Apakah Sebenarnya Klorokuin, Senyawa di Kina Disebut-sebut Bisa Sembuhkan Corona, Ini Penjelasannya
Salah satu kontroversi yang muncul yakni penggunaan klorokuin fosfat, obat antimalaria yang diklaim dapat sembuhkan Covid-19.
"Bagi malaria yang sensitif, mungkin masih bisa mengobat. Tetapi untuk kasus malaria seperti di Papua, sudah tidak mempan dengan klorokuin. Makanya, sebagian besar obat ini tidak lagi dipakai," jelas dia.
Dr Nafrialdi menegaskan malaria tidak bisa disamakan dengan penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.
"Tidak bisa diidentikkan. Malah kami tidak tahu kalau klorokuin bisa untuk (melawan) virus. Karena klorokuin itu tujuannya untuk membunuh parasit, bukan untuk meningkatkan imunitas," jelas dr Nafrialdi.
Terkait dengan temuan akan ekstrak kina tersebut, dr Nafrialdi menyatakan kemungkinan itu hanya sinyal awal.
Artinya, bisa jadi obat ini bisa menjadi vaksin corona, tetapi bisa juga tidak.
"Itu mungkin hanya sinyal awal, tapi jangan langsung diterjemahkan bisa langsung dipakai. Kalau ditanggapi masyarakat, mereka bisa langsung beli kina. Padahal itu mungkin bisa (obati corona), mungkin tidak," jelas dia.
Anjuran minum klorokuin fosfat menyebar di Nigeria
Sebelumnya, pesan berantai beredar di Nigeria melalui pesan suara Whatsapp yang mengklaim obat anti malaria, klorokuin fosfat adalah obat Covid-19, seperti dilansir dari AFP.
Pesan ini dianggap menyesatkan, yang menyatakan sebuah penelitian menemukan molekul yang menunjukkan klorokuin fosfat memiliki kemanjuran dalam mengobati penyakit.
Pejabat di Inggris telah membuka penyelidikan ke situs web ilegal yang menjual obat itu.
Dalam pesan suara yang beredar itu, seorang pria berbicara dalam bahasa Inggris dengan akses Nigeria.
Pria itu mengklaim dokter Perancis dan China menunjukkan solusi mengatasi virus corona dan solusi itu hanya ada pada klorokuin.
Klorokuin sendiri sering digunakan di Afrika untuk menyembuhkan malaria dan demam.
Dia juga mengatakan para dokter merekomendasikan untuk mengonsumsi 500 miligram klorokuin fosfat selama delapan hari.
Melalui pesan tersebut, pria itu terus mendesak agar orang-orang bergegas ke apotek untuk mendapatkan klorokuin ini.
Klorokuin sebagai obat anti malaria, ternyata telah dilarang di Nigeria sejak 2005 atas rekomendasi WHO.