Datang Wisuda Bawa Bronjong Buat Jualan, Begini Kisah Bakul Sayur Keliling Jadi Sarjana di UTP Solo

Sosok Amirudin mendadak menjadi perhatian publik saat mengikuti 'sakral' wisuda di Universitas Tuna Pembangunan (UTP) Surakarta, Sabtu (29/2/2020).

Editor: Tommy Kurniawan
ist
Datang Wisuda Bawa Bronjong Buat Jualan, Begini Kisah Bakul Sayur Keliling Jadi Sarjana di UTP Solo 

Dengan perjuangan yang tidak mudah harus banting tulang sembari menyelesaikan S1, ternyata setiap hari Amir bisa mendapatkan penghasilan cukup lumayan dengan berjualan sayur keliling.

PADA MINTA FOTO : Amirudin mahasiswa Program Studi PKO FKIP UTP Surakarta yang merupakan penjual sayur keliling saat wisuda di GOR UTP Kampus III di Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu (29/2/2020).
PADA MINTA FOTO : Amirudin mahasiswa Program Studi PKO FKIP UTP Surakarta yang merupakan penjual sayur keliling saat wisuda di GOR UTP Kampus III di Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu (29/2/2020). (TribunSolo.com/Dok Amirudin)

"Kalau satu bronjong di motor habis bisa dapat Rp 1,3 juta, tetapi laba bersih bisa kantongi Rp 70-120 ribu per hari," ujar dia.

Dapat Apresiasi Rektor

Saat datang ke wisuda menggunakan sepeda ber-bronjong yang berisi sayur-mayur lengkap dari Bumi Intanpari itu, dia sempat mengejutkan banyak wisudawan dan orang tua wisudawan.

Termasuk Rektor UTP Surakarta Prof Tresna Priyana Soemardi dan pejabat kampus sempat mendatanginya serta mengucapkan selamat atas raihan S1 yang didapatkannya.

"Pak Rektor berpesan jangan berhenti belajar," paparnya.

Apalagi prosesi wisudanya cukup spesial karena disaksikan bapaknya yang datang jauh-jauh dari lereng Gunung Lawu di Jatiyoso tersebut.

"Bapak sama adik yang bisa hadir menyaksikan saya wisuda S1 yang didapatkan dengan tidak mudah karena harus kerja keras," aku dia.

Dia berharap dengan raihan S1 itu bisa membuatnya tetap setara dengan anak-anak muda lainnya yang rata-rata sudah bergelar sarjana.

Termasuk membanggakan orang tuanya yang selama ini hanya bekerja serabutan jadi buruh tani.

"Saya tetap akan berjualan sayur dan bisa meraih mimpi saya jadi guru olahraga," harap dia.

"Saya buktikan dengan keterbatasan ini bisa tetap kuliah," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved