Mantan Pacar Artis Ini
• Cek Endra Serahkan 200 Set APD kepada Tenaga Medis di Sarolangun
Peringatan Duterte datang setelah penduduk sebuah daerah kumuh di Kota Quezon Manila melakukan protes di sepanjang jalan raya dekat rumah-rumah gubuk mereka, mengklaim mereka belum menerima paket makanan dan pasokan bantuan lainnya sejak kuncian dimulai lebih dari dua minggu lalu.
Petugas keamanan desa dan polisi mendesak warga untuk kembali ke rumah mereka, tetapi mereka menolak, kata laporan polisi.
Polisi membubarkan protes dan menangkap 20 orang, tambah laporan itu.
Otoritas kesehatan di Filipina telah mencatat 2.311 kasus COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus. Setidaknya 96 orang tewas.
• Benarkah Jenazah Pasien Positif Corona Setelah Dikubur Bisa Menular? Begini Penjelasan Dokter
• Guna Penanganan Wabah Covid-19, Pemkab Tanjabtim Anggarkan Rp3,3 Miliar
Jocy Lopez, 47, yang memimpin kelompok penduduk, mengatakan mereka dipaksa untuk menggelar protes karena mereka tidak memiliki makanan karena dikunci.
"Kami di sini untuk meminta bantuan karena kelaparan. Kami belum diberi makanan, beras, bahan makanan atau uang tunai. Kami tidak punya pekerjaan. Kepada siapa kami berpaling," katanya sebelum ditangkap.
Kelompok-kelompok aktivis mengecam penangkapan itu dan mendesak pemerintah untuk mempercepat pembebasan bantuan tunai yang dijanjikan di bawah program perlindungan sosial 200 miliar peso (4 miliar dolas AS).
Bantuan itu untuk membantu keluarga miskin dan mereka yang kehilangan pekerjaan di tengah masa lockdown.
• 22 Napi Korupsi yang Dibebaskan Yasonna - Termasuk OC Kaligis, Suryadharma Ali, Setya Novanto
• Daftar Koruptor di Indonesia yang Peluang Bebas Jika Wacana Menkumham Jadi Direvisi, Versi ICW
"Menggunakan kekuatan berlebihan dan penahanan tidak akan memadamkan perut kosong orang Filipina yang, sampai hari ini, tetap membantah ... bantuan uang tunai untuk orang miskin," kata kelompok hak asasi perempuan Gabriela.
Penduduk lain kemudian mengadakan rapat umum untuk menuntut pembebasan mereka yang ditahan, memegang poster yang bertuliskan "tes massal, bukan penangkapan massal".
Wilayah utama Filipina utara Luzon adalah rumah bagi lebih dari 50 juta orang dan yang kini berada dalam penguncian (lockdown) selama sebulan.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul PERINTAH Tembak Mati Pelanggar Lockdown Disampaikan Presiden Filipina Kepada Polisi dan Militer.
(*)
Artikel Ini Juga Telah Tayang di GridHot.ID
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: