Selasa (24/3) - Rupiah di Level Rp 16.650 per Dolar, Emas Naik Rp 30 Ribu Jadi Rp 891.000 per Gram
"Wabah virus korona dan kenaikan permintaan dolar AS menyebabkan rupiah terus berada dalam tren negatif," tutur Reny
Update Selasa (24/3) - Rupiah di Level Rp 16.650 per Dolar, Logam Mulia Naik Rp 30.00 di Harga Rp 891.000 per Gram
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih bergerak di level Rp 16.500 per dolar Amerika Serikat (AS), Selasa (24/3).
Mengutip Bloomberg pukul 08.07 WIB, rupiah ke level Rp 16.505 per dolar AS atau menguat tipis 0,42% dari sesi sebelumnya.
Rupiah terakhir kali berada di level ini pada saat krisis moneter melanda di tahun 1998.
Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah paling lemah sepanjang masa berada di posisi Rp 16.650 per dolar AS yang tercapai pada 17 Juni 1998.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, saat ini banyak orang lebih percaya diri memegang uang tunai.

Tak heran, indeks dolar naik lagi ke 103.
Permintaan terhadap dolar AS juga tengah naik karena kebutuhan membayar utang valas.
"Wabah virus korona dan kenaikan permintaan dolar AS menyebabkan rupiah terus berada dalam tren negatif," tutur Reny, kemarin (23/3).
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan, efek corona akan membuat ekonomi melambat.
Apalagi sejumlah perusahaan sudah meliburkan pekerjanya sehingga bisa menekan aktivitas ekonomi.
Kondisi saat ini, menurut para analis, masih akan membuat rupiah kembali tertekan.
• Hari Ini Bandara Sultan Thaha Jambi Tambah Fasilitas Walk Through Disinfection Untuk Cegah Covid-19
• Bocor Rekaman Video Call Sule dengan Pramugari Fany Kurniawaty, Padahal Dikabarkan Tak Jadi Nikah
Menurut Faisyal, rupiah akan menguat jika ada perkembangan positif atas penanggulangan virus corona.
Kendati ada wacana UU Pendanaan Darurat dari AS, dampak rencana ini pada rupiah minim saja.
Faisyal menyebutkan, level terburuk rupiah sepanjang masa berpotensi terlewati dalam waktu dekat jika belum ada tanda-tanda keadaan akan membaik.