Virus Corona

Apa Itu Herd Immunity, Apabila Diterapkan akan Berakibat Seperti Ini di Indonesia

Secara garis besar, HI dapat tercipta apabila virus terus menyebar sehingga banyak orang terinfeksi dan ketika sebagiannya sembuh, banyak orang akan..

Editor: Duanto AS
Tribunjambi/Hanif Burhani
Jambi melawan virus corona. 

Kebijakan non-lockdown juga diterapkan di Inggris dan Belanda. Dua negara ini sengaja membiarkan populasinya terpapar dan kemudian tercipta individu yang memiliki antibodi natural (natural immunity) dalam jumlah besar.

Dengan demikian transmisi penyebaran Covid-19 terputus dan akhirnya membuat Covid-19 tidak lagi tersebar. Istilahnya dikenal dengan herd immunity.

Mengutip tulisan pengamat kebijakan publik, Ahmad Nur Hidayat yang berjudul Kebijakan Anti Lockdown Indonesia Dan Skenario Herd Immunity yang dimuat di gelora.co.id (21/03/20), herd immunity (kekebalan kawanan) adalah suatu bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika sebagian besar populasi menjadi kebal terhadap infeksi, baik melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi.

Istilah herd immunity pertama kali digunakan pada tahun 1923 dan diakui sebagai fenomena alami di 1930 saat sejumlah anak menjadi kebal terhadap campak dan akhirnya diikuti jumlah infeksi baru menurun berdasarkan penelitian AW Hedrich.

AW Hedrich menerbitkan penelitian tentang epidemiologi campak di Baltimore yaitu setelah banyak anak menjadi kebal terhadap campak, jumlah infeksi baru kemudian menurun, termasuk tidak tertular di antara anak-anak yang rentan tidak punya antibodi.

Meskipun kita memiliki pengetahuan ini, upaya untuk mengendalikan dan menghilangkan campak tidak berhasil sempurna sampai vaksinasi massal menggunakan vaksin campak dimulai pada 1960-an. Setelah itu campak dianggap penyakit punah.

Dalam populasi di mana sebagian besar individu memiliki kekebalan, orang kebal tidak dapat berkontribusi pada penularan penyakit, rantai infeksi menjadi kecil dan akhirnya memperlambat penyebaran penyakit.

Semakin banyak jumlah individu yang kebal dalam suatu komunitas, semakin kecil kemungkinan individu yang tidak kebal akan tertular sehingga membantu melindungi individu yang tidak kebal dari virus.

Dalam opsi kebijakan herd immunity, individu yang rentan dan tidak memiliki kekebalan alami akan menjadi korban pertama.

Orang lanjut usia, anak bayi yang belum diberi vaksin apa pun, individu yang kena HIV/AIDS, Limfoma, Leukemia, kanker sumsum tulang, gangguan limpa atau pasien kemoterapi dan radioterapi termasuk individu dengan kelainan sistem kekebalan tubuh adalah yang paling rentan dari metode herd immunity tersebut.

Jika metode herd immunity diterapkan dalam satu komunitas, individu dengan respons imun yang kuat akan mencegah transmisi ke yang lain.

Jika individu yang imun jumlahnya banyak maka transmisi Covid-19 akan menemui jalan buntu dan akhirnya penyebaran Covid-19 terhenti.

Bila benar herd immunity dianggap efektif, maka pemerintah harus menyiapkan hal-hal berikut untuk memastikan tidak menimbulkan korban yang banyak.

Pertama, memberikan perhatian khusus kepada kelompok yang paling terancam dari Covid-19 yaitu orang-orang lanjut usia, anak-anak rentan, individu yang kena HIV/AIDS, Limfoma, Leukemia, kanker sumsum tulang, gangguan limpa atau pasien kemoterapi dan radioterapi termasuk individu lain dengan kelainan sistem kekebalan tubuh.

Mereka semua tidak memiliki kekebalan yang diharapkan dari paparan Covid-19 sebagai konsekuensi menghindari lockdown. Jumlah mereka mencapai 10 hingga 15% dari populasi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved