Virus Corona

Kasus Virus Corona di China Turun, Tapi Kasus Perceraian Alami Peningkatan Drastis

Saat kasus Covid-19 di China terus mengalami penurunan, justru angka perceraian justru mengalami peningkatan.

Editor: Heri Prihartono
EPA-EFE/STRINGER CHINA OUT
Dokter merawat pasien virus corona di Wuhan, China 

"Sebuah janji melalui telepon diperlukan sehari sebelum pendaftaran, dan waktu kunjungan mereka dijadwalkan ke menit," kata Wang, menambahkan bahwa "biasanya butuh 30 hingga 40 menit bagi pasangan untuk mendapatkan surat nikah atau sertifikat perceraian, dan kantor akan dibersihkan setelah menerima pasangan lain, "kata Wang.

Warga tidak akan bertemu satu sama lain atau menunggu di aula seperti biasanya, kata Wang. (*)

Artikel ini telah terbit di Intisari dengan judul "Kasus Corona di China Memang Terus Menurun, Namun Tingkat Perceraian Pasangan Justru Memuncak Setelah Karantina Lebih dari Satu Bulan"

Korea Utara Klaim Nihil Kasus

 Saat negara lain darurat virus corona, justru Korea Utara  mengklaim negaranya nihil kasus infeksi Covid-19.

Para ahli mengatakan jika klaim Korea Utara soal nihil kasus virus corona hal itu yang mustahil.

Mereka malah mengaku khawatir dengan kebenaran yang mengerikan terkait virus corona tersebut.

Melansir Express.co.uk, klaim nol kasus infeksi itu sangat bertolak belakang negara jirannya, Korea Selatan.
Diketahui, Korea Selatan memiliki lebih dari 8.500 kasus Covid-19.

Belum lagi China dengan angka kasus lebih 80.000 kasus.

Menurut para ahli, klaim Korea Utara sangat mustahil karena jumlah perdagangan lintas batas antara Korea Utara dan China.

"Tidak mungkin Korea Utara tidak memiliki satu kasus virus corona," kata mantan analis CIA di Korea Utara, Jung H Pak yang sekarang bekerja untuk Brookings Institute di AS.

Lebih jauh, Pyongyang, ibu kota Korea Utara bersikeras telah mengambil langkah untuk menutup perbatasannya.

Pihak berwenang juga telah mengurangi perdagangan dengan China serta menempatkan pembatasan pada diplomat asing dan staf internasional yang berbasis di China.

Pembatasan perbatasan mulai berlaku setelah konfirmasi resmi wabah pada Januari 2020.

Dengan demikian, tampaknya, sangat mungkin beberapa kasus infeksi menyebar ke Korea Utara.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved