Efek Corona

Virus Corona Giring Hampir Seluruh Anggota G20 Menuju Resesi, Kecuali Indonesia dan 2 Negara Ini

Outlook negara-negara yang tergabung dalam G20 diprediksi buram. The Economist juga memprediksi outlook yang buram bagi perekonomian global.

Editor: Fifi Suryani
Wikipedia
Negara-negara anggota G20 

TRIBUNJAMBI.COM, NEW YORK - Outlook negara-negara yang tergabung dalam G20 diprediksi buram.  

The Economist juga memprediksi outlook yang buram bagi perekonomian global.

Dalam hasil riset terbarunya, The Economist merevisi perkiraan pertumbuhan untuk semua negara di seluruh dunia seiring menyebarnya wabah virus corona. 

"Hasilnya melukiskan gambaran yang suram. Di antara seluruh negara G20, semua kecuali tiga negara akan mengalami resesi ekonomi pada tahun ini.

Siapa Sebenarnya Ivanka Trump? Sosok Cantik Berambut Pirang yang Ajak Bincang Jokowi di KTT G20

Sementara itu, ekonomi global akan mengalami kontraksi sebesar 2,2%," papar The Economist.

Berdasarkan revisi prediksi pertumbuhan untuk negara-negara G20 pada tahun 2020, ada tiga negara yang diramal masih akan mencatatkan pertumbuhan.

Indonesia merupakan salah satunya dengan revisi pertumbuhan 1% dari sebelumnya 5,1%. 

Dua negara lainnya adalah China dan India. Revisi pertumbuhan ekonomi China tahun ini adalah 1% dari sebelumnya 5,9%.

VIDEO: Forum G20, Jokowi Pamer Keberhasilan Deradikalisasi di Indonesia

Sementara India diramal akan mencatatkan pertumbuhan 2,1% (revisi) dari sebelumnya 6%. 

Ekonomi AS

Ekonomi AS akan mengalami kontraksi sebesar 2,8% tahun ini.

Respons awal pemerintahan Donald Trump terhadap virus corona terbilang buruk, sehingga memungkinkan penyakit menyebar dengan cepat. 

Selain itu, ketika risiko ekonomi yang terkait dengan Covid-19 mulai meningkat, perjanjian antara Arab Saudi dan Rusia untuk memangkas produksi minyak gagal total, yang pada akhirnya membuat harga minyak jatuh. 

G20 Sepakati 7 Jurus Pemulihan Ekonomi Global

Kombinasi epidemi virus corona dan penurunan harga minyak global, berarti bahwa investasi akan mengalami kontraksi tajam tahun ini, terutama di sektor energi, dan pertumbuhan ekspor akan menurun. 

"Ini menempatkan posisi Trump untuk terpilih kembali berada dalam risiko, karena pengangguran tampaknya akan meningkat tajam," jelas The Economist.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved