Curhat Dokter Rawat Pasien Positif Corona - Tak Berani Pulang Takut Membawa Covid-19, Pasien Bandel

"Pertanyaan yang selalu muncul setiap pagi bagaimana kalau sesuatu terjadi dengan saya, siapa yang akan merawat istri dan anak-anak nanti," ucap Ai kh

Editor: Suci Rahayu PK
Channel YouTube Najwa Shihab
Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan di Lampung, Ai Gazali mengungkap perasaanya dalam menangani para pasien wabah Virus Corona. 

Curhat Dokter Rawat Pasien Positif Corona - Tak Berani Pulang Takut Membawa Covid-19, Lihat Pasien Bandel

TRIBUNJAMBI.COM - Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan di Lampung, Ai Gazali mengungkap perasaanya dalam menangani para pasien wabah virus corona.

Hal itu diketahui melalui channel YouTube Mata Najwa pada Rabu (26/3/2020).

Ai Gazali mengatakan, selain menangani para pasien positif virus corona, ia juga merawat pasien PDP (Pasien Dalam Pengawasan).

"Saat ini saya merupakan salah satu tim dokter yang menangani dan merawat langsung pasien-pasien yang positif dan PDP Covid-19 di Bandar Lampung," ujar Ai.

Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan di Lampung, Ai Gazali mengungkap perasaanya dalam menangani para pasien wabah Virus Corona.
Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan di Lampung, Ai Gazali mengungkap perasaanya dalam menangani para pasien wabah Virus Corona. (Channel YouTube Najwa Shihab)

Secara terang-terangan, Ai mengatakan dirinya sendiri sebenarnya juga takut saat menangani para pasien positif virus corona.

Apalagi, ia khawatir lantaran istrinya tengah hamil besar di tengah pandemi virus corona.

"Bohong kalau tidak ada rasa takut dan khawatir di hati saya."

"Apalagi saat ini istri saya sedang hamil dan kami sedang menantikan putra pertama kami lahir di tengah-tengah pandemi ini," ungkapnya.

Ai bertanya-tanya jika hal buruk menimpa dirinya, siapa yang akan merawat keluarganya.

"Pertanyaan yang selalu muncul setiap pagi bagaimana kalau sesuatu terjadi dengan saya, siapa yang akan merawat istri dan anak-anak nanti," ucap Ai khawatir.

Selain itu, dia sendiri takut membawa virus corona ke keluarganya saat pulang ke rumah.

Cara Mendapatkan Keringanan Cicilan 3, 6, 9 Bulan hingga 1 Tahun dari Bank atau Leasing

Petugas yang Mengubur Jenazah sempat Kewalahan, Pasien PDP Virus Corona di Medan Meninggal

"Bagaimana jika saya membawa virus itu ke rumah dan saya membuat terjadi sesuatu kepada keluarga saya."

"Perasaan bersalah apa yang akan saya bawa seumur hidup saya," tuturnya.

Sehingga, Ai meminta agar masyarakat untuk berada di dalam rumah agar memutus penyebaran virus corona.

"Teman-teman, mohon doakan kami tim medis di garda terdepan,"

"Saya mohon kepada teman-teman untuk membantu memutus rantai penularan dengan tetap di rumah saja, jaga jarak, dan hindari keramaian," pintanya.

Lihat videonya sejak menit awal:

Petugas yang Mengubur Jenazah sempat Kewalahan, Pasien PDP Virus Corona di Medan Meninggal

Curhatan Sedih Gibran Rakabuming Putra Jokowi Bikin Sendu, Bahas Soal Nenek Kesayangannya Kini Pergi

Pesan Haru Anak Guru Besar UI yang Meninggal akibat Corona

Anak dari korban meninggal Virus Corona, dr Leonita Triwachyuni memberikan pesan terkait bahayanya Covid-19.

dr Leonita Triwachyuni sendiri merupakan anak dari Guru Besar Universitas Indonesia, Bambang Sutrisna yang meninggal karena terpapar virus corona.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Najwa Shihab pada Rabu (26/3/2020), ia menekankan soal alangkah lebih baiknya di dalam rumah di tengah wabah Virus Corona.

Leonita mengatakan bahwa di tengah wabah virus corona, orang yang berkeluyuran bisa membuat nyawa orang merenggang, khususnya bagi tenaga medis.

Ayah dari Leonita meninggal karena terpapar Virus Corona dari pasiennya.

"Hari ini makna di rumah saja yang sebagian kalian abaikan menjadi air mata buat keluarga kami."

"Ya memang Ayah sakit, bandel, disuruh jangan praktik, bilangnya kasihan orangnya dari jauh dan ternyata pasien itu adalah suspect Covid-19 yang paru-parunya sudah putih semua," jelas Leonita.

Leonita menjelaskan, pasien itu merupakan suspect Virus Corona yang baru pulang dari rumah sakit.

"Pasien tersebut pulang dari rumah sakit karena itu dan itu," katanya.

Sementara itu, ayahnya yang juga sempat dirawat di rumah sakit justru kondisinya semakin memburuk hingga meninggal dunia.

"Dibawa ke RS ayah saya tidak membaik, saturasi pun terus menurun sampai kemudian meninggal," ucap dia.

Sehingga, Leonita memberi pesan bagi masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah kecuali ada keadaan memaksa.

"Saya tulis pesan Instagram ini cuma mau minta tolong, plis untuk yang punya pilihan, jangan bandel di rumah saja."

Ia meminta agar jangan sampai menambah beban orang lain, khususnya tenaga medis.

"Dan untuk udah di rumah sakit jangan bandel sampai pulang."

"Jadi selama kalian hidup kalian hargai, punya keluarga yang kalian kasihi, keluarga yang masih hidup jangan sampai menambah beban," pesan Leonita.

Sementara itu, Najwa Shihab yang mendengar cerita dari Leonita terdengar sempat tercekat.

Suara Najwa Shihab terdengar seperti menahan tangis.

"Jangan sampai menambah beban, jangan sampai yang punya pilihan menahan beban terutama mereka-mereka tenaga medis, seperti yang dialami oleh Mbak Leonita."

"Terima kasih banyak. bergabung dengan Mata Najwa Mbak Leonita, Mba Eva terimakasih sudah bergabung, sekali lagi bela sungkawa yang mendalam untuk keluarga Mbak Leonita dan Eva," ujar Najwa Shihab.

Sedangkan, anak dari korban meninggal Virus Corona yang lain, Eva Rahmi Salama memberi pesan khusus bagi pemerintah.

Ia meminta pemerintah untuk tak hanya melakukan rapid test darah.

Pasalnya, rapid test dengan darah hasilnya tak maksimal seperti yang terjadi pada adiknya yang merupakan pasien positif Viru Corona.

Adiknya sempat dinyatakan negatif meski sudah dilakukan rapid test darah.

"Masukan untuk bagi pemerintah, jangan rapid tes saja karena swab test hasilnya lebih akurat dari rapid test."

"Soalnya adik saya pada saat rapid tes itu, dan hanya darah dan toraksnya normal dan saat di swab test, dia positif," ujar Eva.

Lalu, ia juga meminta agar hasil swab test diberitahukan secara cepat hingga dapat segera ditangani dokter.

"Penanganan hasil swab test itu kalau bisa dipercepat supaya bisa ditangani dokter dengan baik," ungkapnya.

Lihat videonya mulai menit ke-6:14:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Curhatan Dokter Rawat Pasien Corona: Perasaan Bersalah Apa yang akan Saya Bawa Seumur Hidup?, https://wow.tribunnews.com/2020/03/26/curhatan-dokter-rawat-pasien-corona-perasaan-bersalah-apa-yang-akan-saya-bawa-seumur-hidup?page=all.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved