23 Orang Tewas dalam Demo Menentang UU Kewarganegaraan di India
Selain itu, ada seorang reporter saluran lokal India JK 24x7 yang tertembak dan dua wartawan NDTV yang dipukuli. Korban sipil lainnya adalah pengemudi
Kerusuhan ini cukup membuat malu Perdana Menteri India, Narendra Modi yang telah menjauhkan perhatian juga kunjungan Trump di India.
Insiden Selasa (25/02/2020) sore juga menunjukkan adanya perusakan masjid di wilayah Shahadra.
Para perusak berusaha mengoyak simbol bulan sabit dari atas menara.
Kekerasan ini dipicu oleh Kapil Mishra, ketua BJP (Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata), yang mengancam kelompok pemrotes penentang CAA selama akhir pekan.
Dia mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan diusir secara paksa begitu presiden Trump meninggalkan India.
Juru bicara Kepolisian Delhi, MS Randhawa memberitahukan bahwa situasi terkendali dan "sejumlah polisi" telah dikerahkan.
Namun massa terus meneriakkan slogan dan saling melempar batu.
Randhawa kemudian mengatakan bahwa polisi telah mengerahkan drone untuk meindai rekaman kamera CCTV. Dia akan memberi sanksi bagi pembuat onar.
Peristiwa itu menyisakan sejumlah pemandangan yang tidak mengenakkan seperti kendaraan hangus, jalanan penuh batu di Jaffrabad dan Chand Bagh pada Selasa paginya.
• Mengapa Rudy Badil dan Nanu Mulyono Keluar Warkop DKI?
• Diisukan Melarikan Diri saat Tragedi Susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi Pihak keluarga Bantah IYA Kabur
Akibat peristiwa itu, beberapa stasiun metro terpaksa ditutup.
Menanggapi peristiwa nahas tersebut, ketua menteri yang baru terpilih kembali, Arvind Kejriwal meminta pemerintah federal untuk memulihkan ketertiban.
Pada kenyataannya, tidak ada cukup polisi di jalan.
Polisi yang berjaga bahkan tidak mendapat perintah dari atas untuk mengendalikan situasi.
CAA atau Citizenship Amendment Act merupakan amnesti kepada imigran non-Muslim dari tiga negara mayoritas Muslim terdekat seperti Afghanistan, Pakistan dan Bangladesh.
Pemerintah Modi menyangkal hal ini dan mengatakan bahwa dia hanya berusaha memberikan amnesti kepada minoritas yang dianiaya.