Virus Corona

Kisah Sedih Mahasiswa Indonesia yang Masih Tertahan di Wuhan, Ungkap Kondisi yang Kesepian!

7 WNI masih berada di Wuhan China, tiga diantaranya gagal dievakuasi lantaran tidak memenuhi persyaratan kesehatan.

Editor: Heri Prihartono
int
Sedih, Curhat Kesepian Mahasiswa Indonesia yang Tertahan di Wuhan, Sampai Harap Ada Demit Buat Teman  

TRIBUNJAMBI.COM - 7 WNI masih berada di Wuhan China, tiga diantaranya gagal dievakuasi lantaran tidak memenuhi persyaratan kesehatan.

Seperti dilansir voaindonesia.com, Humaidi adalah salah satunya. Mahasiswa S-2 jurusan linguistik itu terpaksa harus tinggal lebih lama di Wuhan akibat batuk yang ia alami saat proses evakuasi berlangsung.

Humaidi mengaku sangat terpukul saat mengetahui ia tak bisa pulang bersama kawan-kawan lainnya yang dievakuasi pemerintah awal Februari lalu.

“Saya pas itu lebih dari sedih. Mental saya itu ndumplang (jatuh), (rasanya seperti) mau nyebur ke sumur," ujarnya dikutip dari voa indonesia.

SEDANG TAYANG! Liga 1 2020 Perdana, Persebaya Vs Persik, Bisa Ditonton Live Streaming di HP

Liga 1 2020 Persebaya Vs Persik, Sabtu (29/2) Malam Ini Pukul 18.30 WIB,Ditonton Live Streaming

BOCAH Tewas Dipatuk Ular Weling, Panji Petualang Sebut Perilaku & Ciri-ciri Ular Kecil Mematikan

 

Sehari-hari, Humaidi menghabiskan kegiatan di dalam asrama.

Tinggal di Asrama yang kosong dan lengang membuat Humaidi mengaku kesepian. Nyaris seluruh penghuni asrama kampusnya telah meninggalkan Wuhan.

"Saya ngetok tiappintu di sebelahku. Saya ingin merasakan keberadaan makhluk hidup. Bahkan demit saja saya harap-harap adalah buat teman," ujarnya.

Meski demikian, kontak dengan pihak kampus terjalin secara teratur.

Humaidi mendapatkan makan 3 kali sehari, termasuk pengecekan suhu rutin.

Arab Saudi Tutup Sementara Izin Umrah, Gubernur Jambi Imbau Warga Tak Cemas

Bulan Suci Ramadhan Segera Tiba, Yuk Simak Manfaat Luar Biasa Puasa Bagi Tubuh Manusia

Kronologi KKB Papua Serang Pos TNI, Warga Berhamburan Menyelamatkan Diri

Warga Negara Indonesia (WNI) asal Sulsel yang kuliah di Wuhan, China, tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu (15/2/2020) dini hari.
Warga Negara Indonesia (WNI) asal Sulsel yang kuliah di Wuhan, China, tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu (15/2/2020) dini hari. (Sanovra/tribun-timur.com)

Wabah Korona yang bermula di kota tempatnya menuntut ilmu tersebut membuat ia dan penghuni kota lainnya serba ekstra waspada, bahkan paranoid terhadap gejala sekecil apapun pada tubuh.

”’Waduh nafasku kok ngga enak. Tanda-tanda ini, Korona ini, Korona ini!’ orang-orang jadi takut,” keluh Humaidi.

Belum dapat dipastikan kapan WNI yang tersisa di Wuhan bisa dievakuasi. Menurut keterangan KBRI China, seluruh Provinsi Hubei masih dalam isolasi total, termasuk untuk akses keluar masuk.

Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto juga belum bisa memastikan waktu evakuasi, “Tergantung kebijakan China apakah mereka sudah boleh keluar Wuhan.”

Ia menambahkan tindakan pasca evakuasi yang akan diberikan kepada WNI di Wuhan ini juga belum bisa dipastikan apakah akan sama seperti 238 WNI sebelumnya yang dikarantina di Pulau Natuna awal Februari lalu.

Virus Bukan Asal Wuhan

 Tenyata Bukan Wuhan China, Inilah Tepat Pertama Lahirnya Virus Corona, Gini Temuan Para ilmuwan

Masih seputar wabah yang bikin masyarakat dunia khawatir, Virus Corona.

Temuan terbaru para ilmuwan di China soal asal juasal Virus Corona.

Berdasarkan analisis data genomik dari 93 sampel, Virus Corona ternyata berasal dari wilayah lain di luar kota Wuhan, provinsi Hubei.

Awalnya Virus Sorona diklaim berasal dari sebuah pasar Seafood di kota Wuhan, provinsi Hubei, China.

Namun hasil penelitian Akademi Ilmu Pengetahuan China dan Lembaga Penelitian Otak China mengatakan, Virus Corona yang telah merenggut lebih dari dua ribu nyawa ini berasal dari Xishuangbanna.

Xishuangbanna, adalah sebuah prefektur otonomi di provinsi Yunnan, China.

Berada di ibukota Jinghong, kota bersejarah yang dahulu memiliki kerajaan Sipsongpanna, di bagian selatan provinsi Yunnan, China.

Tim penelitian yang dipimpin oleh Dr. Yu Wenbin mengurutkan data genomik akan 93 sampel SARS-Cov-2 alias virus corona dari 12 negara untuk melacak sumber infeksi dan memahami bagaimana penyebarannya.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa saat penyebaran cepat terjadi di pasar Huanan Seafood di Wuhan, terjadi pula dua ekspansi populasi besar pada 8 Desember dan 6 Januari 2020.

Penelitian yang dipublikasikan di situs institut penyelenggara tersebut pada Kamis kemarin menyatakan kemungkinan penyebaran virus dimulai dari orang ke orang bukan pada awal Desember bahkan sejak akhir November 2019.

Studi untuk mengetahui apakah benar pasar Huanan Seafood di Wuhan menjadi satu-satunya tempat kelahiran virus corona dianggap sangat penting untuk menemukan sumber aslinya.

Tim peneliti juga perlu menentukan inang perantara agar dapat mengendalikan epidemi dan mencegah penyebarannya lagi.

Petugas medis mengarahkan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang telah disemprot cairan disinfektan setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 WNI dari Wuhan tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona
Petugas medis mengarahkan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang telah disemprot cairan disinfektan setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 WNI dari Wuhan tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona (Antara)

Para ilmuwan juga mengatakan walaupun Pusat Kontrol Penyakit dan Pencegahan Nasional China (CCDCP) telah meningkatkan level penyebaran Virus Corona pada tingkat 2 sejak 6 Januari 2020, informasinya masih belum tersebar secara menyeluruh.

"Sebenarnya jika peringatan itu sudah didapat oleh seluruh lapisan masyarakat, angka infeksi secara nasional dan global tidak akan tinggi. Dan dari pertengahan sampai akhir Januari pasti dapat berkurang." jelas tim peneliti.

Sementara di Xiang Nijuan, seorang peneliti CCDCP mengatakan pada Sabtu (22/02/2020) orang terinfeksi virus corona sudah terjangkit virus tersebut dua hari sebelum gejalanya muncul.

Untuk itu, setiap orang yang pernah berkontak langsung dengan pasien terinfeksi virus corona dalam 48 jam harus mengarantina diri mereka selama 14 hari. Sampai saat ini, Virus Corona telah menginfeksi sebanyak lebih dari 76 ribu orang dan menewaskan lebih dari dua ribu orang.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Sedih, Curhat Kesepian Mahasiswa Indonesia yang Tertahan di Wuhan, Sampai Harap Ada Demit Buat Teman, https://makassar.tribunnews.com/2020/02/29/sedih-curhat-kesepian-mahasiswa-indonesia-yang-tertahan-di-wuhan-sampai-harap-ada-demit-buat-teman?page=all.


Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved