Virus Corona
Covid-19 Sudah Buat Gaduh Dunia, Ini Jawaban Ahli Soal Kapan Virus Corona Itu Bakal Berakhir
Covid-19 Sudah Buat Gaduh Dunia, Ini Jawaban Ahli Soal Kapan Virus Corona Itu Bakal Berakhir
Covid-19 Sudah Buat Gaduh Dunia, Ini Jawaban Ahli Soal Kapan Virus Corona Itu Bakal Berakhir
TRIBUNJAMBI.COM - Tahun 2020, khususnya di awal tahun ini menjadi ujian berat bagi banyak negara.
Bagaimana tidak, virus corona yang awalnya muncul di Wuhan, China langsung menyebar sangat cepat hingga menginfeksi ratusan ribu warga di seluruh dunia.
Sejak muncul akhir tahun 2020 di China, virus dengan nama Covid-19 ini telah menyebar di 190 negara dan telah merenggut ribuan nyawa.
• Nasib Ratu Elizabeth II, Usai Pangeran Charles Positif Terinfeksi Corona, Pihak Istana Lakukan Ini
• Pangeran Charles Dinyatakan Positif Terinfeksi Corona, Sebelumnya Pangeran Monaco Positif Covid-19
• Sadarkan Warga Akan Bahaya Covid-19, Milenial di Tanjab Barat Kampanyekan Pencegahan Corona
Langkah-langkah keras telah membatasi interaksi dan kehidupan sehari-hari ratusan juta orang, dari apa yang disebut lockdown dan penutupan sekolah hingga peraturan ketat melarang pertemuan publik.
Ini adalah respon yang tidak pernah terjadi sebelumnya terhadap krisis kesehatan global yang semakin intensif, membuat banyak orang bertanya-tanya kapan kondisi akan kembali normal.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan ia yakin negara itu dapat "mengubah gelombang" dalam 12 minggu, sementara Presiden Donald Trump menyarankan Amerika Serikat dapat membuka lagi negaranya "dengan segera."
Namun, para ahli kesehatan jauh lebih waspada. Sebab, melonggarkan aturan pembatasan demi mengurangi dampak ekonomi dan sosial dapat berisiko pada gelombang kedua kasus virus corona.
• Sebelum Sang Ibu Meninggal Dunia, Presiden Jokowi Sempat Menghubungi Keluarganya di Solo
• Masih Menyisakan Misteri Atas Kematiannya, Ternyata Marilyn Monroe Pernah bertemu dengan Soekarno
• Begini Isi Telepon Terakhir Jokowi ke Keluarga Solo Sebelum Ibunda Meninggal Dunia, Tanya Hal Ini
"Kita berada di masa lockdown untuk jangka panjang, setidaknya satu atau dua bulan lagi," kata Eric Feigl-Ding, ekonom kesehatan global di Harvard Chan School of Public Health, kepada CNBC Capital Connection hari Senin.
"Virus ini tidak akan hilang dalam tiga minggu ke depan, tidak peduli bagaimana kita ingin membandingkan dengan Wuhan," kata Feigl-Ding, merujuk pada kasus-kasus virus corona di AS.
"Ini bukan Wuhan, kita tidak bisa mengalihkan seperempat dokter dan perawat dari bagian lain negara untuk datang ke satu pusat pandemi seperti yang dilakukan Cina. Jadi, sekali lagi, kita berada di masa ini setidaknya selama dua bulan atau lebih."
• Ungkap Sosok Ibunda, Adik Presiden Jokowi: Kalau Ibu bilang Tidak, Kita ndak Berani Membantah
• Begini Isi Telepon Terakhir Jokowi ke Keluarga Solo Sebelum Ibunda Meninggal Dunia, Tanya Hal Ini
Ia mengatakan, mungkin vaksin bisa tersedia lebih cepat dari 12 bulan jika ilmuwan bisa berhasil melewati tahapan ujicoba dan memberikannya kepada banyak orang dengan cepat.
Sejak muncul dari Wuhan, China pada akhir 2019, virus corona telah menyebar ke 190 negara.
Hingga saat ini, virus telah menginfeksi lebih dari 390.000 orang secara global, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University, dengan angka kematian 17.156 orang.
Wabah tersebut telah diakui sebagai pandemi oleh WHO, dan badan kesehatan PBB berulang kali menggarisbawahi pentingnya setiap negara memberlakukan tindakan kesehatan masyarakat yang luas.
"Saya tidak bisa melihat tiba-tiba minggu depan atau dua minggu dari sekarang semua ini akan berakhir. Saya kira tidak ada peluang untuk itu." Demikian kata Dr. Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease, dalam sebuah wawancara di acara NBC "TODAY" akhir pekan lalu.
Kapan vaksin siap diluncurkan?