Berita Tanjab Barat

Mapping Daerah Rawan Karhutla, Kapolres : Perlu Bergerak di Semua Sektor, Polisi, TNI & Masyarakat

Mapping Daerah Rawan Karhutla, Kapolres : Perlu Bergerak di Semua Sektor, Polisi, TNI & Masyarakat

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Deni Satria Budi
Tribunjambi.com/Darwin Sijabat
Mapping Daerah Rawan Karhutla, Kapolres : Perlu Bergerak di Semua Sektor, Polisi, TNI & Masyarakat 

Mapping Daerah Rawan Karhutla, Kapolres : Perlu Bergerak di Semua Sektor, Polisi, TNI & Masyarakat

TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Empat kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) masuk zona merah rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Kepolisian Resort Tanjung Jabung Barat mendeteksi ada empat kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam zona merah rawan terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yakni Senyerang, Pengabuan, Betara dan Tungkal Ulu.

Kapolres Tanjab Barat AKBP Guntur Saputro mengatakan, pihaknya telah melakukan mapping di kawasan kawasan yang di anggap sebagai rawan karhutla seperti yang terjadi di tahun 2019 lalu.

"Empat kecamatan itu Senyerang, Pengabuan, Betara dan Tungkal Ulu. Ini berdasarkan data tahun 2019 lalu, dan kita petakan menjadi zona merah," ungkap Kapolres, Rabu (26/2/2020).

Cegah Karhutla, Kapolres Tanjab Barat Dukung Pembuatan Sekat Kanal dan Embung

Dua Terdakwa Karhutla di Muarojambi Dituntut dengan Tuntutan Berbeda, Paling Tinggi 10 Bulan Penjara

Koalisi Masyarakat Sipil Kawal RUU Masyarakat Adat Kontribusi Masyarakat Adat untuk Indonesia

Kapolres menegaskan kepada semua pihak untuk dapat bekerjasama dalam melakukan pencegahan tejadinya karhutla di Tanjabbar.

"Kita perlu bergerak di semua sektor, baik itu masyarakat, kita sendiri (red,Polisi), TNI dan pihak lainnya," ujarnya.

Ia juga meminta kepada perusahaan untuk melengkapi sarana prasarana (sapras) sebagaimana di atur dalam peraturan gubernur (pergub).

"Seperti menara api, embung-embung dan personel pemadam kebakaran," bilangnya.

26022020_Kapolres Tanjab Barat meninjau kanal
26022020_Kapolres Tanjab Barat meninjau kanal (Tribunjambi.com/Darwin Sijabat)

AKBP Guntur Saputro mengecam jika perusahaan menyiapkan personil pemadam kebakaran yang tidak terlatih. Hal itu akan membahayakan keselamatan para pemadam sendiri.

"Harus yang sudah terlatih dan paham penanganan karhutla, jangan sembarang," kecamnya.

Selain itu, saat ini tengah di lakukan pembentukan desa peduli api di Kabupaten Tanjabbar. Tunjuannya adalah untuk membuat masyarakat sadar api agar karhutla tidak terjadi.

"Kita bangun komunikasi kepada desa desa dan kita akan buatkan dan bimbing desa peduli api," jelasnya

Mantan Kasubdit I Ditrektorat Kriminal Khusus Polda Jambi ini juga mengaku telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk dengan Badan Restorasi Gambut Daerah (BRGD) dan BRG Pusat.

Hal itu di lakukan untuk pemetaan kawasan yang rawan kebakaran untuk di buatkan sumur sumur bor. Guntur juga melakukan pemantauan pembuatan kanal dan embung air untuk mencegah karhutla.

"Ini kita terus pantau pembuatan kanal saat ini, supaya nanti saat terjadi karhutla kita sudah memiliki cadangan air untuk melakukan pemadaman," kata Kapolres.

Selain kanal, Guntur juga menegaskan saat ini pembuatan embung juga di lakukan. Hal itu di tujukan supaya pembuatan embung berkualitas.

"Pembuatan sarana prasarana embung standar dan sekat Kanal pada Lahan Gambut Sebagai Cadangan Air oleh masyarakat dan perusahaan," sebutnya.

Bukan hanya itu, Kapolres juga menargetkan menjadi percontohan standarisasi embung serta sekat kanal.

"Guna mencegah dan menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Tanjab Barat kita perlu membuat embung dan sekat kanal," ungkapnya.

Embung dilahan gambut tersebut milik perkebunan perorangan milik Budi Hartono, Embung Air Swadaya milik masyarakat berukuran 30 meter x 100 meter dengan kedalaman 3 meter. Ada juga Embung Desa Muntialo ukuran 30 m x 40 m dengan kedalaman 3 meter.

Adapun komposisi sekat kanal tersebut berisi tumpukan papan yang dibentuk tepat dibawah dataran air, kemudian di bawah tumpukan papan yang telah dibentuk tersebut tersimpan air dengan harapan saat musim kemarau cadangan air akan tetap ada.

Guntur menyebutkan ucapan terimakasih kepada, Budi Hartono atas dukungannya membuat embung swadaya dilokasi miliknya.

"Akan mensosialisasikan embung ini sebagai embung percontohan bagi perusahaan perkebunan lain sebagai langkah dan upaya pencegahan menghadapi karhutla," jelasnya.

Mapping Daerah Rawan Karhutla, Kapolres : Perlu Bergerak di Semua Sektor, Polisi, TNI & Masyarakat (Darwin Sijabat/ Tribunjambi.com)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved