Virus Corona
Anda Harus Tetap Kerja di Kantor di Tengah Wabah Virus Corona, Ini Saran Penting Dari WHO
Adakalanya anda harus keluar rumah karena keperluan mendesak misalnya keperluan kerja ke kantor di tengah pandemi Covid-19.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan Anda tetap menjaga higiene diri hingga menjaga jarak aman dengan orang yang menunjukkan gejala.
• Hasil LIDA 2020 Indosiar Malam Tadi Top 24 Grup 1, Andari Tertinggi, Wiranti Gorontalo Tersenggol
• Dinas PUPR Merangin Tagih Uang Rp 1 Miliar ke Kontraktor
• Prestasi Valentino Rossi di MotoGP, Pertama Balapan 1996 Bela Scuderia AGV Aprilia, Tahun Ini Juara?
Di perjalanan
Terapkan higiene tangan sesering mungkin terutama setelah berkontak dengan sekresi pernapasan termasuk tetesan air dari bersin atau batuk yang dikeluarkan.
Jika Anda bepergian menggunakan kendaraan umum, ahli mikrobiologi dari Universitas Arizona, Amerika Serikat, Charles Gerba mengingatkan, mencuci tangan setelah turun dari kendaraan umum untuk memastikan kuman dan virus enyah.
Cucilah tangan menggunakan air dan sabun atau pembersih tangan berbasis alkohol.
Ingatlah, pembersih tangan disarankan jika tak ada kotoran terlihat di tangan.
• PENTING! Protokol Kesehatan Jika Mengalami Gejala Virus Corona, Anda Ikuti Petunjuk Ini
• Pj Sekda Pimpin Tim Gugus Pencegahan Corona, Status Kewaspadaan Bakal Ditentukan Malam Ini
• Warga Nipah Panjang Heboh dengan Kemunculan Buaya di Aliran Sungai
Cara ini, menurut Gerba lebih efektif ketimbang mengenakan sarung tangan karet sepanjang perjalanan.
Jangan lupa menutup hidung dan mulut menggunakan bagian dalam sikut atau kertas tisu saat batuk atau bersin. Buang segera tisu setelah pakai.
Usahakan sebisa mungkin tidak menyentuh area wajah, termasuk hidung, mata dan mulut.
Masker bedah tidak dibutuhkan jika Anda tak menunjukkan gejala Covid-19. Tidak ada bukti masker bisa melindungi orang sehat dari paparan.
Sebaiknya hindari kerumuman misalnya di jam-jam tertentu saat kendaraan umum biasanya dipadari banyak orang.
Berada di kerumuman bisa meningkatkan risiko Anda tertular kuman terutama yang ditransmisikan dari batuk dan bersin.
WHO menyarankan, sebaiknya menjaga jarak setidaknya satu meter dari orang yang menunjukkan gejala atau setidaknya batuk dan bersin.
Sebisa mungkin hindari menyentuh ponsel selama di perjalanan karena benda ini bisa menjadi tempat subur untuk kuman.
Jari-jari kotor Anda sudah menyentuh tiang atau pegangan di kendaraan umum lalu menyentuh layar ponsel dan pipi.
Social distancing perlambat persebaran virus corona
Virus corona baru, COVID-19, menyebabkan banyak kekhawatiran di masyarakat, alasannya karena banyak hal yang belum bisa diprediksi terkait penyebaran virus ini.
Marc Lipsitch, ahli epidemiologi penyakit menular dari Harvard University menjelaskan, “20 hingga 60 persen orang dewasa dipastikan akan terinfeksi penyakit Covid-19, namun tingkat fatalitas hanya 1 persen," demikian Vox, Senin (16/3/2020).
Kecepatan persebaran wabah virus memiliki konsekuensi tertentu.
Ketika semua orang terinfeksi di waktu yang bersamaan, para ahli epidemiologi mengkhawatirkan sistem pelayanan rumah sakit akan kewalahan dengan lonjakan jumlah pasien terinfeksi virus corona.
Hal tersebut dapat dihindari dengan berbagai pencegahan seperti pembatalan acara publik, bekerja dari rumah, karantina diri dan jauhi keramaian.
Bahkan beberapa negara di dunia seperti Indonesia telah menghentikan sebagian besar proses belajar mengajar.
Hal ini diupayakan untuk memperlambat persebaran virus.
Dr. Siouxsie Wiles, seorang ahli mikro biologi asal New Zealand telah memberikan penjelasan terkait ini.
Dalam unggahan media sosial Twitternya, ia menjelaskan mengenai grafik yang ia sebut “Flatten The Curve”.
Dalam unggahannya tersebut, ia menjelaskan bahwa untuk menurunkan kurva infeksi penyebaran virus, atau meratakan kurva tersebut, kita perlu memberikan "jarak sosial" alias social distancing dengan orang lain.
Hal itu dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus, juga untuk meminimalisir jumlah orang yang terinfeksi.
Emily Landon, seorang spesialis penyakit menular pun membenarkan hal tersebut.
"Jadi, meskipun Anda merasa sehat, Anda harus tetap melakukan tindak pencegahan ‘jarak sosial’. Ketika anda terinfeksi virus, Anda dapat menularkannya ke orang-orang yang lebih tua dan rentan, Anda harus memikirkan mereka juga,” ujar Landon.
Jangan banyak mencamil makanan manis, sistem imun turun
Konsumsi gula berlebihan tidak hanya memicu kenaikan kadar gula darah dalam tubuh, namun juga dapat meningkatkan berat badan hingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Hal berbahaya lain yang tidak disadari saat mencamil makanan manis berlebihan adalah dapat melemahkan sistem imunitas tubuh.
Sebuah studi yang dilakukan pada 1970 menyatakan bahwa orang yang telah mengkonsumsi gula berlebihan, memiliki sel darah putih yang kurang agresif dalam menghancurkan bakteri jahat.
Ahli nutrisi Monica Reinagel menjelaskan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi gula dapat menyebabkan darah putih mengalami koma sesaat.
"Secara sederhana bisa dikatakan bahwa sel darah putih yang mengandung banyak gula menjadikan sistem imun lebih lemah dalam merespon," kata Reinagel seperti dikutip dari laman health24, Senin.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan pada seekor tikus menunjukkan bahwa konsumsi gula yang berlebihan dan efeknya pada sistem kekebalan tubuh, tergantung pada jenis bakteri atau virus yang dilawan.
Konsumsi gula dalam jumlah yang tepat tampaknya dapat membantu tikus pulih dari infeksi virus, namun tidak berhasil dalam memerangi infeksi bakteri pada tubuh tikus tersebut. (Antaranews